***
Meong-meong-meong!
"Bu, ada kucing lagi! Cepat, Bu. Nanti dia lari!" teriak Andi saat mendengar suara kucing dari balik pintu depan.
"Wah, warnanya abu-abu, Nak. Ayo, kita ambil!" Ibu dan Andi bergegas membuka pintu dan berniat membawa masuk si kucing dari pagar. Kucing itu terlihat bersih. Sepertinya sangat terawat.
"Maaf, Tante. Saya ambil ya kucingnya," ucap anak perempuan yang tiba-tiba berlari mengambil si kucing.
"Oh, ini kucing kamu ya. Cantik sekali ya."
"Iya, Tante. Di rumah masih ada tiga. Kalau Tante mau, nanti saya bawa satu buat Tante," kata anak itu sambil menggendong dan mengelus si kucing.
"Wah, Tante senang sekali. Andi pasti suka. Iya kan, Ndi?" tanya Ibu. Andi tersenyum gembira. Akhirnya dia mendapatkan pengganti si hitam.
Tidak menunggu lama, anak perempuan yang bernama Nina sudah membawakan seekor anak kucing berwarna kuning.
"Bu, cantiknya kucing ini. Andi senang, Bu. Terima kasih ya, Mbak."
Si anak perempuan tersenyum. Setidaknya dia tahu, si kuning berada di tangan orang yang menyayanginya.
"Nah, kan. Allah Maha Baik. Dia akan memberikan yang terbaik jika kita menerima dan bersabar pada takdir-Nya."
Apapun perkataan Ibu, Andi tetap menggendong si kuning. Kali ini Andi menciumnya.
"Terima kasih ya, Allah."