Di Kota Batu, kita bisa saja menikmati keindahan alam seperti danau Ranau, sawah, dan barisan pegunungan dengan berjalan kaki pada pagi hari. Ini dilakukan juga oleh warga Kota Batu saat mereka melakukan aktivitas harian, seperti berkebun atau bersawah. Namun, ada juga yang berkendara bila ingin pergi ke tempat yang jauh. Saya sering berpapasan dengan petani yang membawa keranjang yang berisi sayuran di punggungnya, tetapi ada juga yang memakai sepeda ontel.
Selain berjalan kaki, mobilitas warga menggunakan  transfortasi air, yaitu perahu ketek. Perahu ini sangat diminati karena warga yang tinggal di pinggir danau agar lebih cepat sampai dibandingkan berkendara melalui jalur darat. Benar, saya pernah mencoba untuk melewati jalur darat, tetapi berhenti saat melihat tanjakan 45 derajat di depan mata. Risiko tergelincir saat hujan membuat warga lebih memilih transfortasi air.
Biasanya para wisatawan akan diajak berkeliling danau sambil melihat keadaan pulau Marisa yang ada di tengah danau Ranau. Pemandangan danau Ranau yang biru dan hijaunya dedaunan di pinggir danau, serta embusan angin danau yang menyejukkan memanjakan wisatawan untuk menikmati danau Ranau dari atas perahu ketek.
Pengembangan Pariwisata
Saya optimis bahwa desa wisata Kota Batu ini bisa berubah statusnya menjadi desa wisata maju asalkan kolaborasi antar berbagai pihak dapat terjalin dengan baik. Pembekalan dan sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang keuntungan menjadi desa wisata, kesigapan aparat desa untuk berbenah dan memajukan desa, dan tentu saja berbagai dukungan material atau moral cara dari pemerintah OKU Selatan dalam rangka memperkenalkan pariwisata di daerah danau Ranau ini, termasuk desa wisata Kota Batu. Salah satunya adalah dengan mengadakan festival kreatif lokal yang diadakan setiap tahunnya.Â
Acara festival tahunan ini bertujuan untuk memperkenalkan wisata, budaya, dan kearifan lokal dari danau Ranau. Dengan adanya festival, masyarakat di luar danau Ranau akan tergerak untuk menghadiri acara. Tentu saja hal itu akan menambah pendapatan desa dan daerah OKU Selatan.
Ada harapan besar bahwa desa wisata Kota Batu ini akan terus berkembang menjadi desa wisata kategori maju. Oleh karena itu, selain  dukungan dari ketiga pihak di atas, desa ini juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak luar seperti Adira Finance untuk membantu ekonomi Indonesia dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya segmen UMKM. Melalui Festival Kreatif Lokal yang merupakan salah satu bagian dari Program CSR Tahunan Adira Finance, "Berbagi untuk Negeri". Program ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi lokal di pelosok negeri sehingga ekonomi dapat tumbuh dan secara jangka panjang akan dapat memperkuat sektor ekonomi negara Indonesia. Banyak potensi UMKM di desa ini, seperti pembuatan gula aren Ranau, kopi Ranau, makanan khasnya, dan tas belanja yang terbuat dari botol minum kemasan. UMKM yang maju tentu saja akan membantu pendapatan daerah bahkan negara.
Komitmen dari Adira Finance  dengan mengadakan Festival Kreatif Lokal di 5 desa wisata di wilayah pulau Jawa dan Bali akan dilaksanakan sampai 13 November 2022, dengan mengusung tema Desa Wisata Ramah Berkendara menjadi secercah harapan bagi desa-desa wisata meskipun pelaksanaannya hanya terbatas di 5 desa wisata di wilayah Jawa dan Bali, bukan di Sumatra Selatan.Â
Saya berharap semoga tahun depan festival kreatif lokal Adira Finance ini bisa dilaksanakan di pulau Sumatra Selatan, terkhusus danau Ranau, OKU Selatan. Yuk, berwisata ke Kota Batu dan temukan hal menarik juga di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H