Judul: Wisata Sekolah yang Heboh Catatan Kelas 6 Milik Amelia Tentang Hal-Hal Paling Memalukan dan Tak Terlupakan
Karya: Marissa Moss
Penerbit: MLC, Bandung
Jumlah Halaman: 76 hal
Semua orang pasti pernah mengalami hal yang memalukan bahkan sangkin malunya ingin rasanya membenamkan wajah ke tempat tidur, berlari ke tempat yang tidak ada orang, atau pergi ke luar angkasa. Sesuatu yang memalukan itu seringkali kita kenang sehingga membuat kita terhambat dalam menjalani fase dalam kehidupan. Dengan perasaan malu, kita cenderung menarik diri untuk melakukan sesuatu.
Buku ini berisi catatan-catatan yang membuat Amelia malu. Dia dibuat seperti layaknya Diary yang dimiliki anak seusia SD atau SMP. Isinya betul-betul catatan pribadi. Catatan pribadi seorang Amelia.
Pada buku ini, Amelia sangat tidak suka dengan kakaknya Cleo. Bagi Amelia, Cleo itu memalukan. Berbagai perilaku Cleo membuat dia tidak mau dipanggil 'adik' dan malu menyebut 'kakak' pada Cleo.
Perilaku Cleo yang suka mendengkur, bersendawa, makan sambil berbunyi, muntah dalam perjalanan, dan berhidung besar menjadi momok yang menakutkan bagi Amelia. Amelia harus menghadapi ketakutannya itu pada darmawisata ke Tanjung Marina karena Cleo akan berada bersamanya sepanjang darmawisata itu sebagai asisten guru untuk kelompoknya.
Kisah Amelia ditulis dengan apik dalam buku ini. Sesuai peruntukannya, buku ini terkesan sangat istimewa dan menarik. Tulisannya tampak seperti tulisan tangan yang rapi dan gambar yang ada di dalam setiap lembar buku memukau dan membuat saya berkeinginan untuk tuntas membacanya.
Meskipun buku ini adalah buku terjemahan, saya dengan mudah memahami setiap kalimat yang disuguhkan. Ilustrasinya pun sungguh keren sehingga pembaca bisa membayangkan keadaan di dalam buku.
Satu kutipan yang sangat berharga untuk dibagikan kepada pembaca melalui perkataan Amelia.
"Anehnya, yang memalukan bagi satu orang ternyata tidak memalukan bagi orang lain. Dulu, kita menyangka semua orang menertawakan kita, tapi sebenarnya nggak ada yang memikirkannya sebanyak kita sendiri."
Satu hal yang sering membuat saya bingung saat ingin melanjutkan bacaan pada buku ini, yaitu nomor halaman. Setelah ditelusuri, ada alasan kuat mengapa buku ini dibuat tanpa penomoran halaman. Ini untuk mendapatkan kesan seperti diary dalam kehidupan Amelia. Namun, kebingungan itu teratasi dengan mengingat gambar yang ada di dalamnya.
Dalam buku ini Penulis sangat paham sekali bagaimana masa-masa SMP yang penuh tantangan. Penulis membuat  cerita yang mengalir sehingga pembaca menjadi ikut merasakan dan membayangkan posisi tokoh di dalamnya. Emosi pun teraduk-aduk dalam setiap bagian cerita.
Yang mau membaca kelanjutan kisah Cleo dan Amelia, silakan searching, ya. Sebab ini buku lawas, yang barangkali juga dicetak ulang oleh MLC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H