Adab-adab yang sudah menjadi kultur disekolah, madrasah atau lingkungan islam ini, menjadi andalan tersendiri yang membedakannya dengan sekolah dan madrasah madrasah umum lainnya. Contohnya, didunia pesantren anak anak santri dan lainnya membiasakan berhenti saat berjalan, bahkan menundukkan kepalanya ketika ustad atau ustadzah serta kyai atau guru gurunya yang lain lewat dihadapannya, selain itu, adabnya ketika berbicara adalah dengan tidak menatap wajah gurunya, serta hal yang paling sederhana adalah senantiasa merapikan alas kaki guru-gurunya dimanapun itu.
Keagungan akhlak ini sangat tentram adanya jika mampu diterapkan diseluruh daerah tanpa terkecuali, ketika siswa mampu ta'dhim kepada guru gurunya, menghargai setiap ilmu yang diajarkan, maka tidak akan mustahil, Negara kita memiliki kekuatan yang begitu dahsyat dari dalamnya.
Didunia yang sudah ter-ombang ambing dengan persaingan tekhnologi ini, adab dan akhlak yang semakin menipis, serta pergaulan yang semakin bebas mulai mengrogoti pemikiran jernih para pemuda saat ini.
Namun, dizaman milenial ini, syukurlah masih ada beberapa universitas yang mampu menahan mahasiswanya untuk tidak terombang ambing ancaman Negara asing lainnya salah satu contohnya yakni penanaman moral dan akhlak pada mahasiswa baru UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, disini sejak awal, mahasiswa baru di paksa terbiasa dengan adanya ma'had atau istilah lainnya asrama. Yang mana didalamnya, sangat terasa pengaruhnya, ketika mahasiswa yang menjadi tombak Negara, diasah dan di bentuk moral dan adab serta akhlaknya agar mampu menjadi pondasi kuat Negara ini.
Hal itu terlihat dari rutinitas ta'lim kita, ta'lim qur'an, pendalaman bahasa arab, dan masih banyak lagi. Yang tidak kalah penting adalah pembiasaan shalat berjamaah, karena ketika manusia mampu mengedepankan shalatnya, maka mudahlah segala urusannya, pun sebaliknya, ketika manusia menunda-nunda shalatnya, itu juga akan terjadi pada pekerjaannya. Ini realita yang sangat terasa.
Pada rutinitas ta'lim di ma'had ini, secara tidak langsung bukan hanya memberi kemampuan serta kematangan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi mahasiswa, melainkan juga menanamkan perilaku baik dan abad yang tepat didalamnya, contoh, ketika ta'lim selesai, serentak seluruh mahasiswa berdoa dengan menundukkan kepala, dan tidak bergegas atau beranjak pergi sebelum ustad atau ustadzahnya lebih dulu meninggalkan tempat, ketika bertemu dijalanpun, sapaan halus sering kali diutarakan mahasiswa pada guru gurunya, dan masih banyak lagi.
Adanya penanaman akhlak dan moral ini menjadi harta bangsa yang ada sejak lama, yang tidak hanya budaya dan kemerdekaannya yang harus dijaga, melainkan sikap dan adab baiknya haruslah dijadikan cerminan pula. Agar Indonesia menjadi Negara yang mampu mengembangkan tekhnologi dan mengedepankan moral dan adabnya agar selaras antara kemerdekaan bangsa dan silaturahmi antar rakyatnya. Ketika adab baik dilakukan oleh seluruh instrument Negara, mustahil Negara hancur dan bercerai berai kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H