Pecinta sholawat merupakan salah satu komunitas yang didasarkan pada keagaman. Komunitas ini menjadi salah satu wadah untuk tetap istiqomah terhadap agama di era saat ini. Saya ikut serta dalam komunitas tersebut pada saat masih duduk dibangku mts. Pertama kalinya ikut karena diajak oleh kakak. Pada saat itu kakak saya selalu mengamati perubahan - perubahan yang terjadi pada saya. Salah satunya senang mendengar serta melantunkan sholawat. Kemudian ketika ada jadwal sholawat yang lumayan dekat dengan rumah, saya di beri kesempatan untuk ikut hadir. Sejak saat itu sampai sekarang saya selalu ikut serta dalam majelis sholawat. Tidak mudah sebenarnya,  mendapatkan izin untuk bisa hadir, tetapi setelah saya meyakinkan maka orang tua selalu memberikan suport. Izin tersebut susah karena, ketika tidak ada teman yang hadir. Apalagi saya sebagai seorang peempuan, yang notabenenya kalau  malam tidak boleh keluar rumah. Namun, dengan adanya komunitas ini sekarang saya lebih senang menghabiskan waktu malam diluar untuk menghadiri acara sholawat.Â
Menurut saya, komunitas pecinta sholawat merupakan salah satu contoh dari teori labeling. Dimana dalam teori ini, memberikan suatu label untuk dapat memberikan perilaku terhadap individu. Selain itu juga dapat memberikan suatu pandangan yang sangat menarik mengenai dinamika internal pada komunitas pecinta sholawat. Label pada individu yang saya alami ini sangat memberikan label yang sangat positif. Karena label tersebut berkaitan dengan kecintaan saya terhadap dunia sholawat. Dunia sholawat ini sangat pas untuk menjadi wadah di semua kalangan. Sebelumnya dalam komunitas sholawat yang saya rasakan sebelumnya sangat memberikan kesan yang sangat positif. Namun akhir - akhir ini saya merasakan juga ada hal negatif di dalamnya. Karena banyak anak muda yang hadir dalam majelis sholawat memiliki adab yang kurang sopan. Seperti halnya ketika ada yang mau keluar dari lokasi, lewat tanpa mengatakan kata permisi. Selain itu ada yang masih pacaran di dalam majelis layaknya seperti sedang berada di cafe - cafe. Label negatif tersebut dapat menimbulkan perubahan perilaku yang seharusnya sesuai dengan aturan namun aturan tersebut malah diabaikan.Â
Selain itu pada teori labeling dari komunitas pecinta sholawat ini dapat melakukan interaksi antar anggota komunitas. Label pada setiap individu tersebut dapat mempengaruhi cara mereka supaya dapat diterima dalam komunitas. Kesadaran akan label ini dapat membentuk suatu pola interaksi serta hubungan sosial antar pecinta sholawat lainnya. Pengaruh sosial dari teori labeling ini dapat dilihat pula dalam bentuk dinamika secara keseluruhan. Bagaimana label tersebut agar dapat diterima oleh kalangan masyarakat. Karena sebagian masyarakat masih memandang bahwa ngapain sih ikut acara sholawat, anak cewe pulang e mesti malam kadang hampir pagi. Namun ketika ada masyarakat yang pernah ikut hadir dalam majelis sholawat akan memberikan pandangan yang berbeda dengan yang tidak pernah hadir. Tetapi, pandangan negatif tersebut tidak menyurutkan semangat saya untuk selalu hadir dalam majelis sholawat. Meskipun ada sebagian yang men cap saya buruk karena sering keluar malam.Â
Saya mengenal teori labeling ini dari buku Outsiders yang ditulis oleh Howard S Becker. Dalam buku tersebut tidak hanya membahas mengenai teori labeling saja melainkan ada beberapa bab yang membahas tentang teori lainnya. Salah satu dari pembahasam tersebut, saya mengambil contoh dari adanya teori refleksi. Dimana menurut saya, teori refleksi ini jika di hubungkan dengan komunitas pecinta sholawat dapat melibatkan sikap untuk ber intropeksi terhadap dirinya. Yang mana dala majelis sholawat ini, tidak hanya bersholawat saja melainkan ada ceramah didalamnya. Dimana jika diresapi secara benar dapat menjadikan cambuk untuk diri kita, agar menjadi lebih baik lagi.Â
Teori ini diperkenalkan oleh Howard S Becker. Ia merupakan seorang sosiolog Amerika yang lahir pada tahun 1928 di Chicago, Ilinois. Beliau merupakan salah satu sosiolog paling produktif yang masih hidup, ia memiliki sekitar 200 publikasi, termasuk 13 buku. Becker telah dianugerahi enam gelar kehormatan, dan pada tahun 1998 dianugerahi penghargaan Career of Distinguished Scholarship oleh American Sociological Association. Beasiswanya didukung oleh Ford Foundation, Guggenheim Foundation, dan MacArthur Foundation.Becker menjabat sebagai Presiden Masyarakat untuk Studi Masalah Sosial dari tahun 1965-66, dan merupakan pianis jazz seumur hidup. Becker memperoleh gelar Sarjana, Magister, dan Doktor dalam bidang sosiologi dari Universitas Chicago, belajar dengan mereka yang dianggap sebagai bagian dari Sekolah Sosiologi Chicago , termasuk Everett C. Â Kariernya sebagai peneliti terhadap orang-orang yang dianggap abnormal dimulai ketika ia terlibat dalam kebiasaan menghisap ganja di sebuah bar jazz Chicago tempat ia rutin bermain piano. Salah satu proyek penelitian awalnya berfokus pada penggunaan ganja. Penelitian ini dimuat dalam bukunya yang banyak dibaca dan dikutip, Outsiders, yang dianggap sebagai salah satu teks pertama yang mengembangkan teori pelabelan, yang menyatakan bahwa orang berinteraksi dengan orang lain dan institusi sosial.Setelah menerima kritik dari , ia mengaku terlibat dalam perilaku menyimpang yang melanggar norma sosial.
Referensi :Â
Becker H . S (2019). Outsiders. bokseminaret
Cole, Nicki Lisa, Ph.D. "Kehidupan dan Karya Howard S. Becker." ThoughtCo, 27 Agustus 2020, thoughtco.com/howard-becker-3026481.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H