Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sebuah Cabe dan Serangan Maag

14 Desember 2015   14:29 Diperbarui: 14 Desember 2015   14:29 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain penyebab, tentu ada pemicu sampai terjadinya serangan nyeri/tidak nyaman di ulu hati seperti kasus penulis di atas. Pemicunya antara lain mengkonsumsi yang mengiritasi lambung (pedas dan berkarbonasi), yang meningkatkan asam lambung (kopi atau obat-obatan anti nyeri), stress berlebih dan sebagainya.

Jadi jika pembaca di sini sebagai seorang pasien, Anda jangan hanya berpuas diri ketika dokter mendiagnosa Anda dengan kata maag atau kata dispepsia. Sebab kalau boleh penulis berpendapat, ini adalah diagnosa yang masih ngambang, harus dicari tahu lebih lanjut penyebabnya.

Ada diagnosa lain dalam pendekatan klinis penyakit pencernaan ini yaitu gastritis. Secara sederhana definisi gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Namun yang jadi permasalahan dalam penegakkan diagnosa harus berdasarkan panduan Update Sydney System yaitu melalui tindakan gastroskopi (suatu tabung lentur/fleksibel dengan kamera yang dimasukkan ke dalam lambung pasien). Karena gastritis adalah suatu diagnosa yang harus dibuktikan dengan terlihatnya peradangan di mukosa/submokusa lambung bahkan beberapa tulisan mengatakan harus dilakukan tindakan histopatologi (pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di mikroskop), jika kecurigaan kita kuat cukup namun tidak ada fasilitas gastroskopi, maka cukup dengan menuliskan diagnosa suspek (curiga) gastritis.

Banyak gejala dan tanda lain yang berkaitan dengan kelainan sistem perncernaan, antara lain disfagia (sensasi gangguan hantar makanan dari mulut ke lambung), heart burn (sensasi rasa panas di balik tulang dada), perdarahan saluran cerna, muntah, diare akut dan kronik dan konstipasi yang awalnya hanya seperti dispepsia tapi sebenarnya hal tersebut adalah suatu komplikasi lanjutan yang perlu penanganan yang tepat.

Sehingga jika Anda sebagai pasien, sangat disarankan untuk tetap kritis dan tidak berpuas diri jika yang ketahui tentang penyakit Anda adalah maag. Anda perlu terus menggali dan berdiskusi kepada dokter kesayangan Anda untuk tindakan selanjutnya sampai diketahui penyebab utama penyakit tersebut.

Kepada rekan sejawat, penegakkan diagnosa terhadap gangguan yang berkaitan dengan pencernaan tidak sesederhana saat kita menuliskan kata dispepsia. Apalagi jika diagnosa ini telah tertulis bertahun-tahun di status rawat jalan pasien kita. Mari kita tingkatkan rasa ingin tahu kita dan berkolaborasi dengan sejawat yang lebih ahli untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Buatlah suatu prinsip BPIS (Bila Pasien Itu Saya).

Kepada masyarakat secara luas, tulisan ini hanya secuil dari banyaknya tulisan lain yang lebih bermutu dan menarik, namun penulis mengharapkan dari tulisan ini marilah kita menjadi pribadi yang cerdas dan lebih peduli dengan kesehatan. Banyak istilah penyakit yang familiar di masyarakat tapi tidak tertulis dalam istilah medis seperti masuk angina, angin duduk ataupun maag yang kita bahas ini, tentunya masyarakat harus pintar untuk lebih mengetahui yang sebenarnya. Ingat bahwa kesehatan milik pribadi masing-masing dan hak manusia untuk lebih tahu tentang kesehatan, bukan hanya monopoli dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

Besar kiranya kita berjalan bersama untuk mendukung Indonesia sehat, bukan saling hujat dan membeladiri, penuh dengan syak wasangka yang akhirnya semakin memperkeruh suasana. Biarlah Indonesia semakin maju dengan masyarakat modern yang sehat. Semoga

 

Yogyakarta, 2 Rabi’ul Awal 1437 H

dr. Meldy Muzada Elfa / @meldy01

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun