Mohon tunggu...
Melia
Melia Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keberagaman Budaya Kerja dan Cara Berkomunikasi pada Organisasi

19 Mei 2022   16:24 Diperbarui: 20 Mei 2022   10:00 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: freepik.com

Setiap organisasi pada suatu perusahaan pasti memiliki budaya kerja yang berbeda. Hal ini terjadi karena tiap orang memiliki ciri khas dan budaya nya tersendiri yang biasanya terbawa dari keluarga dan lingkungannya. Mulai dari cara dalam berkomunikasi, bahasa, adat, kesenian, dan lain-lain. Faktor ini menciptakan kebiasaan pada kehidupan sehari-hari dan saling memengaruhi satu sama lain termasuk pada perusahaan.

Budaya kerja sendiri dapat diartikan sebagai sebuah sistem mengenai sikap dan landasan perilaku yang rutin dijalankan oleh pekerja saat menjalankan tugasnya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Namun, sistem dalam bekerja di tiap-tiap perusahaan pasti berbeda dikarenakan adanya perbedaan budaya. Ada perusahaan yang mementingkan senioritas antar pekerja dan ada perusahaan yang tidak terlalu mementingkan senioritas seperti di Negara Amerika Serikat.

Membahas mengenai perbedaan budaya kerja, berikut beberapa contoh beda nya budaya kerja dalam perusahaan atau kantor di Indonesia dengan Amerika Serikat:

Mengatur Pekerjaan

sumber gambar: freepik.com
sumber gambar: freepik.com
Dalam bekerja, orang-orang di Amerika Serikat memiliki budaya individualis yang tinggi, bukan berarti mereka tidak mau bekerja sama dalam kelompok, namun, mereka lebih mengutamakan dirinya untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Beberapa dari mereka akan merasa tertekan jika terlalu dituntut dan diatur oleh orang lain. Orang Amerika juga lebih terbuka ketika menyampaikan pendapat nya pribadi, mereka tidak segan untuk mengutarakan opini dari pikiran mereka. Berbeda dengan Indonesia, kebanyakan perusahaan di Indonesia lebih mengandalkan kerja sama antar kelompok. Dalam dunia perkantoran, biasanya ada pembagian tim dan penugasan masing-masing yang telah diatur oleh atasan. Dikarenakan pekerjaan dilakukan dalam suatu kelompok, orang-orang di Indonesia cenderung lebih waspada saat menyampaikan pendapat pribadi. Berhati-hati dalam berpendapat dilakukan agar menghindari menghindari perselisihan selama bekerja.


Jam Kerja

sumber gambar: freepik.com
sumber gambar: freepik.com
Jam kerja di Amerika Serikat dan Indonesia tidak jauh berbeda, yaitu sekitar 8-9 jam perhari nya. Yang menjadi perbedaan nya adalah, budaya kerja di Amerika memiliki aturan yang lebih ketat. Mereka mendapatkan pembagian proyek/pekerjaan yang jelas dan bekerja sesuai dengan jam yang telah di tentukan tanpa ada yang terlambat pulang. Sementara di Indonesia pekerja nya memang ditugaskan dengan satu pekerjaan, namun, sering kali ada penambahan atau disuruh-suruh untuk mengerjakan pekerjaan lainnya, sehingga ada yang datang lebih pagi atau bahkan lembur karena punya pekerjaan yang belum terselesaikan.

Budaya Senioritas

sumber gambar: freepik.com
sumber gambar: freepik.com
Cara menyikapi perbedaan kedudukan di Amerika Serikat dan Indonesia sangatlah berbeda. Kebanyakan orang-orang di Amerika lebih peduli dengan kemampuan masing-masing dari pada mempermasalahkan kedudukan atau senioritas. Hal ini membuat para pegawai disana lebih akrab dengan atasannya karena tidak merasakan kesenjangan atau dibeda-bedakan. Sementara di Indonesia, kebanyakan hubungan antara pegawai dan atasan hanya sekedar berbincang mengenai pekerjaan dan bisnis saja, pegawai harus tetap menjaga kesopanan dan memiliki rasa hormat yang tinggi kepada orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi darinya.

Dari beberapa perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya kerja di Indonesia bisa lebih ditingkatkan lagi. Jika didalam sebuah kantor terdapat keberagaman budaya yang sangat banyak, maka peningkatan bisa dilakukan dari sisi komunikasi. Keberagaman budaya membuat kita harus lebih bisa berbaur dengan rekan-rekan kita. Berkomunikasi untuk memahami perbedaan yang ada dan tidak membeda-bedakan setiap individu dapat menjadi awal agar yang baik. Cara berkomunikasi nya pun harus dengan penyampaian yang jelas dan sopan agar tidak terjadi adanya kesalah pahaman. Adanya keberagaman ini juga membuat kita agar sebisa mungkin bisa mengerti jika ada perspektif yang berbeda dari tiap individu. Kita perlu memahami setiap karakter dan terbuka mengenai kritik maupun saran atau masukan yang diberikan. Karena sesungguhnya keberagaman budaya ini sangatlah penting. Akan ada banyak perspektif dan pemikiran berbeda yang mungkin bisa menciptakan ide-ide baru dan hal positif yang dapat memajukan perusahaan tersebut.

