Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cuci Darah Bukan Akhir dari Segalanya

1 Maret 2016   14:22 Diperbarui: 1 Maret 2016   15:32 8649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi: Proses Dialisis (www.timesofmalta.com)"][/caption]“Pak, menurut pertimbangan saya sebaiknya Anda dilakukan cuci darah.”

Sepenggal kalimat yang diucapkan dokter kepada pasien umpama petir di siang bolong. Rasa ketakutan melanda di seluruh raganya, dunia terasa tidak adil dan pikiran berkecamuk. Pasien ketika mendengar kata cuci darah, maka yang terlintas di benaknya adalah akhir dari segalanya. Hidupnya akan ketergantungan alat cuci darah, harus datang 1-2 kali seminggu, harus menyediakan waktu 4-5 jam tiap cuci darah, harus minum obat-obatan rutin dan lain sebagainya.

Seyogyanya memang persepsi itu bisa dipahami. Jika menilik pasien-pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dengan terapi pengganti ginjal yaitu cuci darah, diperlukan ketelatenan dan disiplin tinggi untuk selalu mengikuti jadwal cuci darah rutin, minum obat rutin dan periksa laboratorium rutin. Kadang persepsi ini semakin menakutkan ketika melihat terjadinya komplikasi pada pasien PGK seperti terjadinya stroke atau serangan jantung. Namun, benarkah persepsi tersebut harus tetap dipertahankan? Atau sebenarnya harus dilihat sisi baik dari tindakan cuci darah tersebut?

Apakah cuci darah itu?

Cuci darah atau dalam bahasa medis disebut dengan hemodialisa (HD) suatu proses pemisahan atau penyaringan atau pembersihan darah melalui suatu membran yang semipermeabel melalui suatu alat cuci darah yang dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, baik yang akut maupun kronik.

Saat ini cuci darah merupakan salah satu pengobatan pengganti ginjal yang paling banyak dipakai. Walaupun masih banyak kendala, cuci darah berhasil memperpanjang umur pasien PGK tahap terminal dan memberikan kualitas hidup yang baik, dan pada pasien yang bersifat Gangguan Ginjal Akut (GGA)/Acute Kidney Injury (AKI) memberikan manfaat besar untuk mencegah peningkatan kematian akibat racun ginjal dan menurunkan risiko kerusakan ginjal.

Cuci darah akhir segalanya?

Ketika dokter memberikan pertimbangan untuk segera dilakukan cuci darah, tentu dokter telah memiliki dasar pertimbangan yang masak untuk mengeluarkan pernyataan tersebut. Perlu diperhatikan bahwa cuci darah itu adalah suatu terapi pengganti ginjal, hal ini bisa bersifat sementara atau bersifat permanen tergantung jenis penyakit yang diderita oleh suatu pasien.

Jadi, bisa sementara saja? Tentu saja! Kenapa hal tersebut bisa demikian. Pada orang normal, ginjal bekerja 24 jam tanpa henti selama manusia masih hidup. Berbagai fungsi ginjal, yang paling utama adalah fungsi ekskresi yaitu mengeluarkan cairan yang bersamaan dengan itu juga dibuang racun dan zat hasil metabolisme  yang tidak diperlukan tubuh (baca: racun ginjal) yang jika tidak dibuang akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh.

Dalam kinerjanya, ginjal harus selalu terjaga dari kondisi yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal, yaitu darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes mellitus), batu ginjal/saluran kemih, kekurangan cairan berat, obat-obatan yang merusak ginjal, dan lain sebagainya. Jika mulai terjadi kerusakan ginjal, akan terjadi peningkatan marker kerusakan ginjal, yaitu kreatinin. Juga terdapat satu lagi marker ginjal, yaitu ureum yang merupakan hasil akhir metabolisme protein. Ureum dan kreatinin adalah indikator derajat kesehatan pada ginjal.

Pada pasien dengan kekurangan cairan yang berat (misalnya karena diare akut dan muntah masif, tidak minum berhari-hari, perdarahan akut) maka akan terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, hal ini menyebabkan ginjal menjadi tidak maksimal dalam menyaring dan mengeluarkan racun ginjal sehingga akhirnya terjadi peningkatan ureum dan kreatinin. Walaupun sudah diberikan terapi cairan yang mencukupi, sangat mungkin penanda ureum dan kreatinin masih tinggi sehingga akhirnya diputuskan untuk cuci darah. Apakah ini akhir segalanya? Tidak. 

Justru ketika seseorang diputuskan untuk cuci darah karena disebabkan kekurangan cairan yang berat, ini adalah tindakan pertolongan agar racun ginjal tidak sampai menyerang otak dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini sebenarnya ginjal masih baik, tapi tidak bisa bekerja normal karena aliran darah ke ginjal menurun. Jika setelah cuci darah, racun ginjal menjadi turun, cairan sudah terpenuhi dan evaluasi selanjutnya ureum dan kreatinin tidak meningkat lagi, artinya cuci darahnya hanya bersifat sementara. Ketika pasien menolak cuci darah dan terjadi komplikasi akibat racun ginjal yang tidak dibuang, justru itulah akhir dari segalanya.

Dalam kasus lain, terdapat pasien dengan batu saluran kemih. Karena terdapat batu itu, akhirnya urin yang dihasilkan ginjal terhalang tidak bisa dibuang, menyebabkan ginjal bengkak dan akhirnya racun ginjal menjadi meningkat. Tindakan yang tepat pada kasus ini adalah membuat batu tersebut, namun sebelum tindakan membuang batu tersebut, racun ginjal harus diturunkan dulu dengan cuci darah. Jika hal tersebut dilakukan dan racun ginjal sudah turun, tindakan pembuangan batu akan lancar dilakukan, urin dapat kembali keluar lancar, ginjal terselamatkan, racun ginjal turun, pasien tidak perlu lagi cuci darah.

Kadang pasien karena merasa takut, menolak tindakan cuci darah tersebut yang mengakibatkan tidak bisa dilakukan tindakan pembuangan batu. Lama-kelamaan ginjal menjadi rusak dan menjadi kronik, jika hal ini terus dibiarkan, akan mengancam jiwa pasien. Justru ini yang menyebabkan akhir segalanya.

Gembira dengan cuci darah

Ginjal adalah suatu organ jika rusak tidak akan bisa diperbaiki lagi. Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang disebabkan karena darah tinggi kronik, kencing manis komplikasi, penyakit polikistik ginjal, komplikasi lupus/autoimun, batu ginjal dengan kerusakan fungsi ginjal, dan infeksi ginjal harus dilakukan terapi pengganti ginjal. Salah satu terapi pengganti ginjal yang paling sering adalah dengan cuci darah. Ketika pasien diputuskan untuk cuci darah, maka itu bukan akhir segalanya. Penolakan atau menunda akan menyebabkan komplikasi yang lebih serius bahkan dapat mengancam jiwa.

Perlu diketahui bahwa pasien dengan cuci darah rutin dengan disiplin yang bagus, teratur minum obat dan selalu mengecek kondisi diri, angka bertahan hidupnya tinggi. Banyak pasien yang rutin dengan cuci darah bertahan di atas 10 tahun. Komplikasi yang terjadi diakibatkan karena tidak disiplinnya dalam berobat. Mayoritas pasien PGK mempunyai darah tinggi dan harus diberi terapi darah tinggi rutin. Komplikasi dari darah tinggi adalah stroke dan kejadian kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

Untuk meningkatkan disiplin, harus ditumbuhkan perasaan gembira dengan cuci darah. Banyak cara untuk menumbuhkan perasaan gembira itu. Ketika cuci darah, maka akan kumpul pasien-pasien dalam satu ruangan, jadikanlah hal itu sebagai ajang untuk saling berbagi dan bersilaturahmi. Saling bertukar pemikiran dan pengalaman. Selain itu, membentuk komunitas pasien dengan cuci darah sudah jamak dilakukan. Komunitas ini berfungsi sebagai ajang saling memotivasi, terutama pada pasien yang baru cuci darah, ajang saling mengingatkan dan berbagi tips dan trik dalam menjalani kehidupan dengan cuci darah. Silaturahmi akan berjalan dengan baik, perasaan depresi karena cuci darah akan hilang diganti perasaan gembira selalu bertemu teman sesama cuci darah.

Sebenarnya ada beberapa terapi pengganti ginjal selain cuci darah, yaitu dialisis peritoneum (cuci darah di perut) dan transplantasi (cangkok) ginjal. Namun, karena yang terbanyak masih cuci darah menggunakan mesin, maka seyogyanya hal ini kita bahas.

Ingat, cuci darah bukan akhir segalanya. Tapi cuci darah menolong membantu kualitas hidup untuk terus melanjutkan hidupnya menggapai cita dan cinta.

[caption caption="T-Shirt Dialisis (cafepress.com)"]

[/caption]

 

Salam sehat,

 

dr. Meldy Muzada Elfa

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun