STYROFOAM BEKAS BISA MENJADI LEM
Styrofoam merupakan sebuah material berbahan expanded polystyrene yang dapat menimbulkan bahaya karena zat yang terkandung di dalamnya. Styrofoam termasuk dalam kategori sampah plastik yang mengandung zat berbahaya, seperti benzene dan styrene. Gaya hidup modern membuat semuanya jadi lebih praktis,termasuk dalam urusan kuliner.
Alasan beberapa penjual menggunakan styrofoam karena harganya yang murah dan hanya Rp250 saja. Indonesia di urutan ke-2 dalam daftar 20 negara yang paling banyak membuang sampah plastik di laut.Urutan teratas ditempati China yang membuang 3,5 juta ton sampah plastik ke laut setiap tahun.Â
Enri damanhuri,Seorang pakar persampahan dari Institut Teknologi Bandung, mengatakan bahwa styrofoam tidak hanya membahayakan bagi kesehatan, namun juga bagi lingkungan.
Pemanfaatan styrofoam bekas yang dapat diubah menjadi lem ini bisa menjadi jembatan pengurangan sampah plastik di Indonesia.Berikut cara pembuatan lem dari styrofoam bekas:
Alat dan Bahan
- Bensin secukupnya
- kotak makan plastik bekas(bisa menggunakan tempat lainnya)
- Styrofoam bekas
- Sumpit(alat yang bisa untuk mengaduk)
Cara Kerja
- Ambil bensin secukupnya dan tuangkan ke tempat bekas tersebut
- Masukkan styrofoam ke dalam bensin,tunggu hingga styrofoam mencair dan mengental dengan bensin
- Aduk hingga merata dan lengket
Lem ini bisa untuk membantu merekatkan benda yang sudah rusak.
Di UIN Walisongo masih banyak ditemukan sampah styrofoam.Pemanfaatan styrofoam bekas ini dapat membantu lingkungan di UIN walisongo untuk pengurangan sampah plastik.Dengan cara memilah styrofoam dengan sampah yang lain.
- IDE/GAGASAN
Menurut saya sebagai mahasiswa kita harus lebih waspada dengan barang yang praktis tetapi tidak baik untuk kesehatan.Seperti pada penggunaan styrofoam untuk membungkus makanan.Sebaiknya kita membawa bekal sendiri untuk pengurangan sampah plastik. menggunakan wadah yang dibawa dari rumah.Â
Supaya pada saat kita membeli makanan diluar seperti bakso dan seblak, maka tidak perlu menggunakan styrofoam lagi sebagai pembungkus makanan.Beralihlah perlahan ke kemasan lain yang lebih ramah lingkungan serta lolos uji food grade.Jangan pertaruhkan kesehatan anda dengan barang yang di iming-iming harga murah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H