Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anda Kurang Darah, Bukan Darah Rendah

3 Maret 2016   09:04 Diperbarui: 3 Maret 2016   12:24 2498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: seseorang dengan gejalan kurang darah (Sumber: madamenoire.com)"][/caption]Terbolak-balik. Itulah kesan yang penulis dapatkan ketika berbincang tentang kondisi pasien, entah ketika berinteraksi dengan pasien di poliklinik ataupun di bangsa perawatan. Sebenarnya istilah kurang darah dan darah rendah sudah sering kali kita dengar, baik melalui televisi, radio, media cetak bahkan dalam percakapan sehari-hari. Namun entah mengapa sebagian pasien tetap saja kadang terbolak-balik dalan mengartikan istilah ini.

Kurang Darah Vs Darah Rendah

Sebenarnya tidak elok rasanya menuliskan sub judul di atas, karena seperti menduelkan 2 tanda penyakit yang berbeda. Tapi ini hanya kreativitas penulis untuk menegaskan bahwa dua tanda penyakit tersebut tidaklah sama. Tidak identik, dan juga tidak bisa dikatakan mirip.

Kurang darah dalam istilah medis disebut dengan anemia. Anemia sendiri merujuk kepada kurangnya komponen darah di dalam tubuh manusia. Rujukan komponen darah yang sering dilihat adalah hemoglobin (Hb) yang merupakan metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Sejatinya ketika sel darah merah kurang pada seseorang maka juga diikuti dengan menurunan kadar Hb sehingga terjadi gejala-gejala pada manusia seperti lemah, letih, cepat mengantuk dan tidak bergairah.

[caption caption="Ilustrasi: Sel darah Merah (eritrosit) dengan Hemoglobin yang terkandung di dalamnya (Sumber: resigianohar.wordpress.com)"]

[/caption]

Kadar normal Hb di dalam darah berbeda-beda tergantung jenis kelamin, usia dan faktor kehamilan. Namun jika boleh kita generalisasi, maka kadar Hb yang dikatakan normal pada orang dewasa berkisar antara 12-16 gr/dL (gram per desiliter). Jika seseorang datang ke dokter dengan hasil Hb di bawah 12 mg/dL, maka dokter akan memberikan diagnosis Anemia atau dalam bahasa awamnya adalah kurang darah.

Sedangkan darah rendah, secara filosofi berarti berkaitan dengan tekanan, bukan isi atau volume. Dalam bahasa medis darah rendah disebut dengan hipotensi, yang dinilai dengan mengukur tekanan darah secara tidak langsung melalui alat yang disebut dengan sfignomanometer (tensimeter). Sering denger kata "tolong ditensiin dong." Maksud dari kata tersebut adalah "tolong diperiksa tekanan darah saya dong".

[caption caption="Ilustrasi: Hasil tekanan darah yang menunjukkan seseorang darah rendah (Sumber: obattensirendah.com)"]

[/caption]

Tekanan darah manusia terbagi menjadi sistolik (baca: atas) dan diastolik (baca: bawah) yang secara optimal pada sistolik berkisar antara 110-120 mmHg (milimeter air raksa) dan diastolik antara 70-80 mmHg. Jadi jika disingkat, diharapkan tekanan darah normal pada manusia adalah 120/80 mmHg (baca: 120 per 80 milimeter air raksa). Ketika terjadi pernurunan tekanan darah pada seseorang, itulah yang disebut dengan darah rendah (hipotensi). Yang perlu diperhatikan bahwa kadang kurang darah ini tidak menunjukkan gejala yang khas. Banyak masyarakat memiliki tekanan darah yang kurang dari normal namun tidak menimbulkan gejala yang berarti atau sering disebut dengan hipotensi asimtomatik. Namun ketika seseorang dengan darah rendah memiliki gejala seperti pingsan berkali-kali, pusing berputar ataupun sering jatuh maka itu adalah suatu hal yang serius, karena biasanya darah rendahnya berkaitan dengan gangguan jantung pembuluh darah.

Bisakah Kurang Darah Tekanan Darahnya Normal? Atau Darah Rendah, Tapi Kadar Hb-nya Normal?

Memang bisa. Banyak sekali pasien dengan kurang darah (anemia) memiliki tekanan darah yang normal, bahkan ada juga yang memiliki tekanan darah yang tinggi.

Sebagai contoh, pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) biasanya selalu kurang darah (anemia) dan tekanan darahnya justru sangat tinggi. Hal ini dikarenakan pada pasien dengan PGK, terjadi gangguan terhadap fungsi salah satu komponen hormon ginjal yaitu untuk mematangkan sel darah merah. Akhirnya pasien dengan PGK terjadi kekurangan darah, tetapi pada saat yang bersamaan tekanan darah juga tinggi (darah tinggi) karena penyakit ginjal menyebabkan gangguan pembuluh darah dan akhirnya tekanan darah menjadi meningkat.

Pada kasus lain, misalnya pasien dengan kebocoran jantung di atrium/serambi (Atrial Septal Defect). Pada kasus ini kadang terjadi gangguan tekanan darah dengan menurunannya kadar sistolik (tekanan darah atas) namun pada saat yang bersamaan kadar Hb pada kasus ini meningkat. Peningkatan Hb karena pada kasus ini terjadi pencampuran darah di jantung yang seharusnya terpisah, tapi karena terdapat kebocoran makan kadar darah yang miskin oksigen tercampur dengan kadar darah kaya oksigen dan akhirnya darah kaya oksigen yang beredar di dalam tubuh menjadi tidak optimal (menurun) dan akhirnya tubuh melakukan reaksi kompensasi dengan meningkatkan kadar Hb supaya kebutuhan oksigen jaringan tetap terpenuhi.

Jika menilik 2 kasus di atas, berarti memang benar bahwa dua kalimat judul diatas itu memang sangat berbeda. Alih-alih dikatakan mirip, malah kadang bisa terjadi perbedaan nilai yang justru saling berlawanan.

Akhirnya sebagai penutup tulisan ini, semoga kesalahan persepsi (kebingungan, mungkin lebih tepatnya) dari masyarakat menjadi berkurang. Kurang darah atau anemia sering terjadi di masyarakat, bisa gawat atau tidak. Darah rendah juga sering ditemui di masyarakat, bisa dengan gejala yang bisa menyebabkan kegawatan atau bisa tanpa gejala. Tapi keduanya adalah tanda tubuh yang berbeda, tidak bisa disamakan atau dikatakan sama.

Jadi.... Anda bisa jadi kurang darah... Bukan darah rendah...

 

Salam sehat, 

dr. Meldy Muzada Elfa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun