Mohon tunggu...
Melathi Putri Cantika
Melathi Putri Cantika Mohon Tunggu... Freelancer - keterangan profil

Passionate Word Crafter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Salah dari Budaya Barat Vs Budaya Timur

3 November 2020   15:22 Diperbarui: 3 November 2020   15:49 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya juga tidak akan melekatkan segala jenis kebaruan pada budaya barat. Saya tidak yakin bahwa segala jenis hal baik dan baru berasal dari sana. Namun, tidak berarti pula bahwa istilah "budaya barat" adalah salah dari segala salah yang dapat disalahkan.

Contoh lain, Feminisme dianggap tidak patut diikuti karena berasal dari budaya barat. Lalu apa masalahnya bila Feminisme berasal dari barat? Kata-kata "berasal dari barat" adalah netral. Saya tidak sama sekali menemukan sesuatu yang salah. 

Bahkan bila ada penjelasan bahwa Feminisme berhubungan dengan penurunan angka partisipasi sekolah, kita harus memastikan apakah hubungan antara Angka Partisipasi Sekolah dan keikutsertaan pada gerakan Feminisme adalah hubungan sebab akibat atau hanya korelasi.

Jadi, bila saya yang jadi orang dengan posisi kontra terhadap suatu hal, katakanlah cara berpakaian, bagaimana saya akan bertindak, alih-alih hanya meneriakkan yel-yel anti budaya barat?

Pertama, saya akan memastikan bahwa pendengar saya adalah orang yang meyakini apa yang saya yakini. Bisa saja dia beragama Islam, tahu cara berpakaian sesuai agamanya, tetapi dia tidak percaya dengan konsep menutup aurat, tentu tidak akan efektif omongan saya jika dibandingkan dengan saat saya menegur orang yang punya asumsi sama dengan saya.

Kedua, saya tidak akan menggunakan argumen "agar tidak dilecehkan" karena argumen itu tolol. Survei yang dilakukan oleh koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari Hollaback! Jakarta, perEMPUan, dan Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta, menunjukkan bahwa Top 3 baju yang dikenakan perempuan saat dilecehkan adalah rok, celana panjang, dan baju lengan panjang. 

Pada akhirnya, saya akan membawa narasi syariat Islam karena beberapa opsi lain kurang tepat.

Saya rasa masyarakat harus tahu bahwa cara menolak hal-hal lain di luar kelompoknya tidak cukup hanya dengan menunjukkan bahwa hal itu tidak sama dengan apa yang ada di kelompoknya, tetapi menjelaskan secara logis mengenai apa yang dianggap baik dan tidak baik, apapun itu standarnya. Sebab sentimen kelompok saja tidak cukup. 

Apakah peserta debat yang pro terhadap Sunni dapat memenangkan lomba hanya dengan merujuk pada fakta bahwa mayoritas orang Indonesia beraliran Sunni? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun