Mohon tunggu...
Melati Dwi Laura
Melati Dwi Laura Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar di SMA Muhammadiyah Labuhan batu Utara,sumut

Moto Hidup, "Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan".

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tak Kenal Maka Tak Sayang, Guruku Ternyata Se-Asyik itu

3 Oktober 2024   19:43 Diperbarui: 3 Oktober 2024   19:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bu Mila Trianti S.Ag, seorang Wakasek kurikulum (wakil kepala sekolah ) disebuah SMA Muhammadiyah 09 Kualuh Hulu, Labuhan batu Utara, dan juga merupakan guru Mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam). 

Bu Mila seorang guru yang berhati lembut, murah tersenyum, cantik, asik, dan juga humoris. Awalnya ku kira dekat sama seorang wakil kepala sekolah adalah hal yang sedikit menakutkan, karena sebagaimana yang biasanya kita pahami bahwa kepala sekolah dan wakil kepala sekolah termasuk orang-orang yang disegani di lingkup sekolah, sehingga membuatku takut untuk mencoba mendekat dengannya. 

Dikelas 10 kemarin beliau tidak masuk dikelas kami ( X IPS 2), sehingga kenal pun hanya kenal biasa-biasa saja, sebatas bertegur sapa, dan bercengkrama pun hanya sesekali. 

Beliau adalah guru yang selalu memberikan wejangan di setiap pagi , disetiap selesai senam sebelum kami para siswa-siswi memasuki kelas masing-masing. Beberapa dari kami, tepatnya saya pribadi, dulu menganggap beliau sebagai seorang guru yang cerewet, dan kadang suka marah-marah, hehehe. Sehingga ini juga menjadi salah satu alasan mengapa sewaktu kelas 10 tak mencoba untuk dekat, berbicara dengan beliau padahal sesekali sudah sering memperhatikan dan kagum dengan beliau ;). 

Tepat sekitar 2/3 Minggu yang lalu, seorang guru kami berduka, orangtuanya (ibunda) tercinta berpulang ke Rahmatullah, sehingga sekolah mengutus kami IPM (ikatan pelajar Muhammadiyah) dan beberapa guru untuk pergi Melayat. Guru yang ikut salah satunya adalah Bu Mila, beliau duduk di depan bersama guru-guru yang lainnya. Sedangkan aku duduk di bangku belakang. Saat sampai di lokasi duka dan baru turun dari mobil, beliau berkata "Loh, ikut nyo kau kak, kok diam aja tadi". Entah kenapa disitu rasanya seperti terharu sekali. Guru yang ku segani ternyata tak semenakutkan dan setegang yang ku kira. 

Beberapa hari kemudian seusai dari kejadian itu, akupun mulai memberanikan diri untuk Chat beliau melalui WhatsApp. Siapa sangka kalau ternyata respon yang beliau beri sangat MaasyaAllah, dan selalu fast respon. Tak satupun chat dari ku yang tidak dibalas oleh beliau. 

Yups..

Bu Mila, guru yang berhasil menginspirasi ku walau hanya dari cerita orang, dan beberapa persen lainnya dari penglihatan ku sendiri. Tak peduli orang lain berkata apa, tapi yang pasti, di mataku setiap guru-guru ku mempunyai keistimewaan-keistimewaan nya tersendiri. 

Bu Mila juga termasuk guru yang ketika dikunjungi kerumahnya, membuat merasa tidak ingin pulang dan ingin berlama-lama dirumahnya. Karena beliau selalu bercerita hal-hal unik, menarik, dan tentunya ada pelajarannya. 

Mulai saat itu, bu Mila menjadi termasuk salah satu orang penting dan istimewa di hidupku, dengan harapan semoga Allah selalu menjaga rasa sayang ini agar tidak saling mengecewakan dan dikecewakan. 

Semoga Bu Mila selalu sehat, tetap kuat, menghebat, dan selalu menginspirasi. Aamiin. Dan semoga bisa merajut banyak kisah indah.  

Salam Literasi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun