Struktur mirip dengan pedoman yang menjadi prinsip praktik- praktik di berbagai ruang dan waktu yang merupakan hasil dari tindakan kita. dalam struktur mengatasi ruang dan waktu (spaceless and timeless) sehingga bisa berlaku di berbagai situasi (berbeda dengan pengertian struktur Durkhemian yang mengekang (constraining), struktur Giddens lebih bersifat memberdayakan (enabling) yang memungkinkan terjadinya praktik sosial. Jadi struktur disebut sebagai sarana (medium dan resources). Ruang dan waktu mendapat porsi penting dalam teori strukturisasi.
Perubahan selalu terlibat dalam proses strukturasi, betapapun kecilnya". Sebagai pelaku, kita memiliki kemampuan untuk introspeksi dan waspada (reflexive monitoring of conduct). Pada reflective agent suatu perubahan terjadi ketika kapasitas memonitor (mengambil jarak) menimbulkan derutinisasi (gejala dimana skemata yg selama ini menjadi aturan tindakan dan praktik sosial tak lagi
bisa dipakai untuk menjadi praktik sosial baru) terjadi keusangan (obsolence).
Meski strukturasi mengatasi pelbagai kekurangan dalam pemikiran tradisional, teori itu bukan jawaban yg memadai bagi tgs yg menantang teori sosial kontemporer. Proyek rekonstruksi dan sintesis Giddens dianggap sebagai teori yang masih konservatif: mengubah dualisme menjadi dualitas bukanlah pemecahan masalah. Karena teori ini sebenarnya belum mampu melenyapkan perbedaan di antara keduanya. Giddens malah dianggap sebagai penerus Parsonian.
Eklektisisme inilah yang menunjukkan ketidakorisinilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H