Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Akankah Desa Wisata Kota Batu Menjadi Desa Wisata Ramah Berkendara?

7 November 2022   09:18 Diperbarui: 7 November 2022   09:21 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Instagram @disbudparsumsel
Instagram @disbudparsumsel
Kreatifnya warga Kota Batu dalam melihat potensi desa, yaitu danau Ranau di sepanjang desa. Mereka  membuat keramba bagi ikan mujair danau. Keramba-keramba itu menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga. Pemanfaatan sumber daya alam ini bukan hanya dilakukan oleh satu orang saja, tetapi hampir sebagian warga yang tinggal di pesisir danau melakukannya. Pemandangan keramba di pinggir danau ini dapat menjadi objek wisata yang menarik bagi para wisatawan.

Instagram @disbudparsumsel
Instagram @disbudparsumsel

Selain pemandangan keramba, wisatawan bisa memanfaatkan homestay untuk tempat tinggal. Hunian itu merupakan rumah warga dan membaur dengan pemilik rumah dan warga sekitar yang kebanyakkan bersuku asli Ranau. Selain mengedepankan sikap kekeluargaan, wisatawan dapat berlama-lama menikmati Desa Wisata Kota Batu yang dikelilingi panorama alam yang indah seperti sawah, danau, wisata air panas, dan pegunungan. Homestay dapat menjadi salah satu potensi yang akan membantu masyarakat dan desa untuk memajukan desa Kota Batu.

Sebuah fasilitas kesehatan, yaitu Puskesmas sudah ada di sana dan beroperasi dengan baik. Di sana pula saya dan keluarga sering meminta bantuan dari dokter meskipun untuk mencapai desa ini kami harus turun gunung. Puskesmas ini dilengkapi fasilitas pasien rawat inap sehingga sangat membantu warga atau wisatawan saat mengalami kendala kesehatan agar tidak berobat keluar dari desa.

Dokpri
Dokpri

Setelah berobat, biasanya saya dan keluarga akan mengelilingi Kota Batu. Ada tempat yang bisa dikunjungi di Kota Batu ini, yaitu pelabuhan dan pemandian air panas. Perahu ketek akan membawa wisatawan atau warga menuju tempat tersebut. Kita bisa berperahu di atas hamparan biru air danau Ranau dan merasakan sejuknya udara dari atap perahu.

Pada hari Rabu tertentu pelabuhan ini akan dipenuhi oleh warga yang akan pergi atau pulang berbelanja dari pasar pekanan (kalangan). Bila tiba waktu kalangan, seluruh warga Warkuk Ranau Selatan sampai Lampung tumpah ruah di jalan. Kesempatan ini pula akan digunakan oleh para wisatawan untuk berkeliling danau. 

Ikan Mujair Ranau dan Sumber Pendapatan Penduduk

Instagram @ranau.info
Instagram @ranau.info
Salah satu mata pencarian warga Kota Batu adalah nelayan. Tangkapan utama di sini adalah ikan mujair Ranau. Ikan Mujair Ranau ini berbeda dengan mujair kolam, dari segi struktur, rasa, dan harga. Warga asli Ranau lebih memilih  mujair Ranau yang katanya lebih lezat dari mujair kolam. Tingkat gurih yang dirasakan dari seekor mujair Ranau yang segar cukup menjadi kenangan saya saat ini.

Kekayaan alam perikanan ini membuat banyak warga menggunakannya sebagai salah satu sumber pencarian selain bertani, berdagang merica, kopi, atau alpokad. Warga membuat keramba di pinggir danau sehingga cita rasa ikan mujair tidak berubah. Itu adalah kearifan lokal warga yang patut diapresiasikan. Alam dan manusia sama-sama memberikan keuntungan tanpa merusak alam.

Ada satu cerita ketika saya dan keluarga pergi ke Kota Batu, pada saat itu banyak ikan yang mati bergelimpangan. Saya yang melihat hal itu ingin sekali mengambil dan membawanya pulang. Mubazir, pikir saya. Namun, seorang warga mengatakan bahwa pada waktu tertentu gunung Seminung mengeluarkan zat yang membuat ikan-ikan mati. Hal tersebut berlangsung beberapa hari sehingga tidak ada nelayan yang berani menangkap ikan dari danau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun