Mohon tunggu...
Melania Adirati
Melania Adirati Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Saya seorang pustakawan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Saya saat ini sedang melanjutkan studi magister saya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Transformasi Kampung Batik Semarang dari Kawasan Kumuh Tempat Sarang Penyamun Jadi Tempat Destinasi Wisata Bersejarah

6 November 2023   14:19 Diperbarui: 7 November 2023   15:26 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan di dinding rumah warga dan toko batik di Kampung Batik Semarang (Dokumentasi Pribadi, 2023)

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Pemkot Semarang dan warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, seperti perbaikan lingkungan dengan mempercantik sudut gang-gang sempit yang sudah ditata rapi dengan lukisan warna-warni di tembok bertema pewayangan dan mural beberapa tokoh pejuang nasional. 

Kemudian masyarakat juga menghias gapura dengan hiasan bertema batik, serta memajang sejumlah foto-foto Kampung Batik tempo dulu sehingga wisatawan bisa berswa-foto di banyak spot foto yang instagramable.

Selain mengubah wajah Kampung Batik, masyarakat juga diberikan pelatihan membatik, pemerintah juga mendorong masyarakat aktif mengikuti pameran batik agar lebih dikenal luas, dan memberikan pelatihan pengolahan limbah sisa proses pewarnaan dan lilin dengan bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro agar limbah tidak hanya dibuang di selokan maupun halaman rumah warga.

Kegiatan pemberdayaan ini sangat berdampak positif bagi peningkatan perekonomian warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang. 

Masyarakat menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam mengembangkan potensi wilayah yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Bahkan saat ini masyarakat sudah mampu menciptakan peluang usaha mandiri selain membuat kerajinan batik dan membuka toko-toko batik, seperti masyarakat membuka pelatihan membatik dengan canting bagi wisatawan, masyarakat mengadakan pertunjukan teater kolosal, membuka warung kuliner, dan usaha-usaha lainnya untuk menarik minat kunjung wisatawan. 

Jadi kesejahteraan ekonomi ini tidak hanya dirasakan oleh pengrajin dan pedagang batik saja, namun kesejahteraan ekonomi juga dirasakan oleh pemilik warung kuliner dan usaha-usaha lain yang berada di daerah dan sekitar Kampung Batik.

Berhasilnya suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari inisiatif dan partisipasi masyarakat yang diberdayakan atas kesadarannya sendiri (secara mandiri) mau meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kualitas hidupnya dan keluarganya. Ditambah tidak lagi bergantung pada pihak penyelenggara program tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun