Justru ketika seseorang diputuskan untuk cuci darah karena disebabkan kekurangan cairan yang berat, ini adalah tindakan pertolongan agar racun ginjal tidak sampai menyerang otak dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini sebenarnya ginjal masih baik, tapi tidak bisa bekerja normal karena aliran darah ke ginjal menurun. Jika setelah cuci darah, racun ginjal menjadi turun, cairan sudah terpenuhi dan evaluasi selanjutnya ureum dan kreatinin tidak meningkat lagi, artinya cuci darahnya hanya bersifat sementara. Ketika pasien menolak cuci darah dan terjadi komplikasi akibat racun ginjal yang tidak dibuang, justru itulah akhir dari segalanya.
Dalam kasus lain, terdapat pasien dengan batu saluran kemih. Karena terdapat batu itu, akhirnya urin yang dihasilkan ginjal terhalang tidak bisa dibuang, menyebabkan ginjal bengkak dan akhirnya racun ginjal menjadi meningkat. Tindakan yang tepat pada kasus ini adalah membuat batu tersebut, namun sebelum tindakan membuang batu tersebut, racun ginjal harus diturunkan dulu dengan cuci darah. Jika hal tersebut dilakukan dan racun ginjal sudah turun, tindakan pembuangan batu akan lancar dilakukan, urin dapat kembali keluar lancar, ginjal terselamatkan, racun ginjal turun, pasien tidak perlu lagi cuci darah.
Kadang pasien karena merasa takut, menolak tindakan cuci darah tersebut yang mengakibatkan tidak bisa dilakukan tindakan pembuangan batu. Lama-kelamaan ginjal menjadi rusak dan menjadi kronik, jika hal ini terus dibiarkan, akan mengancam jiwa pasien. Justru ini yang menyebabkan akhir segalanya.
Gembira dengan cuci darah
Ginjal adalah suatu organ jika rusak tidak akan bisa diperbaiki lagi. Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang disebabkan karena darah tinggi kronik, kencing manis komplikasi, penyakit polikistik ginjal, komplikasi lupus/autoimun, batu ginjal dengan kerusakan fungsi ginjal, dan infeksi ginjal harus dilakukan terapi pengganti ginjal. Salah satu terapi pengganti ginjal yang paling sering adalah dengan cuci darah. Ketika pasien diputuskan untuk cuci darah, maka itu bukan akhir segalanya. Penolakan atau menunda akan menyebabkan komplikasi yang lebih serius bahkan dapat mengancam jiwa.
Perlu diketahui bahwa pasien dengan cuci darah rutin dengan disiplin yang bagus, teratur minum obat dan selalu mengecek kondisi diri, angka bertahan hidupnya tinggi. Banyak pasien yang rutin dengan cuci darah bertahan di atas 10 tahun. Komplikasi yang terjadi diakibatkan karena tidak disiplinnya dalam berobat. Mayoritas pasien PGK mempunyai darah tinggi dan harus diberi terapi darah tinggi rutin. Komplikasi dari darah tinggi adalah stroke dan kejadian kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
Untuk meningkatkan disiplin, harus ditumbuhkan perasaan gembira dengan cuci darah. Banyak cara untuk menumbuhkan perasaan gembira itu. Ketika cuci darah, maka akan kumpul pasien-pasien dalam satu ruangan, jadikanlah hal itu sebagai ajang untuk saling berbagi dan bersilaturahmi. Saling bertukar pemikiran dan pengalaman. Selain itu, membentuk komunitas pasien dengan cuci darah sudah jamak dilakukan. Komunitas ini berfungsi sebagai ajang saling memotivasi, terutama pada pasien yang baru cuci darah, ajang saling mengingatkan dan berbagi tips dan trik dalam menjalani kehidupan dengan cuci darah. Silaturahmi akan berjalan dengan baik, perasaan depresi karena cuci darah akan hilang diganti perasaan gembira selalu bertemu teman sesama cuci darah.
Sebenarnya ada beberapa terapi pengganti ginjal selain cuci darah, yaitu dialisis peritoneum (cuci darah di perut) dan transplantasi (cangkok) ginjal. Namun, karena yang terbanyak masih cuci darah menggunakan mesin, maka seyogyanya hal ini kita bahas.
Ingat, cuci darah bukan akhir segalanya. Tapi cuci darah menolong membantu kualitas hidup untuk terus melanjutkan hidupnya menggapai cita dan cinta.
[caption caption="T-Shirt Dialisis (cafepress.com)"]
Â