Hidroponik adalah bercocok tanam dengan memakai air sebagai media tanamnya, meski berada di lahan sempit, bertani dengan teknologi ini sangat dimungkinkan sebab tidak tergantung pada luasan lahan seperti halnya pertanian konvensional namun dapat direkayasa sesuai area yang ada. Melihat kelebihan dan potensi tersebut, Pemerintah desa Sukopuro, dusun Luring mulai menggarap hidroponik sebagai peluang baru, yang rencananya akan menjadi sub unit usaha Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).Pengabdian Masyarakat oleh mahasiswa (PMM) yang dilakukan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Menunjukan kiprah di tengah masyarakat yang berlokasi di dusun Luring, Desa Sukopuro, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Sebagai salah satu program kerja, kami membantu para warga disana dalam menanam berbagai macam jenis sayuran seperti cabai, terong, sawi, dan masih banyak lagi. Melihat kemajuan dan ketahanan dalam permintaan konsumen di desa sukopuro membuat tanaman hidronik semakin maju dan bertahan selama 5 tahun. Yang berawal tahun 2016 hingga saat ini. Usaha Dan tanaman hidroponiknya tidak dikirim kan hanya di area Malang saja tapi hingga ke Pasuruan, Blitar, hingga sampai diluar jawa.
Banyak bibit hidronik yang dihasilkan oleh desa Sukopuro karena kualitas yang diberikan sangatlah bagus, terlebih lagi jika hasil panen berlebih maka akan menghasilkan untung yang banyak. Hal ini tentunya meningkatkan kondisi ekonomi warga. Oleh karena itu penanaman sayur atau bibit sayur ini sangtlah bermanfaat bagi warga sekitar terutama di masa pandemic sperti sekarang ini. Pertanian Hidroponik dipilih karena prospek, peluang, dan potensinya yang masih terbuka cukup lebar. Baik dari kemudahan proses budidaya, peluang pasar produk, maupun prospek pariwisata. Alasan yang mendasari mengapa warga desa Sukopuro memilih Pertanian Hidroponik karena di desa Sukopuro, sebagai kota wisata dan pertanian, belum ada usaha desa yang mengembangkan sector ini.
Ditulis Oleh : Siti Indah Purwanti Sulistiyaningsih
Mahasiswa UMM Prodi Manajemen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H