Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Elderly Mistreatment, Perlakuan Salah pada Lansia dan Penanganannya

19 September 2024   11:34 Diperbarui: 19 September 2024   15:09 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lanjut usia atau disebut dengan lansia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan, adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun. Namun, di beberapa negara maju seperti Singapura, Jepang, dan negara-negara Eropa, kategori lansia dimulai pada usia 65 tahun.

Harapan kita semua tentu menginginkan lansia yang tetap sehat di masa tua, konsep yang sering disebut sebagai successful aging atau penuaan yang sukses. Namun, untuk mencapai kondisi ini tidak selalu mudah. 

Banyak faktor yang harus diperhatikan, mulai dari kesehatan fisik hingga dukungan keluarga dalam merawat lansia. Lansia juga sering menghadapi masalah seperti kemiskinan dan kesendirian, yang erat kaitannya dengan masalah sosial dan hubungan keluarga.

Salah satu masalah serius yang jarang dibicarakan adalah elderly mistreatment atau perlakuan salah terhadap lansia. Ironisnya, perlakuan salah ini sering kali datang bukan dari orang jauh, melainkan dari orang-orang terdekat lansia, seperti pengasuh, anak-anak, atau anggota keluarga lainnya.

Apa Itu Elderly Mistreatment?

Perlakuan salah terhadap lansia adalah tindakan yang merendahkan martabat mereka, yang bisa menyebabkan kerusakan fisik, emosional, bahkan bahaya serius. Banyak kasus elderly mistreatment terjadi bukan karena niat buruk, tetapi lebih karena kurangnya pengetahuan keluarga atau pengasuh dalam merawat lansia.

Ada beberapa bentuk elderly mistreatment, antara lain:
1. Kekerasan fisik
2. Pelecehan seksual
3. Kekerasan emosional atau psikologis
4. Pelecehan verbal
5. Eksploitasi finansial
6. Penyalahgunaan tenaga atau material
7. Pengabaian

Dari semua bentuk tersebut, pengabaian adalah salah satu yang paling sering terjadi dan bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada lansia.

Faktor Risiko Elderly Mistreatment

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya elderly mistreatment. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori besar:

1. Faktor Lansia Itu Sendiri:
- Lansia dengan gangguan kognitif seperti demensia lebih rentan terhadap perlakuan salah.
- Lansia yang memiliki masalah psikologis seperti depresi juga lebih berisiko.
- Lansia yang tergantung pada bantuan orang lain dalam menjalani aktivitas sehari-hari lebih mudah mengalami pengabaian.

2. Faktor Pengasuh:
- Pengasuh yang mengalami stres tinggi atau memiliki masalah kesehatan mental lebih mungkin melakukan perlakuan salah.
- Beban merawat lansia tanpa dukungan atau istirahat yang cukup sering menyebabkan kelelahan, yang pada akhirnya berujung pada perlakuan yang tidak pantas.

3. Faktor Hubungan:
- Hubungan keluarga yang buruk atau adanya konflik dalam keluarga meningkatkan risiko terjadinya kekerasan atau pengabaian terhadap lansia.

4. Faktor Lingkungan:
- Lansia yang tinggal bersama orang lain, terutama jika ada ketergantungan pada orang tersebut, lebih rentan mengalami pengabaian atau kekerasan.

Rendahnya Dukungan Sosial

Rendahnya dukungan sosial adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi terjadinya elderly mistreatment. Lansia yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga atau masyarakat lebih mudah mengalami pengabaian, pelecehan psikologis, atau perlakuan salah lainnya. Kondisi ini menciptakan isolasi sosial yang memperburuk kesejahteraan mental dan fisik lansia.

Beban Stres pada Pengasuh

Pengasuh yang merawat lansia sering kali mengalami tekanan fisik dan emosional yang berat. Stres berlebihan dapat menyebabkan pengasuh merasa frustasi, jenuh, atau lelah, sehingga tanpa sengaja memperlakukan lansia dengan tidak pantas. Pengabaian atau bahkan kekerasan sering kali terjadi akibat dari kelelahan dan beban mental yang dirasakan pengasuh.

Kerusakan Kognitif Lansia

Gangguan kognitif seperti demensia sangat erat kaitannya dengan risiko elderly mistreatment. Lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif sering kali tidak mampu melindungi atau menjaga diri mereka sendiri, sehingga lebih rentan menjadi korban perlakuan salah. Lansia dengan demensia sering dianggap tidak berdaya, sehingga mudah dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitar mereka.

Eksploitasi Finansial

Eksploitasi finansial adalah salah satu bentuk elderly mistreatment yang sering terjadi. Lansia yang bergantung pada orang lain untuk kebutuhan finansialnya sering kali menjadi korban penyalahgunaan aset atau pendapatan. 

Pengasuh atau anggota keluarga yang tidak bertanggung jawab dapat memaksa lansia menyerahkan kendali atas uang atau aset mereka tanpa persetujuan yang jelas.

Pengabaian dalam Merawat Lansia

Pengabaian terhadap lansia sering terjadi karena kesibukan anggota keluarga atau kurangnya perhatian. Lansia dengan kondisi yang memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti makan, minum, mandi, atau berpakaian, jika tidak mendapatkan perhatian yang memadai, akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Lansia yang hanya terbaring di tempat tidur tanpa bantuan untuk bergerak juga berisiko mengalami kekakuan sendi, luka akibat tekanan (ulkus dekubitus), atau bahkan penggumpalan darah yang bisa menyebabkan kematian mendadak.

Akibat Medis dari Pengabaian

Pengabaian dapat menyebabkan dampak medis yang serius bagi lansia. Misalnya, jika lansia tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, mereka bisa mengalami malnutrisi yang mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan berisiko lebih tinggi mengalami kematian.

Lansia yang hanya berbaring di tempat tidur tanpa bantuan mobilisasi juga berisiko mengalami luka tekanan (ulkus dekubitus) atau kekakuan pada sendi. Jika luka ini tidak diobati, infeksi dapat menyebar dan memperburuk kondisi lansia.

Penatalaksanaan dalam Elderly Mistreatment

Penanganan elderly mistreatment membutuhkan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter, perawat, pekerja sosial, dan perwakilan hukum jika diperlukan. Tujuan utama adalah memastikan keselamatan lansia, menghentikan perilaku salah, serta memberikan dukungan kepada pengasuh. 

Penting untuk memberikan edukasi kepada pengasuh agar memahami cara merawat lansia dengan benar, dan menyediakan dukungan emosional serta fisik bagi pengasuh untuk mengurangi beban mereka.

Dokter dan tim medis perlu mendeteksi tanda-tanda elderly mistreatment sejak dini, memberikan perlindungan bagi lansia, dan memastikan bahwa mereka menerima perawatan yang memadai.

Kesimpulan

Perlakuan salah terhadap lansia, baik dalam bentuk pengabaian, kekerasan fisik, emosional, atau eksploitasi finansial, adalah masalah serius yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Dengan memahami faktor-faktor risiko serta memberikan perhatian dan dukungan yang memadai kepada lansia, kita dapat membantu mereka menjalani masa tua dengan lebih baik, aman, dan bermartabat.

Melalui edukasi yang tepat, dukungan sosial yang kuat, dan perhatian penuh dari keluarga serta pengasuh, kita bisa mencegah elderly mistreatment dan memastikan lansia mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Salam sehat,

dr. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD, KGer, FINASIM, MM (Dokter Ahli Lansia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun