Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Saya, Anda dan Kita Peduli, Hilangkan Mitos Kanker “Selamat Hari Kanker Sedunia”

3 Februari 2016   14:55 Diperbarui: 4 Februari 2022   06:48 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[caption caption="Proses penyebaran kanker (metastasis) (gambar dari N Engl J Med 2008;359:2814-23)"]


Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata kanker? Mungkin takut, merinding bahkan diimajinasikan sebagai seorang monster jahat yang membunuh siapa saja yang ditemuinya. 

Ketika Anda memang berfikir seperti itu, hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Karena memang kanker adalah penyakit serius dimana jika penatalaksanaannya tidak tepat akan menyebabkan kematian. 

Di masyarakat sendiri berkembang mitos tentang kanker yaitu kanker tidak boleh dibicarakan, kanker tidak ada gejala, kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kanker, dan kanker tidak bisa diobati. 

Tentunya mitos itu tidak benar, karena yang sebenarnya kanker adalah penyakit yang dapat dicegah, dideteksi dini, diobati dengan baik dengan pengobatan yang benar dan mereka berhak mendapat kualitas hidup yang baik.

Setiap 4 Februari diperingati Hari Kanker Sedunia yang merupakan kampanye untuk meningkatkan kepedulian (awareness). Dunia dan Indonesia sangat memperhatikan masalah ini. 

Dibentuknya Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) bertujuan mewujudkan penanggulangan kanker yang terintergrasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat, komite ini juga memiliki visi menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker di Indonesia. 

Kita sebagai masyarakat di luar komite tersebut juga punya kewajiban untuk membantu kampanye meningkatkan kepedulian, dengan cara apa? Mari kita baca ulasan tulisan ini.

Berkenalan dengan Kanker

Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:

  • Pertumbuhan tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal) sehingga terjadi benjolan atau peningkat sel darah tertentu.
  • Menyerang jaringan biologis di dekatnya sehingga jaringan sekitar rusak, bisa menyebabkan perdarahan, kerusakan organ dan kegagalan fungsi.
  • Menyebar ke bagian tubuh lainnya yang disebut dengan metastasi. Hal ini yang sering menyebabkan kematian.

Secara medis pembagian kanker yaitu jenis solid/padat misalnya kanker kolorektal usus besar, kanker paru, kanker hati, kanker idung telur, kanker leher rahim dan kanker nasofaring. Kedua adalah jenis non solid, lebih banyak berhubungan dengan kelainan limfoproliferatif yaitu kanker darah (leukemia) ataupun kanker kelenjar getah bening (limfoma).

Pernah mendengar kata salah penanganan kanker itu ibarat membangunkan singa tidur? Bagi yang pernah mendengar hal tersebut dan tidak memahaminya, ada baiknya dibaca penjelasan berikut. 

Manusia sebenarnya setiap hari terpapar zat-zat ataupun radiasi yang dapat mencetus terjadinya kanker, namun mekanisme tubuh yang dapat mencegah pertumbuhan sel tidak terkendali dan terdapatnya zat-zat antioksidan menyebabkan tidak semua orang menderita kanker. Namun kadangkala ada beberapa individu yang akhirnya terjadi pertumbuhan sel di luar batas normal.

Sebagai contoh misalnya seorang wanita mempunyai benjolan di payudara, artinya terjadi pertumbuhan sel diluar batas normal tapi belum diketahui apakah sel tersebut ganas atau jinak. Nah, tindakan awal yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap perjalanan dia dikemudian hari. 

Andaikata tumor tersebut dibuang (operasi) dan dinyatakan jinak maka tidak terjadi masalah di kemudian hari. Tapi jika ternyata itu adalah tumor ganas? Sel ganas pada benjolan tersebut apabila tidak diutak-atik maka dia akan diam saja dan kemungkinan menyebar jarang kecuali jika benjolan itu makin besar dan tidak dilakukan apapun.

Jika dioperasi dan dinyatakan ganas kemudian dokter menyarankan tindakan kemoterapi (pengobatan kanker)/radioterapi (penyinaran kanker) namun karena kekurangtahuan pasien dan tidak ada support dari yang lain, seringkali tawaran itu ditolak. 

Sehingga sel ganas yang mungkin masih ada/tersisa di dalam tubuh pasien dapat menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh limfa, akhirnya menyebabkan penyebaran sampai ke organ jauh yang memperburuk kondisinya (yang harusnya dapat dihilangkan dengan kemoterapi/radioterapi). Inilah yang disebut dengan membangunkan singa tidur.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan awal kanker sangat menentukan kelanjutan perjalanan penyakit. 

Sangat penting penderita, keluarga dan teman sekitar memahami bahwa kanker adalah sel ganas yang cepat menggandakan diri dan dapat menyebar jauh. 

Ketika dokter menyarankan untuk segera dilakukan kemoterapi/radioterapi, sebenarnya itu adalah saran terbaik yang harusnya segera dilakukan. 

Seringkali pihak penderita menunda tindakan tersebut (dengan berbagai pertimbangan, red.) dan kadang memilih opsi pengobatan alternatif, dan ketika pengobatan alternatif gagal baru kembali ke dokter dengan kondisi yang sudah berbeda dengan kondisi awal dan tentunya tingkat keberhasilan kemoterapi/radioterapi tidak sebesar jika dilakukan sedari awal.

Kanker dapat Dicegah

Pernah mendengar kata lesi pra kanker? Itu adalah sebuah kelainan anatomi jaringan di organ-organ tertentu yang mempunyai risiko menjadi kanker dikemudian hari. Kanker selalu dimulai dengan perubahan sel yang semula jenisnya normal menjadi jenis yang abnormal. 

Pada daerah-daerah tertentu hal tersebut dapat cepat dideteksi. Sebagai contoh adanya lesi pra kanker pada leher rahim atau pra kanker pada usus besar.

Banyak tindakan pencegahan yang sekarang digalakkan pemerintah antara lain pemeriksaan Papanikolaou test atau Pap smear dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk melihat lesi pra kanker leher Rahim. Terdapat pula pemeriksaan kolonoskopi (teropong usus besar) untuk melihat adanya lesi pra kanker usus besar. 

Ada juga pemeriksaan mamografi untuk melihat apakah terdapat benjolan curiga ganas pada payudara seorang wanita. Pemeriksaan tersebut membuktikan bahwa jika masyarakat peduli dari awal, sebenarnya tanda ataupun gejala awal kanker itu sudah bisa dikenali.

Ketika Anda atau orang di sekitar Anda memiliki faktor risiko kanker yaitu: 1. Usia > 55 tahun, 2. Berat badan berlebih, 3. Merokok, 4. Memiliki kecenderungan genetik terkena kanker, maka segeralah edukasi untuk peduli kemungkinan terkena kanker. Apalagi sudah memiliki gejala antara lain gangguan haid atau perdarahan memanjang, gangguan kebiasaan buang air besar atau buang air kecil, berat badan yang turun tanpa bisa dijelaskan, terdapat benjolan di leher, ketiak atau paha atas, batuk-batuk, demam tidak ada sebab, maka deteksi dini kanker adalah suatu keharusan untuk mencegah kanker.

Kanker dapat Diobati

Kabar gembira….. Kanker leher rahim langsung hilang setelah minum ramuan ini”. “Sebarkan, tumbuhan ini langsung menyembuhkan kanker kelenjar getah bening”. “Ternyata tanaman ini adalah obat kanker prostat”. 

Pernah membaca artikel atau sharing dari judul-judul di atas? Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, banyak informasi yang bisa diterima oleh masyarakat. 

Hal ini tentu harus disambut positif karena membantu mempercepat akses dan meningkatkan daya paham masyarakat terhadap sesuatu yang ingin diketahuinya. Namun kadangkala derasnya informasi belum tentu dibarengi dengan keabsahan dan kebenaran suatu tulisan.

Kanker adalah suatu penyakit kelainan sel yang pertumbuhannya tidak tidak normal, namun kanker dapat diobati. Selama puluhan tahun para peneliti telah memikirkan kenapa terjadi pertumbuhan sel yang cepat dan tidak normal, sampai akhirnya ditemukan cara untuk menghentikan pertumbuhan tersebut bahkan cara membunuh sel yang tidak tidak normal. 

Antara satu kanker dengan kanker yang lain berbeda. Sebagai contoh kanker usus besar terjadinya pertumbuhan selnya berbeda dengan pertumbuhan sel kanker payudara, sehingga jenis pengobatannya berbeda.

Obat kanker (kemoterapi) bekerja selektif pada sel kanker berdasarkan golongannya misalnya merusak DNA atau RNA sel kanker sehingga menjadi mati, menghambat sintesis DNA dan RNA, menghabat pemisahan rantai DNA, mengganggu proses mikrotubul saat pembelahan sel dan sebagainya. Semua obat kanker mempunyai dosis tertentu, waktu pemberian tertentu, kombinasi tertentu dan target ke lokasi sel kanker tertentu.

Mungkin saja tanaman obat yang diinformasikan tersebut mempunyai zat-zat yang bersifat anti kanker, tetapi apakah kita tahu dosisnya bagaimana? Apakah zat dari satu tanaman langsung membunuh semua sel kanker atau perlu kombinasi tanaman obat yang lain? Apakah sekali minum langsung berhasil atau harus berulang-ulang? Apakah tidak ada efek samping dari zat lain di tanaman yang justru berbahaya bagi tubuh manusia?

Obat kemoterapi yang berkembang sekarang justru banyak berawal dari penelitian tanaman obat yang kemudian ekstrak/zatnya diambil dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dijadikan obat kanker. 

Justru obat kemoterapi telah terdapat dosis pastinya, diketahui target terapinya, diketahui kombinasinya dan diketahui target pemberiannya. Kalau memang begitu kenapa lebih mendahulukan memberikan terapi ramuan yang justru keilmiahannya belum terbukti?

Pengobatan komplementer dan alternatif (Complementary Alternative Medicine/CAM) seperti 1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions): hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga, 2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif: Akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, Ayurveda, 3. 

Cara penyembuhan manual: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut, 4. Pemberian terapi herbal, jamu dan gurah, boleh bahkan dianjurkan tetapi sebagai pendamping pengobatan modern, bukannya sebagai pengobatan utama dan mengesampingkan atau bahkan meninggalkan pengobatan dengan kemoterapi. Ini yang menyebabkan kanker menjadi tidak bisa diobati, karena sudah terlambat.

Jika kita peduli kanker, ketika orang di sekitar kita didiagnosa kanker, maka secara tegas, mari kita sarankan agar mereka segera melakukan pengobatan secara medis. 

Jangan menunda atau mencoba mendahulukan pengobatan alternatif, tetapi tetaplah pengobatan medis modern pilihan yang utama.

Khatimah

Sebagai penutup tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa Saya, Anda dan Kita Peduli mempunyai peranan penting untuk melawan perkembangan kanker. 

Seperti disampaikan Ketua KPKN, Prof. DR. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Rad (K) bahwa kita semua dapat berperan mengingatkan semua orang akan pentingnya kewaspadaan dan mencegah kanker. Hal ini justru lebih berperan daripada tindakan kuratif terhadap orang yang sudah terkena kanker apalagi dalam tahap stadium lanjut.

Kasus kanker yang semakin tinggi di Indonesia, diprediksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan meningkat tujuh kali lipat pada 2030. 

Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC) bahkan mengeluarkan peringatan bahwa akan terjadi peningkatan kasus kanker sebanyak 200-300 persen. 70 persen diantaranya akan terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. "Bencana kanker ini ada di depan mata. Kalau kita tidak berbuat sesuatu dari sekarang, prediksi kasus kanker yang disebutkan WHO dan UICC mungkin bisa terjadi."

Selamat Hari Kanker Sedunia. Saya, Anda dan Kita Peduli, sekecil apapun peran kita, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memberikan perubahan yang berarti. Jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.

Salam sehat,

Saya, Anda dan Kita Peduli,

 

dr. Meldy Muzada Elfa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun