Aku tak pernah mengenalmu atau saat mengucap kata sakral itu,Â
Karena dirimu bukan kenangan,Â
Segalamu selalu menjadi masa kini dan masa depanku,Â
Selalu.
Jutaan puisi tak mampu mencuri hatimu.Â
Masih lekat kuingat ucapmu saat itu,Â
"Dunia sudah penuh sesak dengan kata yang miskin makna, tunjukkan makna itu tanpa membual dan obral kata"
Tidak!Â
Aku tak tahu siapa yang tertulis di lauhil mahfudzku,
Karena itu, aku akan mencintaimu sehidup matiku,Â
Agar namamulah yang benar-benar di tulis-Nya untukku.Â
"Jangan mencari dia yang membuatmu bahagia, tapi carilah dia yang tak kan pernah bisa bahagia kecuali denganmu"
Dan aku telah menemukannya!Â
Kamu, iya kamu!Â
Bahagiaku.Â
H. M ( Lecturer on my campus )
8 November '17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H