Drama terjadi dalam pemilu Surabaya terdapat simpang siur berita yang memperlihatkan rekam jejak kedua paslon di Surabaya. Hal ini akan terasa bagi pendukung paslon 1 dimana calon wawali surabaya Armuji terekam bagaiamana ia pernah berkata akan mundur dari pemilu Surabaya yang akan datang.
Armuji menyebutkan ada sejumlah alasan yang akhirnya beliau mengundurkan diri dari pencalonan Pilkada Surabaya 2020.
Salah satu adalah adanya sesama kader PDIP yang berhasrat untuk maju dalam Pilkada Surabaya 2020 yang menghalang-halangi niat Armuji untuk maju.
Armuji mencontohkan setiap timnya melakukan kegiatan atau sosialisasi, selalu ada yang menegur. Hal ini membuat beliau tidak ingin menjadi cawawali Kota Surabaya.
Selain itu, saat Armuji mengajak seseorang sesama kader, juga tidak diperbolehkan oleh sosok tersebut.
Setelah ini Armuji akan mengirimkan surat pengunduran diri tersebut ke DPC PDIP Kota Surabaya yang ditembuskan ke DPD PDIP Jatim, dan DPP PDIP.
Tetapi konsistensi yang ingin mundur malah sebalinya. Beliau tetap maju untuk cawawali Kota Surabaya. Ini yang harus dipertanyakan apakah beliau sanggup menajdi cawawali Kota Surabaya.
Dilihat dari rekam jejak juga tidak begitu mentereng. Apalagi adanya kebimbangan yang terjadi pada dirinya ketika ingin maju sebagai cawawali Kota Surabaya.Â
Konsistensi perlu karena dalam hal ini mengatas namakan kemajuan Kota Surabaya. Ini sepertinya tidak siap beliau untuk menjadi bagian L2 di Surabaya. Pemimpin seharusnya memiliki komitmen yang jelas dan arah pembangunan yang jelas. Bukan karena dari partai nya yang menyetir. Sebetulnya Armuji memiliki sikap sendiri terhadap pemilu yang akan datang.
Pemilih surabaya sudah jelas mana pemimpin yang baik untuk Kota Surabaya. Yang konsisten dalam hal apapun. Â Yang siap menjadikan kemajuan bagi Kota Surabaya.