Komunikasi yang terjadi di suatu perusahaan pun biasanya beragam tergantung dari budaya perusahaan itu sendiri. Berikut contoh komunikasi yang terjadi dalam perusahaan:

Gaya Komunikasi Pasif dan Gaya Komunikasi Agresif

Orang dengan gaya komunikasi pasif di tempat kerja biasanya jarang membuka obrolan dan harus didekati terlebih dahulu. Mereka biasanya pendiam atau merupakan orang yang suka menyendiri sehingga diperlukan pendekatan ekstra dan mereka akan lebih mudah berdiskusi jika berhadapan secara langsung dan tidak dalam keramaian. Cara mereka berkomunikasi biasanya lembut dan sopan, dan apabila sudah merasa nyaman saat berkomunikasi dengan rekan lainnya, barulah mereka akan lebih terbuka dan komunikasi bisa berjalan dengan lancar.

Berbeda dengan orang yang memiliki gaya komunikasi agresif, mereka biasanya berperilaku angkuh, dan suka mengejek. Orang dengan gaya komunikasi ini biasanya bertindak seenaknya dan berucap tanpa di pikirkan terlebih dahulu. Mereka akan sering kali berkomunikasi dengan nada bicara yang meninggi dan suka merendahkan orang lain. Sebisa mungkin bersabar jika memiliki rekan kerja dengan gaya komunikasi agresif, sebisa mungkin menahan diri agar tidak menghiraukan dan tidak tersinggung karena sikapnya. Bicaralah seperlunya tentang apa yang perlu disampaikan dan tetap fokus saja pada pekerjaan yang harus diselesaikan,

Gaya Komunikasi Asertif

Gaya komunikasi asertif adalah gaya komunikasi paling baik. Mereka berkomunikasi dengan baik dan akan secara terbuka mengutarakan pendapatnya. Mereka juga peduli terhadap rekan-rekan kerja sehingga pendapat atau pemikiran yang akan disampaikan pun dipikirkan dengan matang terlebih dahulu. Sangat mudah menjalin komunikasi dengan rekan kerja yang satu ini, karena kepribadiannya yang ramah dan terbuka, namun, tentunya kita harus tetap memahami cara berpikir dan perasaannya.

sumber gambar: elearningindustry.com
sumber gambar: elearningindustry.com

Berkomunikasi dengan rekan kerja juga bisa menimbulkan konflik. Konflik komunikasi budaya yang umum terjadi di Indonesia adalah konflik kepribadian. Tiap perusahaan pasti punya karyawan dari daerah dan suku yang berbeda-beda. Budaya, karakter, dan cara berkomunikasi setiap individu akan berbeda karena kebiasaan yang dibawa dari daerahnya masing-masing. Konflik seperti ini biasanya terjadi karena persepsi yang salah tentang sikap rekan kerja. Ketika tipe kepribadian yang berbeda bekerja sama, kemungkinan kesalahpahaman tentang karakter akan terjadi. Misalnya ada karyawan yang cenderung terbiasa berkomunikasi dengan nada bicara yang tinggi, namun sebenarnya ia tidak dalam keadaan emosi, hanya saja memang terbiasa berbicara dengan cara seperti itu dan menimbulkan kesalah pahaman bagi rekan yang lain karena dianggap sombong atau pemarah. Hal ini dapat menyebabkan masalah dan menghambat pekerjaan.

Untuk penyelesaian konflik ini sebenarnya tidak sulit. Bisa dengan pihak lain yang memiliki sikap dapat memahami, tidak mudah terbawa emosi, dan berempati terhadap sesama sebagai mediasi untuk menyelesaikan konflik mereka, atau dengan cara atasan yang membuat kebijakan dan melatih karyawannya untuk menumbuhkan rasa toleransi dan paham terhadap orang lain dalam keragaman budaya di tempat kerja.

Itulah penjelasan mengenai keberagaman komunikasi dan budaya kerja. Ada banyak sekali hal yang berbeda karena budaya tiap-tiap orang pasti berbeda. Walaupun begitu, setiap organisasi atau perusahaan pasti tetap bekerja keras untuk mencapai target meski punya budaya kerja yang berbeda. Membangun budaya terbuka dengan komunikasi efektif adalah hal yang bisa dilakukan agar keberagaman budaya dapat diterima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun