Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Remehkan Turunnya Nafsu Makan Secara Mendadak di Usia Lanjut

18 Februari 2017   19:20 Diperbarui: 18 Februari 2017   21:00 13263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tidak mau makan (shutterstock)

Tulisan ini dimulai dengan cerita pengalaman saya sendiri. Saat sedang melayani pasien di Poli Penyakit Dalam, saya dikonsulkan oleh sejawat dokter jaga UDG yang melaporkan bahwa ada pasien baru masuk usia 70-an dengan penurunan kesadaran. Menurut laporan yang diberikan, pasien mengalami syok hipovolemik (turunnya tekanan darah karena volume cairan tubuh yang berkurang) disertai hipoglikemia (penurunan kadar gula darah). Setelah dilakukan pertolongan pertama di UGD pasien sudah dalam kondisi stabil dan sayapun berinisiatif untuk segera menengok pasien tersebut ke UGD.

Menurut pengakuan keluarga, pasien sudah tidak mau makan sejak satu minggu yang lalu. Tidak ada gejala apa-apa, hanya tidak mau makan saja. Tidak ada demam, batuk ataupun sesak nafas. Beberapa hari yang lalu pasien dibawa periksa ke Puskesmas, sudah diberikan vitamin untuk meningkatkan nafsu makan tapi tetap tidak ada perubahan sampai akhirnya tadi pagi pasien tidak sadar sehingga segera di bawa ke UGD Rumah Sakit.

Cerita pengalaman di atas menunjukkan bahwa keadaan pasien tidak mau makan bisa berakibat bahaya bahkan menyebabkan kematian jika tidak segera diberikan pertolongan. Kadang tidak mau makan pada usia tua dianggap enteng, bahkan dianggap wajar karena usianya yang sudah tua. Padahal justru perubahan tingkah laku pada usia lanjut menunjukkan adanya gangguan kesehatan pada orang tersebut.

Tidak Mau Makan Mendadak Adalah Alarm Tubuh Pada Usia Lanjut

Mendadak tidak mau makan banyak penyebabnya. Secara umum pada orang dewasa diakibatkan karena faktor psikis misalnya depresi ataupun cemas. Sedangkan faktor organik misalnya disebabkan karena adanya gangguan sistem pencernaan atau gangguan pada rongga mulut.

Tidak mau makan pada usia lanjut sering disebut dengan anoreksia geriatri. Geriatri sendiri adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan kondisi penyakit terkait dengan proses menua dan usia lanjut. Batas umum untuk usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Namun WHO telah membagi umur tua sebagai berikut: 1. Umum lanjut (elderly): 60-74; 2. Umur tua (old): 75-90; 3. Usia sangat tua (very-old): >90. 

Uniknya pada usia lanjut, tidak mau makan justru merupakan alarm tubuh bahwa dirinya terdapat gangguan kesehatan yang mungkin tidak terlihat secara umum. Penyebab paling sering tidak mau makan pada usia lanjut karena adanya infeksi pada dirinya. Yang harus diperhatikan bahwa infeksi pada pasien usia lanjut tidak menunjukkan gejala khas sebagaimana usia muda dan dewasa. Sangat banyak ditemui pasien usia lanjut dalam keadaan infeksi, namun tidak didapatkan demam. Tidak ada batuk atau sesak walaupun infeksinya terjadi pada paru. Tidak ada diare yang khas walaupun terjadi infeksi di saluran pencernaan. Tidak ada nyeri saat kencing walaupn terdapat infeksi saluran kemih.

Seperti halnya kasus di atas, ternyata setelah saya lakukan pemeriksaan fisik didapatkan adanya infeksi pada paru. Namun dari pengakuan keluarga pasien, penderita tidak mengalami gejala panas ataupun batuk-batuk, sehingga wajar mereka tidak terfikirkan bahwa tidak mau makan pada pasien ini karena adanya infeksi pada tubuh.

Tidak Mau Makan Pada Usia Lanjut Adalah Berbahaya

Kenapa dikatakan berbahaya? Seperti dijelaskan di atas tadi bahwa anoreksia geriatri atau tidak mau makan pada usia lanjut kadang dianggap hal yang biasa saja oleh sebagian orang. Beberapa teman sejawatpun kadang tidak menyadari bahwa terdapat gangguan kesehatan pada pasien dengan tidak mau makan mendadak tersebut. 

Berikut adalah kondisi bahaya akibat anoreksia geriatri:

  • Sepsis

Sepsis adalah inflamasi sistemik (menyeluruh) tubuh yang disebabkan infeksi. Respon yang terjadi biasanya adalah demam tinggi, penafasan dan nadi menjadi cepat, tekanan darah menurun dan darah menjadi lebih asam. Pada usia lanjut hal ini tidak secara spesifik terjadi sehingga kadang sebenanrnya pasien telah sepsis tetapi tidak terdiagnosa. Sepsis jika dibiarkan tanpa terapi yang tepat menyebabkan kegagalan organ dalam bekerja yang akhirnya menyebabkan kematian pada penderita.

  • Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi penurunan kadar gula darah dibawah normal akibat berkurangnya asupan kalori pada tubuh. Pasien dengan anoreksia geriatri sangat mungkin terjadi kondisi ini karena cadangan kalori dalam tubuhnya yang sudah sedikit, sehingga jika pasien tidak makan cepat sekali terjadi kondisi hipoglikemia. Kegawatan kondisi ini adalah terjadinya penurunan kesadaran yang kemudian disertai kerusakan sel saraf pada otak yang mengakibatkan kelumpuhan organ gerak tubuh. Selain itu kondisi ini menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada penderita.

  • Dehidrasi dan gangguan elektrolit

Tentunya tidak mau makan juga disertai dengan penurunan asupan cairan. Pengaturan keseimbangan cairan pada usia lanjut tidak sebaik saat masih muda, sehingga walaupun tubuh kekurangan cairan tapi ginjal tetap saja bekerja untuk mengeluarkan urin sehingga yang terjadi adalah dehidrasi. Kondisi ini jika tidak diatasi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah akibat kekurangan cairan atau yang disebut dengan syok hipovolemik. Kondisi lain dari kekurangan cairan adalah terjadinya gangguan elektrolit. Ketika terjadi ketidakseimbangan kadar Natrium dan Kalium maka dapat membahayakan jiwa antara lain terjadi kejang, gangguan irama jantung, pembengkakan otak dan kelumpuhan otot.

Delirium adalah suatu kondisi gelisah disertai dengan gangguan kesadaran. Biasanya pasien yang mengalami delirium tidak menyadari apa yang terjadi dan apa yang dilakukan. Sindrom delirium pada usia lanjut disebut juga dengan acute confusional state (ACS). Faktor pencetus paling sering terjadinya adalah infeksi terutama infeksi paru dan saluran kemih, kekurangan cairan, gangguan elektrolit dan perubahan lingkungan. 

Cari Penyebab Tidak Mau Makan

Segala sesuatu yang sifatnya mendadak pasti ada penyebabkan. Begitu pula pada usia lanjut. Jika pada awalnya nafsu makan baik-baik saja dan kemudian mendadak tidak mau makan, maka pasti terdapat kelainan pada tubuhnya.

Penyebab paling sering adalah infeksi. Infeksi pada usia lanjut yang tersering adalah infeksi paru antara lain pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) eksaserbasi akut. Penyebab infeksi selanjutnya adalah infeksi saluran kemih. Jika yang membaca tulisan ini adalah seorang tenaga kesehatan, maka lebih waspada dan teliti kemungkinan infeksi tersebut jika terdapat kasus anoreksia geriatri.

Penyebab selanjutnya adalah terdapat keganasan. Usia lanjut sering disebut dengan cancer age karena pada usia tersebutlah sering timbulnya tumor ganas. Terdapat tumor di lambung atau saluran cerna menyebabkan pasien menjadi tidak mau makan karena merasa tidak enak jika dimasukkan makanan. Pada usia tua juga sering terjadi keganasan pada darah yang akan menyebabkan nafsu makan menjadi hilang. 

Jika yang membaca tulisan ini adalah masyarakat awam, diharapkan fenomena tidak mau makan pada usia lanjut jangan lagi dianggap sebagai kasus biasa. Segera bawa kepada tenaga medis merupakan hal bijak untuk mengetahui penyebab kemungkinan yang terjadi. 

Penutup

Tujuan dari tulisan ini agar kita semua menjadi lebih waspada terhadap perubahan tingkah laku pada usia lanjut salah satunya adalah tidak mau makan. Tidak mau makan atau anoreksia geriatri adalah alarm tubuh pada penderita yang harus ditindak lanjuti dengan segera. 

Tanda-tanda infeksi secara umum seperti demam, batuk ataupun nyeri kadang tidak didapatkan pada usia lanjut sehingga gejala mereka tidak spesifik. Penanganan yang tepat dan dini akan mengurangi risiko kematian pada penderita dan akan mengurangi panjang masa perawatan di rumah sakit.

Selain itu penangan lebih dini dengan menerapkan home care atau perawatan di rumah oleh tenaga medis yang sudah terlatih sangat membantu pada kasus penderita usia lanjut. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

 

Salam sehat,

dr. Meldy Muzada Elfa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun