Pertanyaannya adalah, buku apa yang ingin kamu tulis? Target sasaran yang tidak jelas dapat menyebabkan keraguan dan membuat seseorang akhirnya mengurungkan niat atau menunda untuk memenuhinya.
Kita selalu terobsesi dengan hasil daripada mencari tahu bagaimana cara-cara untuk mencapainya. Kita lebih sering mengukur kesuksesan dengan hasil daripada usaha dan jerih payah yang sudah kita lakukan.
Jadi, apakah membuat resolusi tahunan itu salah? Jawabannya, tidak. Namun, ada jalan alternatif lain yang bisa menunjang keberhasilan resolusi tahunan. Daripada merumuskan kegagalanmu sendiri dalam bentuk resolusi, lebih baik ganti tradisi ini dengan membuat MIT setiap hari. Apa itu MIT?
Most Important Task. Target jangka pendek yang harus dikerjakan setiap hari. Jika resolusi tahunan selalu mencapai kata gagal, mungkin membuat MIT bisa menjadi solusi.
Metode ini saya adopsi dari buku "The Power of Less" karya Leo Babauta. Caranya yaitu, menuliskan paling banyak 3 kegiatan setiap hari. Tulislah kegiatan yang masuk ke dalam kategori paling penting untuk diselesaikan hari itu. Kalau pada pelaksanaannya ternyata kita bisa menyelesaikan lebih dari 3, maka anggap saja itu adalah bonus atas pencapaian kita.
Kenapa cuma tiga, padahal banyak yang harus kita selesaikan? Lebih baik sedikit tetapi terpenuhi, daripada banyak tetapi tidak terlaksana sama sekali.
Membuat resolusi tahunan memang bukan sebuah kesalahan. Dengan mencatat, otak jadi lebih mudah mengingat.Â
Namun, dalam pelaksanaannya sering kita temukan realita yang tidak sejalan dengan ekspektasi yang kita kira. Membuat target jangka pendek dengan metode MIT bisa membantu kita menyelesaikan target resolusi secara bertahap.
Ayo, biasakan diri untuk bekerja lebih sedikit demi mencapai hasil yang lebih baik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H