Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cegah Sengatan Panas di Tanah Suci, Jemaah Sehat Ibadah Lancar

14 Juli 2019   18:46 Diperbarui: 14 Juli 2019   20:29 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim haji telah dimulai, seluruh umat dari penjuru dunia sudah berbondong-bondong datang ke tanah suci Makkah dan Madinah. Tidak terkecuali jemaah haji Indonesia yang notabene-nya adalah jemaah terbanyak dunia.

Musim haji tahun 2019 M/1440 H kali ini bertepatan dengan musim panas di tanah suci. Tercatat dari weather.com bahwa di Arab Saudi musim panas berkisar dari bulan Juni-Oktober.

Pada saat tulisan ini dibuat tanggal 14 Juli 2019 didapatkan suhu terpanas siang hari 43 derajat celcius dengan indeks UV ekstrim dan kelembapan 16%. Dari laporan tersebut salah satu bahaya yang mengintai jemaah haji Indonesia adalah sengatan panas atau heat stroke.

Tentunya menilik dari laporan tersebut, jemaah haji selain mempersiapkan diri dengan bekal tata cara beribadah, juga harus mempersiapkan fisik dan mental untuk menjaga kesehatan salah satunya menjaga diri dari sengatan panas dengan mengetahui tanda-tanda dan bahayanya serta mempersiapkan alat pelindung diri (APD)

Sengatan Panas atau Heat Stroke
Merupakan suatu peningkatan suhu tubuh secara tajam dan tiba-tiba dalam waktu yang cepat akibat pengaruh lingkungan sekitar, namun tubuh tidak mampu atau tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendinginkan diri. Akibatnya badan terasa panas hebat tidak hanya di luar tubuh tapi juga sampai dalam tubuh.

Sengatan panas terjadi jika dehidrasi yang terjadi tidak diatasi dengab cepat. Sebelum terjadinya sengatan panas/Heat stroke terdapat dua kondisi penyakit: 1. Heat cramp yaitu kram akibat kenaikan suhu tubuh, biasanya ditandai dengan kram otot, keringat berlebuh dan dehidrasi, 2. Heat exhaustion yaitu kelelahan akibat kenaikan suhu. 

Tanda dan gejala sengatan panas:

  • Demam tinggi (40 derajat) atau lebih
  • Berkeringat deras
  • Nyeri kepala, berkunang-kunang dan pusing
  • Kulit memerah dan mengering
  • Tingkat respob yang melambat
  • Denyut nadi meningkat
  • Perubahan tingkah laku seperti bingung, linglung, mudah marah dan gelisah.
  • Mual muntah
  • Nafas cepat
  • Kejang
  • Pingsan atau penurunan kesadaran.

Kenapa jemaah haji Indonesia sangat rentan terpapar sengatan panas?
Demografi dan iklim yang berbeda antara Indonesia dan Arab Saudi merupakan penyebab utama jamaah haji Indonesia terkena sengatan panas terutama bagi jemaah yang pertama kali ke tanah suci. Karena tidak ada pengalaman sehingga tidak bisa membayangkan kondisi di tanah suci menyebabkan jemaah menjadi kurang waspada terhadap ancaman sengatan panas.

Suatu hal yang patut diancungi jempol terhadap jemaah haji Indonesia adalah semangat beribadah yang tinggi. Banyak jemaah begitu menginjakkan kaki di tanah suci Makkah setelah berniat ihram langsung berinisiatif langsung umroh begitu sampai di Masjidil Haram. 

Padahal saat itu mereka belum hafal medan, belum tahu persis hotel tempat tinggal di Mekkah, belum mempersiapkan alat pelindung diri dari panas yang berakibat saat terjadi sengatan panas jemaah tidak siap untuk mencegah hal tersebut. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa sebagian besar jamaah haji Indonesia ternyata lanjut usia (lansia) diatas 60 tahun dimana adaptasi tubuh tidak sebaik sewaktu masih muda.

Bagaimana mencegah dan apa saja alat pelindung diri?
Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Sengata panas bisa dicegah para jamaah antara lain: gunakan pakaian yang longgar, banyak minum terutama saat hendak keluar pemondokan untuk beribadah.

Membawa penyemprot air dan selalu semprotkan ke wajah, leher dan tangan ketika mulai terasa kering dan menggunakan pelembab kulit, selalu berjalan di tempat yang teduh dan meminimalisir terkena sinar matahari langsung, jika keringat berlebih segera masuk ke dalam bangunan yang berpendingin ruangan.

Sedangkan alat pelindung diri antara lain selalu gunakan kacamata gelap, menggunakan topi atau payung, gunakan masker kain yang sebaiknya selalu dilembabkan saat digunakan, membawa kipas atau gunakan kipas angin mini.

Petugas Kesehatan Haji Indonesia siap membantu jemaah haji dengan masalah kesehatan

Tim KKHI Mekkah 1440 H | Tim Kantor Kesehatan Haji Indonesia 1440 H di Mekkah
Tim KKHI Mekkah 1440 H | Tim Kantor Kesehatan Haji Indonesia 1440 H di Mekkah
Petugas Kesehatan Haji Indonesia baik dari Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang mengikuti jamaah setiap keloternya dan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kesehatan yang tersebar di sektor maupun di daerah kerja Mekkah, Madinah dan Bandara telah siap untuk membantu para jemaah haji yang bermasalah dengan kesehatannya. 

Peta Pos Petugas di Masjidil Haram | Kemenag RI
Peta Pos Petugas di Masjidil Haram | Kemenag RI
Petugas kesehatan telah diatur sedemikian rupa tugas dan wilayah kerjanya sehingga setiap jemaah yang berada baik di pemondokan, sedang di tempat ibadah, ataupun disekitar area tempat ibadah. 

Tim Gerak Cepat (TGC)
Tim Gerak Cepat (TGC)
Salah satu yang disiapkan oleh petugas haji Indonesia untuk pertolongan jemaah haji yang bermasalah secara cepat di lapangan adalah adanya tim crisis mobile yang terdiri dari Tim Gerak Cepat (TGC) Kesehatan, Tim Promotif dan Preventif (TPP) Kesehatan, Tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) dan Tim Perlindungan Jemaah (Linjam), sehingga jika terjadi masalah salah satunya kesehatan jemaah haji diharap jangan sungkan untuk segera berkomunikasi dengan petugas terdekat agar sesegeranya diberikan pertolongan secepatnya agar tidak menjadi komplikasi yang berbahaya.

Semoga jemaah haji Indonesia sehat dan dapat beribadah dengan maksimal sehingga mendapatkan Haji Mabrur. Aamiin.

Salam sehat,

dr. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD
Tim Kuratif Rehabilitatif KKHI Mekkah 1440 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun