Kedudukan Anak Perempuan di Minangkabau
Budaya Minangkabau sangat menghormati kaum perempuan sebagai tempat untuk menyimpan warisan melalui keturunan ibu dan kaum perempuan di Minangkabau juga sebagai calon bundo kanduang dengan sebutan limpapeh rumah nan gadang yang sebutan ini selalu dekat dengan ibu dan saudaranya yang perempuan sekaligus kaum perempuan guru adat istiadat maupun mengaji dan keterampilan wanita lainnya. Adat minangkabau dalam ajaran nya telah menanamkan rasa hormat dan memuliakan terhadap kaum wanita sebagai keagungan dalam hidup berkaum dan berkeluarga yang menjadi lambang keturunan di minangkabau (matrilineal) dengan bundo kanduang.
Bundo kanduang yang artinya bundo adalah ibu, kandung adalah sejati, maka bundo kanduang dapat di artikan sebagai ibu sejati. Yang memiliki sifat-sifat ke ibuan dan kepemimpinan. Kepada bundo kandung ini diberikan sejumlah pengecualian dan keutamaan dalam kehidupan kalau dibandingkan dengan kamu laki-laki yang bertujuan agar terpelihara dari segala bentuk dan perbuatan yang akan menjatuhkan martabat kaum yang meski mereka pimpin dan adat istiadat yang harus di pertahankan dan sangat mulia itu. Sesuai dengan kodrat hayatinya wanita minangkabau atau Bundo kanduang memegang peranan yang sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat dan merupakan sumber utama dalam subur nya bagi pekerti dalam masyarakat terutama dalam pembangunan mental masyarakat yang diawali dari lingkungan keluarga.
Anak laki-laki di Minangkabau sejak berumur 5-6 tahun sudah tidak lagi di bolehkah tidur di rumah orang tua akan tetapi anak laki-laki di Minangkabau akan di suruh tidur di surau bersama-sama dengan anak laki-laki seangkatan mereka pula.
Selain mereka tidur di surau mereka jiga akan belajar mengaji al Qur’an, untuk belajar agama islam agar memantapkan iman dan taqwa kepada Tuhan yang maha esa, mereka juga akan belajar mulai dari rukun sholat dan syarat sholat, sampai larangan dan pantangan maupun seluk beluk adat Minangkabau. Bagaimana dengan anak perempuan di Minangkabau , anak perempuan Minangkabau juga ikut mengaji di surau karena meski mereka anak perempuan mereka juga meski memiliki ilmu agama agar dapat menjadi contoh bagi anak-anak nya nanti dan bisa menjadi Bundo kanduang yang memiliki iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Seiring berubah nya zaman beralihnya musim dengan adanya situasi yang pada saat sekarang ini maka yang dulunya anak laki-laki tidur di surau sekarang sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dan anak perempuan di Minangkabau sudah banyak yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya mereka perbuat. Sehingga tercipta lah sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Odi Malik, lagu ini bercerita tentang perempuan Minangkabau pada zaman sekarang ini
Dengan lirik lagu :
Banyak tasuo nak gadih kini
Babaju kensi pakai rok mini
Kok alih mato bacukua abih
Bibia bagincu bawarna-warni