Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Masuk Angin

30 September 2014   21:15 Diperbarui: 3 Maret 2016   15:48 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi: Orang yang sedang terkena masuk angin (lillingtonmedicalservices.org)"][/caption]

Dewasa ini, pertumbuhan dan mobilitas manusia semakin meningkat, seiring dengan semakin berkembangannya tuntutan terhadap kinerja dan prestasi, maka mau tidak mau seseorang selalu bekerja keras dan melupakan kondisi fisik yang seringkali tidak seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan.

 

Salah satu hal sepele yang dapat mengganggu kinerja seseorang adalah suatu ‘penyakit’ yang sering disebut dengan masuk angin. Hmmm, kalau boleh ditelaah lebih lanjut tentang nama penyakit yang cukup familiar terdengar dimasyarakat, sebenarnya cukup sulit mencari referensi ilmiah ‘penyakit’ masuk angin tersebut.

 

Lho, kenapa bisa?

 

Mari kita telaah bersama... Andai kata masuk angin tersebut kita diskusikan dengan orang asing, maka mungkin mereka hanya menjawab dengan gelengan kepala. Ya, Hanya orang Indonesia yang menderita masuk angin sedangkan orang asing tidak pernah mengalaminya. Artinya? Masuk angin itu bukan ‘penyakit’ dalam arti sebenarnya, tapi itu adalah persepsi yang berkembang di masyarakat Indonesia.

 

Dalam Wikipedia, masuk angin didefinisikan sebagai adalah suatu "penyakit" yang disebabkan karena berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Masuk Angin diyakini menjadi penyakit yang nyata, namun saat ini belum ada bukti medis untuk mendukung klaim ini.

 

Kenapa Wikipedia penulis jadikan salah satu referensi? Karena ketika penulis mencoba untuk menggali informasi dari jurnal ilmiah maupun artikel populer, masuk angin tidak ditemukan. Dan senada dengan opini penulis tadi, bahwa ‘penyakit’ ini belum ada bukti medis yang mendukung.

 

Pengalaman penulis selaku tenaga medis, sewaktu praktek di masyarakat, banyak sekali keluhan dengan mengatasnamakan masuk angin. Dan tanda serta gejala klinis yang penulis dapatkan sebagian besar adalah perut kembung, nyeri ulu hati, flu, sakit kepala, hidung tersumbat dan demam. Keluhan ini meningkat seiring dengan perubahan cuaca, dalam hal ini ketika terjadi musim pancaroba.

 

Berkaca dari pengalaman klinis yang penulis dapatkan, maka penulis mencoba memberanikan suatu definisi masuk angin. Masuk angin adalah suatu kumpulan dua atau lebih gejala perut kembung ditambah dengan demam, nyeri otot, nyeri kepala, dan atau sering bersendawa yang diakibatkan karena kelelahan fisik, stres, bergadang atau telat makan yang menyebabkan sistem imun turun dan peningkatan asam lambung. Wah, kenapa panjang sekali? Jawabannya karena masuk angin itu adalah sindrom atau kumpulan gejala, bukan disebut penyakit.

 

Secara medis, selain mulut dan hidung, tidak terdapat tempat lagi untuk masuknya angin. Pendapat masyarakat bahwa angin bisa masuk melalui pori,ubun-ubun atau pusar, hal itu tidak diterima secara ilmiah. Perut kembung yang terjadi pada orang yang masuk angin, diakibatkan karena pembentukan gas berlebih dari lambung dan usus serta peningkatan pembentukan asam lambung, sehingga kadang jua disertai nyeri pada ulu hati.

Kenapa masuk angin sering terjadi saat habis begadang malam, kehujanan, atau keanginan? Sebenarnya penyebabnya bukan cuaca dingin, bukannya anginlah yang memicu terjadinya masuk angin. Cuaca dingin yang menyergap tubuh menimbulkan mekanisme vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Sebenarnya penyempitan pembuluh darah ini merupakan mekanisme tubuh untuk menjaga agar tidak terjadi pengeluaran kalori berlebihan dari tubuh, sehingga tubuh tidak perlu mengalami penurunan suhu atau hipotermia. Namun, dampak kurang menyenangkan dari penyempitan pembuluh ini adalah peredaran darah menjadi kurang lancar. Akibatnya, hasil metabolisme, berupa asam laktat, terakumulasi pada otot-otot. Inilah yang membuat badan jadi terasa pegal-pegal.

Cuaca dingin dapat menyebabkan rambut-rambut sel di saluran napas lambat bergerak. Padahal, mereka berfungsi untuk mengeluarkan lendir, bakteri, dan virus. Perlambatan ini juga menyebabkan seseorang menjadi rentan terkena infeksi seperti batuk, pilek, dan lain-lain.

Perihal perut kembung terisi gas, bisa terjadi akibat cuaca dingin yang menyebabkan perlambatan gerak peristaltik usus. Perlambatan inilah yang menyebabkan gas tertampung di saluran cerna, sehingga perut terasa kembung dan penuh (begah). Dan akhirnya perut akan tertekan oleh gas dan menyebabkan rasa mual sehingga menekan nafsu makan.

Apa benang merah yang bisa kita tarik dari tulisan di atas? Dari tulisan tersebut, bisa kita ambil kesimpulan bahwa masuk angin terjadi karena kesalaha pola hidup manusia itu sendiri. Ketika dalam keadaan cuaca yang dingin atau ditengah kesibukan yang sangat tinggi, kita dituntut untuk tetap menjaga stamina tubuh. Sindrom masuk angin ini terjadi karena menurunnya daya tahan tubuh yang berakibat terbentuknya gejala dan tanda yang disebutkan di atas tadi.

Sehingga pepatah lama yang mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati adalah hal yang bijak. Mengobati masuk angin termasuk hal yang mudah bagi para tenaga medis, bahkan penderitanya pun bisa kadang bisa mengobati diri sendiri, namun akibat dari masuk angin tersebut yang menyebabkan tertundanya pekerjaan atau terganggunya aktivitas, itu yang tidak bisa dinilai harganya.

Penulis tidak akan membahas tentang pencegahan ataupun pengobatan dari masuk angin ini, karena sudah banyak resensi mengenai hal tersebut, penulis hanya mengajak pembaca agar membuka mata terhadap penyakit ini, dianggap sepele dan kurang penting, tetapi berakibat kurang baik terhadap aktivitas kita

Salam sehat

 

dr. Meldy Muzada Elfa

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun