Mohon tunggu...
Melathi Putri Cantika
Melathi Putri Cantika Mohon Tunggu... Freelancer - keterangan profil

Passionate Word Crafter

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Arus yang Tidak Harus Menghanyutkan

2 Desember 2020   15:38 Diperbarui: 2 Desember 2020   15:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haruskah saya memberi pernyataan bahwa saya juga belum sempurna, agar apa yang saya katakan ini akan lebih diterima? Jika saja manusia harus melengkapi dirinya sebelum mengatakan yang benar dan yang salah, akankah tuhan menyuruh manusia untuk saling bertegur bila di antaranya ada yang salah?

Saya sepenuhnya percaya bahwa saya, mereka, siapapun di sudut bumi manapun berhak mengenakan apa yang mereka ingin. Saya tidak akan menyuruh para perempuan yang otoritasnya di bawah saya untuk menandatangani surat bermaterai berisikan pernyataan akan mengenakan jilbab, seperti yang guru SMA saya lakukan dulu.

Konsekuensinya, jika mereka berhak mengenakan apapun, saya juga berhak mengatakan ketidaksetujuan apapun. Toh saya tidak memaksa mereka menyetujui omongan saya.

Asal mereka tahu bahwa tidak semua trend wajib diikuti karena trend tidak mengandung dan melahirkan nilai-nilai yang patutnya sudah kita pegang. Asal mereka tahu pula bahwa bukanlah sebuah kewajiban untuk menunjukkan siapa kita dengan cara berenang melewati arus trend tanpa perlawanan sama sekali.

Sebab sejujurnya hal ini berangkat dari kerisihan saya ketika ditunjukkan segala sesuatu yang harusnya mereka tunjukkan karena mereka suka, tetapi mereka hanya menunjukkan itu karena manusia-manusia lain yang tidak mereka kenal dan tidak penting bagi hidup mereka juga tengah mengenakannya. Itu tidak masuk akal bagi saya. Kecuali bila mereka dibayar untuk itu atau sedang melakukan riset pasar, tetapi keduanya pun tidak.

Saya mengenal konsep libertarian, sedikit mengamininya tetapi kemudian tidak yakin apakah saya bagian darinya karena saya suka mengamati apa yang terjadi dan dengan hasil pengamatan itu tampaknya saya tidak akan diam saja dengan tidak berkomentar.
Uhmm, kecuali bila itu keputusan pribadi yang kiranya tidak akan mempengaruhi banyak orang secara masif.

Akhirnya pada baris kalimat ini saya akan kembali meletakkan asumsi bahwa mereka sudah punya nilai-nilai yang dipegang ketika menyaring apa yang menurut mereka "baru" itu serta berharap ada kesadaran bahwa mungkin dengan mengikuti trend, mereka juga sedang jadi korban konsumerisme, siapa yang tahu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun