Mohon tunggu...
Melanie Subono
Melanie Subono Mohon Tunggu... -

Am a Rockchick HumanRightsActivist JavaMusikindo BaliSeaTurtleSociety Musician Writer InternationalArtistAssistant

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadilah Suara

13 Juni 2012   19:54 Diperbarui: 21 Maret 2019   17:33 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang TKW ditemukan tewas. Seorang TKI disiksa majikannya dengan setrika. Seorang TKW Indonesia di luar negeri diperkosa dan kemudian dibunuh oleh majikannya sendiri. Seorang pekerja Indonesia di luar negeri tidak bisa dikenali lagi jenazahnya saat dikirimkan kembali kepada keluarga.

Itulah yang bertahun tahun ini sering saya lihat di televisi mengenai ibu, anak, wanita, pria yang mencoba bekerja halal dan telah menjadi pahlawan devisa untuk kita.

Dan siang hari kemarin, inilah yang saya dengar LANGSUNG dari mulut Imas Tati, TKW 23 tahun yang jatuh dari lantai 2 suatu pagi buta saat mencoba melarikan diri keluar jendela rumah majikannya :

“Pejabat di Indonesia tidak bisa merasakan betapa beratnya menjadi TKI. Bekerja tanpa mengenal waktu, tidak bisa istirahat, ingat anak di rumah, dan harus berjuang sendiri melawan majikan yang sering kali hendak memperkosa. Tetes keringat saya, saksinya bahwa TKI sangat menderita...saat orang lain pulang kampung membawa kebanggaan, saya dikucilkan, berjalanpun saya sudah tidak bisa normal sekarang ... “

Dan betapa patahnya hati Imas Tati begitu mendengar pendapat dari KETUA SATGAS TKI (dan mantan menteri agama) Bapak Maftuh Basyumi mengenai kejadian yang kerap menimpa para TKI kita sbb:

“kekerasan yang dialami pekerja migran banyak terjadi karena bersumber dari sikap dan perilaku pekerja migran itu sendiri, khususnya perempuan pekerja migran. Mereka, antara lain, bersikap genit, nakal, dan melakukan pergaulan bebas selama di luar negeri “

Sahabat, sebagai penyambung lidah Imas Tati, mohon tandatanganilah petisi yang bisa dilihat disini :

http://www.change.org/id/petisi/bukankah-seharusnya-dia-membela-mereka-supportimastati

agar Beliau yang seharusnya menjadi seorang penjaga dan membela apapun yang terjadi dengan pekerja kita di luar meminta maaf kepada keluarga TKI atas pernyataannya yang jelas menyakiti, dan tidak memiliki dasar kebenaran apa pun. Keluarga yang mungkin anak, ibu, kakak, mereka sudah pulang dalam kantung jenazah atau sedang menanti nasib hidup mereka di negara jauh...

Dengan permintaan maaf ini, bukan hanya Pak Maftuh, namun wakil rakyat lainnya dapat memahami bahwa mereka tidak bisa berbicara seenaknya, tanpa dasar, tanpa empati.

Salam,

Melanie subono

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun