Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan kata yang cukup menakutkan bagi sebagian orang. Bayangan ketakutan bahwa hidup akan tergantung dengan mesin cuci darah atau yang disebut dengan hemodialisa, makan dengan berbagai pantangan, tidak bisa bebas lagi menikmati hidup, risiko tinggi terkena serangan stroke dan berpuluh-puluh ketakutan lainnya yang tentunya bisa kita pahami.
Sejatinya, PGK terjadi karena adanya proses yang mendasari. Penyakit kencing manis dan darah tinggi mempunyai peran besar terjadinya komplikasi penyakit ginjal. Memang ada penyebab lain misalnya karena batu ginjal, infeksi ginjal, penyakit autoimun ataupun terdapatnya kista ginjal yang menyebabkan penyakit ginjal, namun 2 hal yang disebutkan pertana tadi cukup mendominasi penyebab kerusakan ginjal.
Namun yang harus diketahui bahwa PGK mempunyai derajat/stadium kerusakan ginjal dihitung dengan rumus tertentu. Stadiumnya terbagi menjadi 5, yang mana pada stadium 5-lah maka seseorang direkomendasikan untuk mendapatkan terapi pengganti ginjal. Salah satu jenis terapi pengganti ginjal adalah cuci darah yang paling ditakuti oleh masyarakat.
Pada seseorang yang menderita kencing manis ataupun darah tinggi, pemeriksaan berkala fungsi ginjal sangat diperlukan. Kenapa? Sebab ketika seseorang divonis dokter tersapat penyakit ginjal kronik, maka banyak hal-hal yang perlu dibenahi.
Seperti yang disebutkan di awal tadi bahwa PGK terdiri atas 5 stadium. Stadium 5 direkomendasikan untuk memulai terapi pengganti ginjal. Pada saat seseorang didiagnosa PGK namun masih kategori stadium 3 dan 4, maka sangat baik kiranya untuk menghambat atau paling tidak memperlambat perburukan menjadi stadium 5.
Saat stadium 3 dan 4, penderita PGK belum disarankan untuk dialisis/terapi pengganti ginjal. Namun penjelasan bahwa suatu saat akan dilakukan tindakan itu mutlak dilakukan, karena sifat PGK akan mengarah ke stadium yang lebih tinggi, namun kapan saatnya, hal itu berbeda antar satu individu dengan individu yang lain.
Cara mempertahankan fungsi ginjal sisa agar tidak cepat menjadi stadium 5 dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dengan mengendalikan tekanan darah sesuai target, mengendalikan nilai gula darah sesuai target dan menjaga status nutrisi.
Menjaga status nutrisi pada PGK predialisis
Pada penderita PGK terjadi namanya hiperkatabolisme karena terjadi perubahan kondisi metabolisme akibat penyakit ginjal. Salah satu yang menjadi perhatian adalah asupan protein pada PGK.
Penderita PGK predialisis (stadium 3 dan 4), asupan protein sangat diperhatikan kadarnya. Jika terjadi kekurangan protein pada penderita PGK predialisis ini, maka akan terjadi malnutrisi energi-protein yang meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Namun jikalau kelebihan protein justru akan menyebabkan peningkatan risiko uremia, peningkatan kadar fosfat, darah menjadi asam, gangguan elektrolit dan yang jeleknya adalah menurunkan fungsi ginjal yang akan menyebabkan percepatan menjadi stadium 5.