Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Permainan "Skip Challenge", Maut yang Mengintai Anak Kita

11 Maret 2017   15:53 Diperbarui: 12 Maret 2017   02:00 2255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Permainan Skip Challenge (Sumber: Postkotanews.com)"][/caption]

Beberapa hari ke belakang ramai dibicarakan tentang permainan yang dimainkan oleh anak sekolahan. Permainan tersebut dinamakan skip challenge yang awalnya dimainkan oleh anak dan pemuda di Amerika, akhirnya dikenal dan diadopsi oleh anak-anak terutama pelajar di Indonesia.

Permainan ini secara umum adalah tantangan tidak bernafas dengan cara menekan dada pemain oleh teman-teman. Tekanan dada menyebabkan pemain tidak bisa mengembangkan dada sehingga pemain menjadi kekurangan oksigen, lemas bahkan kehilangan kesadaran dan akhirnya jatuh tersungkur bahkan ada yang disertai kejang sesaat.

https://youtu.be/nI71ZrpmPLM

Link youtube di atas menunjukkan kegembiraan pelajar melakukan permainan tersebut dan justru tertawa terbahak-bahak saat pemain terjatuh, hilang kesadaran dan kejang yang sebenarnya itulah fase kritis terjadi pada dirinya. 

Mereka menyadari tindakan itu berbahaya, namun mereka menganggap bahwa disanalah tantangannya sehingga mereka terus melakukannya. Sehingga hal itulah yang disebut challenge.

Permainan ini konon sudah dilakukan beberapa bulan di Indonesia, namun baru menjadi viral beberaa hari terakhir. Dan di Amerika, permainan ini telah memakan korban.

Tinjauan medis berbahayanya skip challenge

Sebenarnya setiap orang sudah menyadari bahwa manusia perlu oksigen setia saat dan jika otak kekurangan oksigen dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan kerusakan bahkan kematian.

Tindakan menahan dinding dada adalag tindakan untuk mencegah dada pemain mengembang. Karena dada tidak mengembang, maka udara tidak dapat masuk dan pemain menjadi kekurangan oksigen. Hal ini disebut asfiksia mekanik yaitu tidl terjadinya pertukaran udara di paru akibat kegagalan ventilasi pernafasan karena faktor di luar tubuh. Contoh asfiksia mekanik lain adalah dibekap, gantung diri dan tersedak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun