Aku dan kau tidak seperti jangkar dan awak kapal.Â
Tapi kalau kau mau menyamakannya, tak apa.Â
Bicara tentang awak kapal, semalam ada wanita hamil di depan rumah pamanku. Ia jatuh terpeleset dan aku berteriak histeris karena ia tidak mendengarkan omonganku bahwa disitu memang licin.Â
Aku berteriak putus asa melihatnya jatuh di tanah, tapi dia masih bisa bangkit. Berjalan ke tempat dukun beranak.Â
Bayi dan rumah belum bisa akur denganku. Salah satunya karena terlalu mendamaikan sehingga aku hanya mau memilikinya dengan orang yang aku percaya, sisanya karena tidak suka saja. Bagaimana denganmu?Â
Bagaimana rasanya merindukan bayangan sendiri ketika matahari mati dan lampu juga pergi? Sepertinya sedih, sebagian lainnya menganggap gila.Â
Aku benar-benar tidak tahu bayangan siapa yang hilang pada hari sesuntuk ini. Sepertinya bukan milikku, tapi aku akan mulai menuduh orang sebagai hantu bila melihatnya tidak memiliki bayangan pada siang buta.Â
Di mana pun hilangnya, "siapapun" tidak akan mencari.Â
"Siapapun" akan menunggu hingga usianya habis dan tidak sempat meluangkan waktu untuk mencari.Â
Atau jangan-jangan semua hal sebenarnya tidak penting, tapi manusia saja yang punya banyak tenaga untuk memikirkannya?Â