Seperti kita ketahui bahwa pencetus utama terjadinya asma adalah terpapar zat yang bersifat alergi (alergen). Alergen yang sering adalah debu, bulu binatang, serbuk sari bunga, kain kotor dan kadang makanan yang bersifat alergi.Â
Selain itu pemicu lainnya adalah infeksi, misalnya sedang flu dan batuk sangat rentan terjadinya serangan asma. Zat iritan seperti asap rokok, asap pabrik, bau menyengat dan lainnya juga dapat memicu serangan asma. Dan satu hal yang penting bahwa faktor psikogenik ternyata dapat memacu asma seperti emosi meningkat, stres ataupun banyak pikiran.Â
Jika kita mengenali faktor pencetus tersebut, maka untuk mencegah serangan asma adalah menghindari faktor pemicu tersebut.
Bagi penderita asma yang kambuhan, maka perlu pemberian obat semprot yang sifatnya pemeliharaan, misalnya obat semprot pelega nafas kerja panjang (long acting bronkodilator) dengan atau tanpa kombinas inhalasi kortikosteroid (antiradang). Kadan jika asmanya bersifat lebih berat, diberikan obat kortikosteroid dalam bentuk oral. Tentunya pemberian obat tersebut sudah menjadi ranah dan pertimbangan dokter. Tidak boleh memutuskan menggunakan obat sendiri.Â
Semoga tulisan sederhana ini dapat membantu kita, baik penderita asma maupun orang di lingkungan sekitar sehingga dapat mencegah risiko yang lebih fatal akibat perburukan serangan asma tersebut.Â
Â
Salam sehat,
dr. Meldy Muzada Elfa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H