Pendidikan di Indonesia saat ini sudah berubah sejak COVID 19. Pandemi COVID-19 menyebabkan dibatalkannya semua acara di Indonesia yang dapat mengumpulkan kelompok besar, termasuk acara pendidikan di semua tingkatan. Penyebaran pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan di Indonesia. Untuk menekan penyebaran COVID-19 dan kegiatan pendidikan dapat tetap berjalan seperti biasa, pemerintah telah menerapkan peraturan baru untuk mengurangi jumlah tersebut.Â
Oleh karena itu, hampir semua lembaga pendidikan formal menyelenggarakan pembelajaran online. Siswa sangat membutuhkan keterampilan literasi digital dengan menerapkan strategi pembelajaran online. Kegiatan belajar mengajar berlangsung di rumah melalui berbagai platform aplikasi yang tersedia (misalnya Zoom, Google Meet, Google Classroom), yang merupakan media yang dapat dioptimalkan.
Guru harus bisa menangkap sinyal di saat zaman berubah lebih cepat. Model Industri 4.0 ditandai dengan kombinasi perkembangan teknologi terkini dalam sistem jaringan fisik, teknologi informasi dan komunikasi, jaringan komunikasi, data besar, komputasi awan, pemodelan, virtualisasi, simulasi, dan perangkat yang memfasilitasi interaksi manusia-komputer. Membaca, menulis, dan berhitung semuanya berjuang, tetapi di era Revolusi Industri 4.0 ini, semuanya benar-benar terganggu.Â
Guru harus mampu menjawab pertanyaan ini melalui literasi baru dalam literasi data, literasi teknologi, dan literasi humaniora/HR. Pertama, untuk memahami literasi data, anak harus diajari untuk memahami data dalam pembelajarannya, baik kualitatif, kuantitatif, maupun konsumsi informasi. .
Kedua, literasi teknis ditransformasikan menjadi keberadaan kapabilitas SDM/SDM di Indonesia yang dapat membuat berbagai terobosan inovatif, meningkatkan kemampuan untuk mengoptimalkan penggunaan informasi internet, memperluas cakupan akses, dan meningkatkan proteksi keamanan jaringan.
 Ketiga, literasi sumber daya manusia, humanisme, atau manusia. Literasi humanistik yang digagas oleh pemerintah menekankan pada penguatan sumber daya manusia dengan kemampuan komunikasi dan desain yang prima.
Terkait pentingnya literasi pada penguatan kurikulum 2013, peran guru, khususnya guru Sekolah Dasar, sangat kuat. guru menjadi motor penggerak literasi yang optimal sebagai akibatnya dominasi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), serta perilaku (afektif) secara optimal.
Konsep literasi digital sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari 2 aspek. Pertama, literasi komputer, ialah kemampuan teknis seorang pada menggunakan peralatan komputer. ke 2, literasi informasi, merupakan kemampuan seorang buat menemukan, menggunakan, mengemas, mengevaluasi, dan  menyebarkan informasi digital menggunakan baik.Â
Gerakan literasi digital identik menggunakan berpikir kritis dan  kreatif. rakyat sekolah peka terhadap informasi yang berkembang, tidak mudah termakan oleh informasi-informasi yang tidak sehat, mampu menentukan serta menata informasi yang berkualitas, serta sebagai manusia yg cerdas menggunakan media digital.Â
sebagai akibatnya Bila gerakan literasi digital ini menjadi budaya pada beberapa sekolah akan berdampak pada kehidupan sosial budaya rakyat, karena sekolah artinya tempat yang strategis buat membuatkan karakter. menciptakan budaya literasi digital memang membutuhkan peran dan  seluruh pihak. sebagai akibatnya keberhasilan capaian indicator bidang pendidikan dan  kebudayaan melalui budaya literasi digital dalam menyonsong Revolusi Industri 4.0.
Menurut narasumber, penyampaian informasi yang paling efektif lewat digital itu bagaimana? "Bermacam-macam. Yang namanya teks digital tidak hanya yang berkaitan hal-hal visual, tapi foto digital juga termasuk ikon, simbol. Baik gambar statis maupun video, keduanya diminati anak-anak.Â
Mereka suka menonton Youtube mengenai tips mengerjakan soal matematika, fisika, dan kerajinan tangan. Alasannya, mereka menyukai tutorial langkah visual. Namun, ada juga yang dengan simbol juga mudah mengerti. Tergantung minat anak."
Mengingat pentingnya literasi digital dalam menentukan keberhasilan belajar, maka kemampuan literasi digital perlu dikembangkan dalam rangka menghadapi era revolusi industri 4.0. Gerakan literasi digital ditujukan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku , terlebih profesi guru. seseorang guru wajib  mempunyai kompetensi dalam bidangnya yg mencakup Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional serta Kompetensi Sosial. dalam menghadapi literasi digital khususnya pada global pendidikan merupakan dengan mempersiapkan seorang pengajar yang bisa memanfaatkan serta mengoptimalkan teknologi menggunakan menyenangkan, benar dan  nyaman hal ini bertujuan supaya guru itu bisa mendampingi siswanya pada belajar cara memanfaatkan sebuah teknologi.Â
Supaya mempunyai kompetensi profesional yang baik, maka guru harus menguasi beberapa keterampilan yang meliputi literasi informasi pada penggunaan media pembelajaran, ragam strategi belajar, evaluasi hasil belajar. Sedangkan buat menunjang karir, guru pula wajib  bisa membangun suasana pembelajaran digital yang efektif dan  menyenangkan bagi peserta didik khususnya selama pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H