Mohon tunggu...
Melani Kurnia Riswati
Melani Kurnia Riswati Mohon Tunggu... Penulis - Humas Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN

Menyenangi kegiatan alam bebas, membaca dan menulis. Edukator dan pendamping komunitas lingkungan. Saat ini bertugas sebagai Humas Ahli Muda BRIN.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Biodiversitas Kawasan Perkotaan, Kenapa Perlu Lestari?

31 Oktober 2023   15:45 Diperbarui: 1 November 2023   09:15 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bentuk hutan di tengah kota. Foto dokumentasi: Melani Kurnia Riswati

Secara ekologis, keberadaan hutan kota bahkan telah menjadi habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan karena membentuk ekosistem tersendiri. Keberadaan biodiversitas secara ekologis sangat bermanfaat dalam upaya pelestarian, menciptakan keseimbbangan dan keserasian lingkungan fisik kota.

Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perkotaan tertuang dalam Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum No.8 tahun 2005 yang mewajibkan setiap kota menyediakan minimal 30 % dari total wilayah kota yang terdiri dari 20 % RTH publik dan 10 % RTH privat. 

Penetapan target tersebut juga diperkuat dalam UU No.26/2007 tentang penataan ruang. Dalam memenuhi amanat tersebut berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan tata ruang wilayah (RTRW) terus dilakukan berbagai kota di Indonesia.

Sebagai elemen kota, ruang terbuka hijau (RTH) telah berperan bagi keseimbangan dan daya dukung lingkungan. Adanya RTH telah menunjang keberlangsungan ekosistem perkotaan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

Dalam paparannya, Setiawati, S.Hut, M.Si selaku Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Kota Bogor menjabarkan bentuk perwujudan kota ekologis yang berfokus pada 8 atribut yakni: perencanaan dan perancangan ramah lingkungan, peningkatan kualitas dan kuantitas RTH, upaya zero waste melalui prinsip 3 R (mengurangi sampah/limbah, mengembangkan proses daur ulang dan meningkatkan nilai tambah, pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan, efisiensi pemanfaatan sumberdaya air, pengembangan sistem transfortasi berkelanjutan, bangunan hemat energi yang diperkuat dengan Perda Bangunan Gedung dan green community melalui kepekaan, kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam pengembangan atribut-atribut kota hijau.

Dalam simpulannya, Wawa panggilan kesehariannya menggarisbawahi bahwa dalam upaya menuju perkotaan yang berkelanjutan dan seimbang, biodiversitas muncul sebagai elemen kunci pengembangan kota hijau. Memahami, melindungi, dan meningkatkan keanekaragaman hayati dalam lingkungan urban bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan. 

Menjaga ekosistem yang seimbang dan beragam, akan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan, kesejahteraan manusia, serta keberlanjutan perkotaan. Dalam hal ini, kesinambungan manusia dan alam tidak lagi bertentangan, melainkan saling mendukung.

Menumbuhkan Biophilia Dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat

Dalam terminologi Reis 2020, Biophilia (Bio=kehidupan; philia=cinta) dimaknai sebagai upaya mendekatkan manusia dengan lingkungannya. Kondisi yang diciptakan pada kawasan urban yang dapat mendukung kesehatan fisik dan mental.

Sebagai entitas sosial, eksistensi manusia tak lepas dari interaksinya dengan kehidupan di sekitarnya (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Interaksi tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan. Keberadaan keanekaragaman hayati telah sangat berperan dalam memastikan kelangsungan hidup manusia.

Asumsi tersebut dapat terlihat dari ketergantungan manusia akan keberadaan makhluk hidup tersebut. Bayangkan manusia tanpa tumbuhan dan hewan, pastinya akan kesulitan mendapatkan makanan dan oksigen. Namun tanpa manusia, mereka masih dapat mempertahankan eksistensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun