Pacaran seakan menjadi tren. Akhir-akhir ini berita sewa pacar menjadi perbincangan hangat di media massa. Zaman sudah aneh, bukan? Apakah menjadi sebuah kebanggaan jika sudah memiliki pacar?
Menurut banyak orang, pacaran bagi para remaja awal atau menjelang dewasa dianggap sebagai salah satu cara untuk mengenal seseorang lebih jauh. Bahkan orang yang memiliki pacar itu termasuk orang yang popular.Â
Berpuluh tahun yang lalu, ketika saya masih SMP, teman-teman berbondong-bondong mencari pacar. Saya sampai heran kenapa mereka melakukannya.Â
Setelah saya analisis sendiri, ternyata ada beberapa alasan mengapa mencari pacar pada saat itu terlihat gencar.
Pertama, pacaran dianggap sebuah prestige yang tinggi pada masa itu. Orang yang tidak memiliki pacar dianggap tidak gaul dan tidak cantik. Padahal ukuran gaul atau cantik itu bukan karena berpacaran melainkan sikap 'lincah' dari pasangan tersebut.
Kedua, pacaran dianggap bisa melindungi diri dari gangguan di jalan. Namun, pada kenyataannya orang yang  berpacaran yang membuat orang lain terganggu. Risih sekali saat melihat orang yang berpacaran dengan sikap seperti suami-istri, bemesraan di tempat umum tanpa sedikit pun rasa malu. Meskipun rasa malu itu ada, mereka menanggalkannya pada saat berpacaran.
Ketiga, faktor ekonomi. Dengan berpacaran, pasangan bisa dengan leluasa membuat dirinya 'kaya'. Kadang, pasangan ini tidak malu menggunakan uang dari pasangannya untuk keperluan pribadi. Ungkapan 'matre' seringkali terlontar untuk orang yang seperti ini.
Keempat, memiliki pacar katanya bisa memotivasi seorang remaja untuk lebih giat belajar. Kenyataannya, justru remaja yang berpacaran akan malas dan cenderung memikirkan pacarnya. Jika pun mereka terlihat giat, maka itu kamuflase yang sifatnya sekilas.
Keempat penyebab seseorang berpacaran itu hanya analisis rendahan dari saya. Entahlah bagaimana ayah dan ibu saya tidak pernah sekali pun bertanya tentang pacar sejak kecil sampai menjelang menikah.Â
Kedua orang tua saya termasuk orang tua yang sangat berhati-hati bila saya berteman dengan laki-laki, terlebih ayah yang sangat protektif terhadap teman laki-laki.