"Tetaplah di sini, Ce. Di luar berbahaya," ucap ayahku sambil mengawasi keadaan di luar rumah. Ce Aling tidak bersuara. Hanya air matanya yang mengalir pelan membasahi pipi putihnya. Kasihan ce Aling, dia orang baik. Hanya oknum bermata sipit yang menghancurkan segalanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!