Senyawa asam pada asap cair mempunyai peran sebagai antibakteri serta membentuk citarasa pada makanan daging dan ikan asapan. Salah satu seyawa asam yang terdapat dalam asap cair adalah asam asetat. Kandungan selulosa pada cangkang akan mempengaruhi tinggi rendahnya kadar asam asetat yang diperoleh. Faktor lainnya karena suhu dan waktu (lamanya proses). Penggunaan asam asetat untuk makanan dalam jangka waktu panjang tidak akan membahayakan tubuh karena mampu dimetabolisir oleh tubuh dan dikeluarkan dari tubuh.
Asap cair cangkang kelapa sawit memiliki warna yang jernih, berbau khas, dan mudah menguap. Adapun suhu optimum untuk asap cair untuk pengaplikasian pada daging dan ikan, yaitu 350oC dengan kadar asam 5%, dan pH 3. Penambahan asap cair dengan konsenterasi 0,8% akan menghambat pertumbuhan mikroba. Masa simpan daging atau ikan akan bertahan hingga 18 jam pada suhu ruang. Proses pirolisasi, cangkang kelapa sawit sebanyak 5 kg dimasukkan kedalam tangki pirolisis. Pembakaran dilakuan selama 5 jam dengan suhu 350oC. Asap cair hasil dari kondensasi ditampung kemudian dilakukan proses redistilasi. Proses redistilasi, asap cair yang telah dihasilkan dalam proses pirolisis, kemudian didiamkan selama 1 bulan. Hal ini dilakukan untuk memisahkan tar dan fraksi berat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H