Mohon tunggu...
Melati Puspita Dewi
Melati Puspita Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Panggil aja teteh;

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sharing Session bersama Patient Supporter dan Perawat TB-RO

26 September 2022   21:01 Diperbarui: 26 September 2022   21:08 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sharing Session dengan Perawat TB-RO (Dokpri)

MAKASSAR- Demi membangkitkan semangat sembuh untuk pasien TB-RO, sebagai Patient Supporter & Perawat TB-RO menyampaikan pendapat juga harapannya agar semakin banyak pasien TB yang semangat untuk sembuh total tanpa mangkir minum obat. Bertempat di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar membuka ruang diskusi bersama mahasiswa program magang Kampus Merdeka BCF-Yamali TB saling melontarkan pertanyaan guna memenuhi rasa penasaran mereka, Selasa (13/9).

Penghentian konsumsi obat secara sengaja oleh pasien TB dapat menyebabkan pasien tersebut terkena TB-RO (Tuberkulosis Resisten Obat) yang mana penyakit tersebut menjadi kebal terhadap obat dan akan sulit untuk disembuhkan. Bukan tanpa alasan banyak pasien TB ini putus minum obat, rentetan efek samping obatlah yang membuat mereka jera seakan berpengaruh terhadap psikologis sampai ke mental pasien. Ketahanan tubuh tiap orang berbeda-beda, begitu juga mereka. 

Sebagai orang awam, konsumsi obat banyak dalam kurun waktu seminggu saja sudah membuat tidak nyaman, bagaimana dengan mereka sebagai penderita TB-RO harus mengkonsumsi kurang lebih 17 butir obat dalam kurun waktu 22 bulan, padahal jika tidak putus obat mereka hanya mengkonsumsi 2 butir obat dalam kurun waktu 6 sampai 10 bulan (TB-SO).

Sharing Session dengan Perawat TB-RO (Dokpri)
Sharing Session dengan Perawat TB-RO (Dokpri)

Disampaikan oleh Patient Supporter di Balai Paru, Musdalifah N, S.Psi menyampaikan harapannya terhadap pasien TB, tentang "pentingnya semangat dalam minum obat itu pasti, berjuang untuk sembuh, jangan sampai putus minum obat di tengah jalan, dukungan keluarga adalah yang utama", tuturnya.  Sebagai patient supporter memang bertugas memberi dukungan pada pasien, tetapi peran keluarga tidak akan pernah bisa tergantikan untuk membuat pasien TB ini sembuh total. Jangan sampai terdengar kasus lagi bahwa pasien TB di terlantarkan begitu saja oleh keluarga, tidak terurus, bahkan sampai meninggal dunia. 

Pada kesempatan terpisah, sesi tanya jawab dengan Perawat TB-RO, Pak Abdul Majid menyampaikan pengalamannya dalam merawat pasien TB sampai sembuh, "Saya tahu banyak sekali obat yang harus dikonsumsi, itu semua untuk kesembuhan, meski banyak efek samping yang saya sendiri pun tidak bisa merasakan, tetap sabar karena banyak sekali pasien yang sudah sembuh total meskipun sempat dalam kondisi drop," tuturnya.

Tidak ada alasan pasien TB untuk tidak berobat ke pelayanan kesehatan terdekat, pengobatan TB itu gratis. Jika kamu atau kerabat terdekat terkena TB tidak perlu takut untuk menjalani pengobatan,  ada kak Musdalifah dan Pak Majid serta rekan-rekannya yang akan selalu siap mendampingi, merawat, dan mengingatkan para pasien TB untuk semangat sembuh. 

Tak hanya pihak eksternal, dukungan keluarga pasien juga sangatlah dibutuhkan. Mengapa? karena merekalah yang paham betul bagaimana watak dan keseharian pasien. Hal ini sebenarnya memudahkan para penggiat TB untuk menembus para pasien yang masih sulit untuk ditemui, dengan menggunakan pendekatan secara terbuka mulai dari keluarganya sampai ke pasien terkait, lalu proses mengedukasi bisa dilakukan apabila yang bersangkutan berkenan. 

Harapannya tidak ada lagi kasus pasien TB putus minum obat agar mereka sembuh total dan kedepannya tidak ada lagi kasus keluarga yang menelantarkan pasien TB hanya karena tidak ingin merawatnya. 

[Kenali Yamali]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun