"Kegiatan riset diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil pertanian. Â Pelibatan kampus dan mitra industri juga sangat penting, untuk berkolaborasi dalam upaya mengoptimalkan potensi mikroba untuk mengembalikan kondisi tanah," ungkap Fathoni.
Dalam paparannya, Dr. Rahayu Fitriani Wangsa Putrie, M.Si sebagai narasumber pada kegiatan tersebut, menjelaskan bila kondisi cekaman kekeringan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
Mensitir Situation Report Drought in Indonesia tahun 2022, Rahayu menerangkan bila Indonesia sangat rentan terhadap cekaman kekeringan.Â
Dari luasan dataran Indonesia sekitar 188,20 juta hektar, hanya 65,24 % yang sesuai untuk area pertanian. Dan dari prosentase tersebut, 86,19 % hektar termasuk lahan kering.
Lebih lanjut, Rahayu mengungkap fenomena tanaman yang mampu tumbuh pada lahan yang ekstrim.Hal tersebut terjadi akibat adanya mekanisme yang kompleks.Â
Faktor lingkungan menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap daya adaptasi tanaman. Selain itu, faktor mikrobial dan respon imun tanaman juga turut berpengaruh terhadap kemampuan nya bertahan terhadap lahan marginal.
"Peran mikrobiom tanaman sangat berpengaruh terhadap toleransi tanaman terhadap kondisi lingkungan.Â
Adanya bakteri endofit yang berada dalam jaringan tanaman atau dalam bahasa biologi umum dikenal sebagai mikroba endofitik tanaman dan juga bakteri simbion di area perakaran, berpotensi menghasilkan faktor-faktor kunci toleransi kekeringan.Â
Hal ini sangat menunjang daya adaptasi tanaman inang. Selain itu, dalam bidang pertanian, keberadaan mikroba endofit dan rhizobacteria di area perakaran, nyatanya sangat bermanfaat karena mampu membantu meningkatkan "survival" tanaman dalam cekaman lingkungan.Â