Mohon tunggu...
Melani Kurnia Riswati
Melani Kurnia Riswati Mohon Tunggu... Penulis - Humas Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN

Menyenangi kegiatan alam bebas, membaca dan menulis. Edukator dan pendamping komunitas lingkungan. Saat ini bertugas sebagai Humas Ahli Muda BRIN.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Reorientasi Formula Pupuk Melalui Pemanfaatan Bakteri Fungsional

25 Oktober 2023   14:44 Diperbarui: 25 Oktober 2023   14:47 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan tanaman setelah diaplikasikan agen biostimulan. Foto dokumentasi : Dra Sri Widawati

Indonesia sungguh beruntung. Sebagai kawasan tropik dianugerahi curah hujan, limpahan cahaya matahari, temperatur tanah dan kelembaban udara yang ideal bagi kehidupan. Kondisi iklim dan faktor lingkungan yang mendukung memunculkan beragam diversitas, baik flora, fauna maupun mikroorganisme.

Walaupun pada beberapa wilayah Indonesia terdapat daerah yang beriklim kering dengan tanah miskin hara, uniknya pertumbuhan vegetasi masih tetap ada. Hal ini karena  adanya dukungan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Secara biokimiawi, peran mikro, meso,  dan makro organisme sangat penting dalam siklus hara dan peningkatan produktivitas lahan.

Mikroorganisme dalam tanah akan membantu menyediakan nutrisi essensial bagi pertumbuhan tanaman melalui proses simbiosis mutualisme dan non simbiosis. Pemanfaatan mikroorganisme fungsional sebagai biofertilizer dan biokontrol dalam agen biostimulan diharapkan akan banyak membantu keberhasilan program pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sebagai upaya dalam meningkatkan produksi hortikultura organik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT), sepakat melakukan kolaborasi. Penandatangan kerja sama kedua belah pihak dilakukan dalam Kawasan Science Centre-Cibinong pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Tak Hanya periset dari PRMT, kegiatan kerjasama ini juga melibatkan lintas Pusris di BRIN, yakni Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan, Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan.

Kepala Pusat Mikrobiologi Terapan-BRIN, Dr. Ahmad Fathoni, M.Eng dalam sambutannya menyampaikan suka citanya atas jalinan kerjasama ini.

"Kegiatan kerjasama ini menjadi salah satu pemanfaatan hasil riset, sebagai jawaban akan kebutuhan industri. Melalui upaya pengembangan produk pupuk, dapat meningkatkan value mitra. Bila dari kegiatan pengaplikasian setelah di evaluasi hasilnya lebih baik dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk baru. Hal ini tentunya akan menyakinkan konsumen bila produk yang dihasilkan lebih baik dari sebelumnya.

Lebih lanjut Fathoni menegaskan,  sebuah tantangan bagi periset untuk dapat mengungkap mekanisme kerja mikroba dalam meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura. Sementara itu, dari tim mitra dapat memonitor kebutuhan pasar.  Menangkap peluang dari problem yang dihadapi industri sehingga menjadi solusi.

Hal tersebut selaras dengan yang dijabarkan Timmer 2004 dalam bukunya Food Security and Economics Growth : An Asian Pespective, pentingnya memahami peran pasar. Pemerintah sebagai peran penting (critical role) dan hubungan antara keduanya menjadi kunci bagi perkembangan ekonomi.

Agen Biostimulan Untuk Pengkayaan Pupuk Ostindo

Lingkungan biofisik bermutu rendah, berisiko merusak lingkungan. Pertanian pada lingkungan baik pun akan mengalami degradsi apabila terus di pacu untuk berproduksi.

Menurunnya produktivitas lahan akan berimbas pada menurunnya produksi hasil pertanian dan perkebunan. Kondisi demikian diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia secara intensif yang telah berlangsung lama.

Upaya mengembalikan kondisi lingkungan dengan daya dukung dan kualitas yang baik, tentu menjadi PR berat. Upaya pengendalian melalui rehabilitasi dan revegetasi lahan terus dilakukan. Solusi cerdas ramah lingkungan dengan memanfaatkan teknologi untuk perbaikan lahan dengan memanfaatkan bakteri fungsional indegenous sebagai agen biostimulan.

Dra. Sri Widawati, periset BRIN sekaligus  penanggung jawab kegiatan, mengungkapkan bahwa agen biostimulan mengandung mikroba yang mempunyai beberapa keunggulan, seperti kemampuan menghasilkan hormon pertumbuhan Indole Acetic Acid (IAA) yang memacu pertumbuhan tanaman, kemampuan menambat nitrogen dan melarutkan fosfat sukar larut menjadi tersedia untuk tanaman, kemampuan mensintesis 1-aminocyclopropane-1-carboxylate (ACC) deaminase yang berfungsi untuk mengurangi jumlah prekursor hormon etilen, melindungi tanaman dari cekaman kebasahan, kekeringan, kadar garam tinggi, dan bakteri/jamur patogen, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman tetap baik. Selain itu juga mampu menghasilkan siderofor yang berperan sebagai senyawa pengkhelat besi dan meningkatkan penyerapan nutrisi.

Tampilan tanaman setelah diaplikasikan agen biostimulan. Foto dokumentasi : Dra Sri Widawati
Tampilan tanaman setelah diaplikasikan agen biostimulan. Foto dokumentasi : Dra Sri Widawati

Lebih lanjut, Ida panggilan akrabnya memaparkan bahwa mikroba tersebut jika diterapkan pada tanaman dapat memiliki fungsi ganda yaitu sebagai agen biostimulan dan biokontrol. Pemanfaatan pupuk penyubur tanah alami yang direkayasa dengan agen biostimulan berbasis mikroba seperti menjadi sebuah alternatif dalam upaya mengembalikan kesuburan tanah, meningkatkan efisiensi penggunaan hara, mempercepat pertumbuhan, pembungaan, pembuahan dan produksi tanaman.

Pengaplikasiannya dapat langsung diberikan sebagai pupuk pada tanaman skala pot dan lapang dengan dosis tertentu yang disesuaikan dengan kondisi kesuburan tanah.

Peluang Itu Berawal Dari Melihat Pasar

Seperti dituliskan Kamajaya (1992), praktik budaya pertanian yang berorientasi pada efisiensi lahan pertanian, telah tersirat dalam tulisan Raden Ngabehi Ranggasutrasna dalam sebuah karya sastra Jawa yakni Serat Centini.

Eko S. Marhentoro selaku Direktur pemasaran PT Anugerah Mustika Ostindo mengisahkan rentang panjang perjalanan kolaborasi yang  telah sejak lama di jalin. Berawal dari produk dari USA bernama Ost di tahun 1989-1990, produk murni pengembangan swasta mulai di rintis. Pemasarannya pun masih berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan pasar. Sejak tahun 1990, nyatanya produk ini dapat didomestikasi di Indonesia. Observasi awal berkomunikasi dengan peneliti mikrobiologi, akhirnya mendapatkan supervisi.  Saat ini bahkan telah mampu memproduksi sendiri.

Salah satu produk yang telah ditambahkan agen biostimulan untuk pengkayaan pupuk organik pembenah tanah. Foto dokumentasi : Dra. Sri Widawati
Salah satu produk yang telah ditambahkan agen biostimulan untuk pengkayaan pupuk organik pembenah tanah. Foto dokumentasi : Dra. Sri Widawati

Eko mengungkapkan pula kekhawatirannya terhadap dampak El Nino. Dalam benaknya tersirat untuk turut berkontribusi dalam upaya mitigasi akan imbas kekeringan yang panjang. Ikhtiarnya mengupayakan produk-produk pupuk yang dikembangkannya dapat di perkaya mikroba-mikroba dari strain lokal, namun adaptif terhadap kondisi ekstrim.

Pengaplikasian produk pada tanaman perkebunan. Foto dokumentasi : Dr. Novik Nurhidayat
Pengaplikasian produk pada tanaman perkebunan. Foto dokumentasi : Dr. Novik Nurhidayat

"Dr Novik Nurhidayat, salah satu peneliti merekomendasikan dua strain yang baru dirilisnya, salah satunya yakni jenis Streptomyces yang diiisolasi dari kawah salah satu gunung berapi. Strain tersebut mampu membantu pertumbuhan tanaman di tanah berbatu miskin hara. Strain tersebut lalu diujikan pada tanaman kelapa sawit di tanah berpasir selama 3 tahun. Hal ini dilakukan untuk memastikan produknya memberikan manfaat. Hasilnya ternyata menggembirakan. Penandatangan lisensi pun akhirnya disepakati perusahaan dengan LIPI kala itu. Bahkan saat ini, kerjasama dengan BRIN merambah pada produk hortikultura yang memberikan nilai tambah pada kegiatan tumpang sari dalam industri perkebunan kelapa sawit. Melalui pemanfaatan agen biostimulan, diharapkan dapat memberikan value dari output produk yang dihasilkan". Papar Eko. (MKR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun