Mohon tunggu...
Melati (Foxeye)
Melati (Foxeye) Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Pemerhati Hukum dan Politik

Meninggalkan jejak kaki saya disini melalui tulisan, karena mereka membuat saya abadi. Temukan tulisan disini berkaitan dengan hukum, politik, filsafat, seni lukis, dan fenomena dunia yang menarik. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menghadapi Ancaman Nuklir Putin: Barat Harus Kembali Pada Logika Perang Dingin Untuk Menjaga Keamanan Dunia

22 November 2024   14:24 Diperbarui: 22 November 2024   14:31 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vladimir Putin kembali memainkan kartu ancaman nuklir untuk mencegah negara-negara lain membantu Ukraina melawan invasi brutal yang ia lakukan. Kali ini, ancamannya muncul setelah Presiden AS, Joe Biden, memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan misil yang disuplai oleh AS untuk menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia. Ini jelas semakin memanaskan situasi.

Namun, perlu dicatat, banyak serangan terhadap Ukraina sebenarnya berasal dari Rusia, dan pasukan Ukraina bahkan sudah beberapa kali melintasi perbatasan ke wilayah Kursk. Jadi, aneh rasanya kalau AS begitu lama mempertahankan pembatasan tersebut. Sekarang, Inggris dan negara-negara Barat lainnya seharusnya mengikuti langkah Biden, mengabaikan ancaman Putin, dan membuang pembatasan serupa.

Putin juga baru saja mengubah doktrin militer Rusia, yang menyatakan bahwa serangan terhadap Rusia dari negara non-nuklir yang mendapat dukungan dari negara nuklir bisa dianggap sebagai "serangan bersama" dan bisa memicu respons nuklir. Keputusan ini justru semakin mendesak dunia untuk mengabaikan ancaman-ancaman Putin.

Satu hal yang harus dipahami dunia demokrasi: kita tidak boleh membiarkan diktator berdarah ini berpikir bahwa dia bisa terus melaju secara militer tanpa takut pembalasan, hanya karena ancaman nuklir yang terus dia lemparkan. Meskipun begitu, kalau kita terlalu santai dan mengabaikan ancaman nuklirnya, Putin bisa saja merasa bahwa dia terlihat lemah di mata rakyat Rusia, dan itu bisa membuatnya nekat menggunakan senjata nuklir. Tapi, meskipun itu menakutkan, kita sebenarnya tidak punya pilihan lain selain mengandalkan logika deterensi nuklir, atau yang dikenal dengan sebutan "Mutually Assured Destruction" (MAD), untuk menjaga keamanan, seperti yang terjadi selama Perang Dingin dulu.

Mengalah terhadap ancaman Putin bisa jauh lebih berbahaya. Jika dia merasa dunia lemah, dia mungkin akan berusaha memanfaatkannya, bahkan mungkin menyerang negara anggota NATO. Ini, menurut banyak orang, bisa menjadi pemicu Perang Dunia Ketiga.

Meskipun Putin mungkin cukup gila untuk menggunakan senjata nuklir, bukan berarti semua orang di sekitarnya setuju dengan itu. Sebagian besar rakyat Rusia juga takut akan kiamat nuklir, sama seperti kita. Dunia sekarang seakan berada dalam Perang Dingin Baru, dan Barat harus tetap teguh seperti dulu dalam mempertahankan kebebasan dan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun