Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Meskipun Tampak Kecil, Sedekah Bisa Membuka Pintu Kebaikan untuk Orang Lain

27 April 2022   07:58 Diperbarui: 27 April 2022   08:00 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan bulan keberkahan, bulan pengampunan, juga bulan kasih sayang. Bentuk kasih sayang kepada sesama manusia adalah bersedekah.

"Dan berinfaklah kamu (bersedekah) di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-Baqarah ayat 195)

Kita akan sepakat bila mengatakan zakat itu hukumnya wajib, sedangkan dasar hukum sedekah adalah sunnah, tetapi bisa berubah  sesuai dengan kondisi dan situasi tertentu. Dikutip dari website anakshaleh.org, sedekah bisa saja sunnah, makruh, haram, wajib. Sedekah akan menjadi wajib saat kita melihat atau bertemu dengan orang yang benar-benar membutuhkan. 

Hukum sedekah berubah menjadi makruh apabila benda yang disedekahkan buruk dan tidak bermanfaat atau tidak bisa di manfaatkan. Hukum sedekah pun bisa berubah menjadi haram apabila benda atau harta yang disedekahkan itu digunakan untuk melakukan kejahatan dan maksiat. Namun, pada dasarnya sedekah adalah ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam kapan dan di mana saja.

Di bulan ramadan anjuran untuk bersedekah sangat besar karena pahala melakukan kebaikan akan berlipat ganda nilainya di mata Allah swt. Mengetahui hal seperti itu, banyak orang yang menyemarakkan Ramadan dengan bersedekah. Misalnya, hampir setiap hari orang bersedekah takjil pada saat berbuka puasa. Hal itu tidak menjadi permasalahan. 

Bahkan ada yang mempublikasikan kegiatan bersedekah mereka di media sosial. Hal ini bisa saja terjadi dengan tujuan tertentu. Namun, keadaan ini banyak menuai protes dari masyarakat. Menurut mereka  bersedekah itu harus dilakukan secara diam-diam, bukan untuk dipamerkan agar mendapat pujian orang lain. Di bagian yang pro mengatakan bahwa itu adalah bentuk pembelajaran kepada orang lain. Apa pun alasannya, yang jelas niat awal harus karena Allah swt.

Banyak contoh penerapan bersedekah ini. Misalnya, bersedekah takjil selama Ramadan yang dilakukan  masyarakat di mushola dekat rumah dekat rumah saya. Anak-anak yang selesai mengaji di sana akan diajak untuk berbuka puasa bersama. Kebaikannya, anak-anak akan bersemangat untuk terus berpuasa hingga hari terakhir.  

Sebenarnya, kegiatan seperti itu sederhana sekali. Tak perlu makanan yang enak atau minuman yang mahal untuk bersedekah. Hanya makanan pembuka dan air bening saja sudah membuat seseorang bersedekah. Bila perlu, masaklah yang banyak dan bersedekahlah dengan makanan yang kita makan. 


Masya Allah swt. segitu mudahnya untuk bersedekah sehingga menyingkirkan batu, duri, atau penghalan di jalan adalah bentuk sedekah. Jadi, jangan ada lagi kata," Aku enggak bisa sedekah karena enggak ada uang!" Sedekah itu tidak melulu tentang materi. Jika memang tidak ada materi, kita bisa bersedekah tenaga atau pemikiran.

Sedekah yang merupakan bentuk kasih sayang kepada sesama manusia harus dipupuk terus. Tidak akan rugi orang yang mengeluarkan sedikit hartanya dengan niat bersedekah. Ingat kisah Zainab binti Jahsy, salah satu istri rosulullah saw. yang gemar bersedekah? 

Zainab binti Jahsy adalah sosok wanita teladan, yang bekerja sesuai kodratnya. Semua hasil kerjanya itu dia sedekahkan. Bahkan Aisyah ra, memuji kepribadian Zainab ini.

"Dia (Zainab binti Jahsy) menyamai kedudukanku di sisi Rasulullah. dan aku tak pernah melihat wanita yang lebih baik agamanya daripada Zainab, dan yang lebih bertakwa daripadanya, lebih jujur perkataannya, dan lebih suka menyambung tali silaturrahim, lebih besar sedekahnya serta lebih rajin mendorong dirinya untuk mengerjakan sesuatu yang dengannya ia bersedekah dan bertaqarub kepada Allah...." (HR. Muslim)

Tidak akan berkurang harta seseorang karena suka bersedekah. Buktinya Abdurrahman bin Auf, seorang saudagar muslim terkenal yang gemar bersedekah malah bertambah hartanya. Ini menunjukkan bahwa amalan sunnah ini memberi kebaikan pada pelakunya. Bahwa orang yang gemar bersedekah karena Allah swt. akan memperoleh kebaikan dari perbuatannya itu.

Terakhir, saya hanya bisa katakan,"Bersedekahlah dengan sesuatu yang kamu miliki, semampumu, seikhlasmu. Mungkin dengan yang sedikit dan ikhlas itu akan membuka kebaikan bagi orang yang kamu beri."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun