Pembaruan yang amat kentara sekali telah dilakukan oleh Syekh Muhammad Abduh ketika masih memegang kendali Al Azhar Pembaruan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan fungsi Al Azhar sebagai pusat pemurnian pemahaman Ajaran Islam dan diharapkan dapat mencetak kader-kader da’I yang tangguh, Dibentuklah dalam tubuh Al Azhar beberapa jenjang pendidikan, sejak tingkat dasar sampai jenjang akademi. Juga membuka fakultas-fakultas umum yang semuanya dengan sistem terpisah antara putra dan putri.
Semakin hari, Al Azhar berkembang semakin besar. Sehingga tidak hanya berpusat di Ibukota, Kairo, tapi hampir menyeluruh di setiap propinsi di Mesir dibuka cabang Al Azhar.
Dan pada saat inilah Al Azhar menjadi pusat sejarah umat Islam masa lampau terdapat banyak tempat ziarah tokoh islam yang dapat kita kunjungi ketika belajar disana nanti yaitu makam Imam Syafi’i, makam Rabi’ah Al-Adawiyyah, makam Nabi Sholeh dan lain sebagainya.
Dan juga di Sinai ada bukit Thursina di Luxor dan Aswan ada Bendungan Aswan dan peninggalan patung-patung besar pada zaman Fir’aun.
Intinya kemanapun kita pergi, selama itu berjihad menuntut ilmu di bumi Allah Insya Allah barakah. Seperti kata Imam Syafi’i orang yang berakal tidak akan diam di kampung halamannya saja tapi akan merantau ke negri orang dan meninggalkan negrinya karena setelah merantau kau akan mendapatkan kerabat dan kawan-kawan. Berlelah-lelahlah karena manisnya hidup terasa setelah lelahnya berjuang. Begitulah nasehat yang diberikan, untuk kita sebagai pemuda Indonesia setelah merantau diharapkan mereka kembali dan membangun negara Indonesia ini menjadi lebih baik dengan apa yang didapatkan.
Â