Menurut Richard Craig, jurnalisme online merupakan gabungan dari teks, foto, audio, dan video yang digunakan dalam penyampaian informasi kepada publik yang memungkinkan informasi tersebut dapat diakses kembali.
Tentu saja dalam praktiknya, jurnalisme online menggunakan platform website sebagai sarana dalam mempublikasikan berita tersebut. Sesuai dengan pengertian di atas, dapat dilihat bahwa dalam pembuatan berita, seorang jurnalis diharuskan untuk menggabungkan teks, foto, audio dan video.
Namun dalam praktik jurnalisme online di Indonesia, para jurnalis belum menerapkan penggabungan ini. Mayoritas berita yang diunggah melalui platform website, masih berupa teks dan foto.
Bukan hanya itu saja, dengan adanya prinsip jurnalisme online menjadikan para jurnalis lebih memperhatikan kecepatan dalam mengunggah berita dibandingkan dengan keakuratan dan nilai berita tersebut.
- Kaitan antara Web 3.0 dengan Jurnalisme Online
Web 3.0 memiliki sistem yang dapat menyimpan informasi yang terkait dengan data pengguna. Selain itu, web semantik ini memberikan keuntungan berupa pengaksesan informasi yang dapat dilakukan di mana saja. Artinya pengguna yang ingin praktis dalam membaca berita dapat mengakses berita melalui smartphone.
Hal ini dapat diartikan bahwa pengguna dapat mengakses berita melalui platform website, serta pengguna dapat mencari berita sesuai dengan tema yang ingin dipilih.Â
Ketika pengguna membuka portal berita, akan terdapat beberapa tema pilihan yang umumnya diletakkan di bagian paling atas. Hal ini dimaksudkan agar pengguna dapat memilih berita yang diinginkan.Contohnya terdapat tema politik, olahraga, teknologi, ekonomi, dan lain sebagainya.
**
Jika pembaca berkenan untuk mendengarkan penjelasan langsung dari saya, silahkan lihat video di bawah ini.Â