Yogyakarta tidak hanya dikenal dengan kekentalan budayanya saja. Banyak tempat wisata alam yang patut dikunjungi, jika kalian sedang berwisata ke kota ini.
Saya sendiri bukan orang asli Jogja. Saya pendatang. Namun, sudah sejak kecil saya menetap di Kota Pelajar, dan biasanya tempat yang saya kunjungi hanya sebatas pusat perbelanjaan atau kafe saja.
Suatu hari, entah muncul dari mana, tiba-tiba saya ingin melihat birunya laut dan mendengar deburan ombak. Ya, saya ingin ke pantai, tapi bukan Pantai Parangtritis atau Pantai Samas, melainkan Pantai Ngandong di Gunung Kidul.
Keinginan inilah yang akhirnya membawa saya dan keluarga, pergi sejauh 70 kilometer atau setara jarak Jogja-Solo, hanya untuk makan seafood di pinggir pantai.
Berawal dari TikTok
Siapa yang tidak kenal dengan TikTok?
Di balik dampak negatif atau kontroversinya, TikTok menjadi media sosial yang cukup banyak digandrungi anak muda zaman sekarang. Segala sesuatu yang sedang viral atau menjadi tren, bisa kita jumpai dengan mudah di media sosial ini.
Keindahan Pantai Ngandong dan keberadaan salah satu resto seafood ternamanya ini pun, saya temukan di TikTok. Ada banyak review atau ulasan positif, yang akhirnya membulatkan tekad saya untuk mengunjungi resto ini.
Tentunya, sebelum jauh-jauh bertolak ke Gunung Kidul, saya mengecek ulasan jujur di Google, dan mayoritas mengatakan bahwa resto ini memang layak dikunjungi.
70 kilometer, pulang pergi sejauh 140 kilometer
Saya berdomisili di Jogja Utara, sangat jauh dari Kabupaten Gunung Kidul. Namun, karena keinginannya sudah bulat, saya dan keluarga akhirnya menempuh 70 kilometer untuk sampai di Pantai Ngandong. Bukan perjalanan yang singkat, bukan?
Berangkatnya pagi, sayang, sampai pantai sudah siang, ramai, dan panas. Perjalanan ke pantai ini memakan waktu kurang lebih hampir dua jam. Wow, jauh juga ternyata.
Sampai pantai, saya berdecak kagum. Pantai Ngandong sungguh sangat indah! Hamparan pasir putih dan bebatuan karangnya benar-benar luar biasa.
Panas matahari tak sanggup menghalangi saya, untuk merasakan dinginnya air laut. Di kejauhan, saya bisa melihat ombak yang silih berganti pecah saat mengenai tebing pantai ini.
Sungguh pemandangan luar biasa! Momen ini terasa makin membahagiakan saat satu per satu wishlist saya tercapai. Puji Tuhan, akhirnya saya bisa menyantap seafood sembari melihat birunya laut dan mendengar deburan ombak.
Di resto ini, saya dan keluarga memesan dua masakan olahan hasil laut, yakni udang goreng dan ikan bakar. Tidak lupa juga memesan sayur kangkung dan tempe goreng.
Overall, saya suka dengan masakannya, meski menurut saya taste udang gorengnya bisa lebih ditingkatkan lagi, karena di lidah agak terasa hambar.
Untuk rasa ikan bakarnya sungguh enak! Benar-benar merasuk sampai ke dalam. Rasa manis dan gurihnya tidak berlebihan, dan justru makin enak waktu dicocol dengan sambal. Selain ikan bakarnya, rasa sayur kangkung dan tempe gorengnya juga marvelous.
Semua hidangan ini saya santap dengan penuh rasa syukur. Selain bisa makan seafood, saya bahagia, karena bukan pusat perbelanjaan dan kafe lagi yang saya tatap, tapi keindahan ciptaan Tuhan lainnya, yaitu pantai.
Setelah kenyang dan puas melihat indahnya pemandangan Pantai Ngandong, saya dan keluarga kembali menempuh 70 kilometer untuk pulang ke rumah dengan selamat.
Luar biasa! Ternyata di satu hari itu saja, saya dan keluarga sudah menempuh 140 kilometer, hanya untuk pulang pergi melihat keindahan Pantai Ngandong sambil makan olahan hasil laut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H