Mohon tunggu...
Melati Melati
Melati Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya Rima Melati dari perguruan tinggi universitas siber asia Jakarta dan juga dari kelas -03

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pedgang Nasi Rumah Pohon di Pingiran Kota Batam

23 Juni 2022   22:29 Diperbarui: 23 Juni 2022   23:01 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KESABARAN SEORANG PENJUAL NASI BUNGKUS YANG MERI

KESABARAN SEORANG PENJUAL NASI BUNGKUS YANG MERINTIH PILU

 KESABARAN SEORANG PENJUAL NASI BUNGKUS YANG MERINTIH PILU AKIBAT KENAIKAN

 HARGA BAHAN MASAKAN DI PINGGIRAN KOTA BATAM KEPULAUAN RIAU

KESABARAN SEORANG PENJUAL NASI BUNGKUS YANG MERINTIH PILU AKIBAT

 KENAIKAN HARGA BAHAN MASAKAN DI PINGGIRAN KOTA BATAM KEPULAUAN RIAU

Disebuah warung tepat nya di belakan moll yang berada tidak jauh dari pingiran kota tersebut terdapat penjual  nasi yang dinamakan dengan rumah pohon , kehidupan yang menerpa dalam perjalanan kehidupan nya.  Terdapat kisah yang pilu, menarik dan unik  dalam perjalanan menjual nasi bungkus  hinga kakhirnya.

saat ini yang terjadi  akibat naiknya bahan masakan yang sangat tinggi serta banyak resiko dalam berjualan nasi maupun warung penjual sayuran , 

bagaimana tidak keperluan semakin hari semakin tinggi serta menambah nya juga keperluan dalam kehidupan berkeluarga yang mana banyak sekali  kendala dalam hal berjualan khusnya bahan makanan yang telah dibuat untuk dikomsumsi sehingga dapat dinikmati oleh pembeli , haru serta pilu  yang dialami oleh penjual nasi bungkus yang Bernama tiara yang menjadi ibu sekaligus nenek bagi anak dan cucu nya ;  

dan juga keluhan yang dirasakan penjual terhadap tingginnya harga bahan mentah , seprti sayuran , ikan ,cabai , bawang  serta minyak goreng dan lain sebagai nya 'membuat para penjual nasi bungkus , 

pemjual gorengan maupun penjual di warung mengeluh dengan harga yang semakin bulan semakin tinggi sehinga mempengaruhi pembeli untuk lebih dikit karena memperhitungkan harga yang tidak stabil . denggan adanya bahan makanan yang semakin tinggi juga peminat pembeli juga berkurang menurut para penjual yang  telah saya tinjau dan amati dari penjual itu banyak yang mengalami kerugian dari segi makanan serta keuanggan itu ,

 contoh nya si penjual memberikan kasbon namun juga si pembeli tidak membayar sebesar 8 juta , 5 juata dan masih banyak lagi hal yang membuat penjual nasi semakin teruk dan tidak bisa memutar uang untuk keperluan membeli lagi sehingga keterpurukan semakin menjadi karena ditambah kendala  yang menerpa yaitu hujan serta  yang berhutang namun tidak membayar sehingga kabur meningalkan hutang yang banyak .

Inilah wawancara saya kepada ibu tiara.

Tak begitu  banyak yang bisa hidup dengan  perekonomian yang terjadi dalam keluarga maupun linkungan masyarakat dimana dengan banyak orang yang mencari keuntungan di masa yang sulit ini untuk keperluan pribadi nya tampa mementingkan derita orang lain dimana  orang telah memberikan keringana tapi malah disalahgunakan dan akhir nya juga tidak membayar yang telah memberikan kasbon  .

 jadi banyak hal yang perlu juga diketahuai oleh pemerintah daerah atau kota mampu untuk menyeimbangkan  serta menstbil kan perekonomian masyarakat rendah agar indonesia menjadi negara yang berdaulat adil serta Makmur , 

sehinga bila keadaan bahan pokok makanan dapat stabil maka dampak nya juga akan lebih baik  untuk itu bagi pemerintah indonesia juga harus bisa memberikan penuruna harga bahan pangan untuk tidak lebih melonjak tinggi atau meroket setinggi langgit karena itu akan berdampak sangat sulit bagi masyarakat rendah untuk memberikan harga sesuai bahan makanan yang dibeli .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun