Mohon tunggu...
Melani Kurnia Riswati
Melani Kurnia Riswati Mohon Tunggu... Penulis - Humas Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN

Menyenangi kegiatan alam bebas, membaca dan menulis. Edukator dan pendamping komunitas lingkungan. Saat ini bertugas sebagai Humas Ahli Muda BRIN.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

BRIN Dorong Industri Mendongkrak Produktivitas Hutan Tanaman

16 Juli 2023   21:17 Diperbarui: 16 Juli 2023   21:43 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim BRIN beserta tim PT Arara Abadi. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati

Orientasi akan nilai produk hasil hutan secara optimal, menuntut kegiatan produksi yang tinggi. Kegiatan eksploitasi hutan yang berkepanjangan berimbas pada penurunan produktivitas hutan alam. Sementara, permintaan akan kebutuhan dengan ketersediaan kayu sudah tak imbang lagi.

Untuk mengurangi tekanan terhadap kelestarian hutan alam dan meningkatnya permintaan akan bahan baku bubur kayu dan kertas, keberadaan hutan tanaman menjadi tumpuan. Karena kemampuannya dalam memproduksi kayu dalam jumlah besar, cepat dan berkelanjutan.  Penggunaan materi tanaman unggul hasil pemuliaan, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan mutu tegakan yang dihasilkan.

Saat ini, pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) menitikbertakan pada pembangunan hutan berbasis perhutanan klon. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan produktivitas tegakan yang optimal sehingga lebih menguntungkan. Klon hasil seleksi yang telah teridentifikasi sifat genotifnya yang unggul diperbanyak. Fenotip yang seragam diasumsikan dapat memberikan hasil produksi yang lebih baik.

Dalam kegiatan pengembangan industri kehutanan di Indonesia,  Eucalyptus telah menjadi andalan sebagai bahan baku pulp (bubur kertas). Berbagai pemanfaatan lain pun berupa mebelair, pembuatan vinir, bahan kontruksi plywood dan kayu bahan gergajian.

Sebagai perusahaan yang memiliki visi berkelas dunia yang mempraktekkan pengelolaan hutan lestari, dengan mengembangkan hubungan sosial yang harmonis, layak secara ekonomi dan ramah lingkungan, PT Arara Abadi yang dipayungi Sinarmas Forestry terus meningkatkan upayanya.

PT Arara Abadi (PT AA) yang memiliki luas 300 ribu hektar merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan hutan tanaman industri. Dalam melaksanakan aktivitasnya, produktivitas tinggi menjadi tuntutannya. Oleh karena itu, membangun performance menjadi sebuah hal yang penting. Hal tersebut diwujudkan melalui penguasaan teknologi dengan mengembangkan klon unggul, manajemen hama penyakit tanaman, teknik silvikultur yang tepat dan meminimalkan resiko kegagalan. Hal tersebut dinyatakan Eddie Haris MZ, selaku Direktur PT AA.

Untuk mewujudkan upaya tersebut, BRIN turut memberikan dukungan dalam bentuk kajian riset. Sinergi tersebut dikuatkan dalam sebuah jalinan kerja sama. Nota kesepakatan di tandatangani antara Pusat Riset Mikrobiologi Terapan-BRIN dengan PT Arara Abadi pada Rabu, (12/7) di Perawang, Pekanbaru-Riau.

Sinergi yang telah terikat melalui perjanjian kerja sama. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.
Sinergi yang telah terikat melalui perjanjian kerja sama. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan -- BRIN, Iman Hidayat, PhD. Dalam arahannya, Iman menegaskan akan pentingnya keberlanjutan.

"Banyak potensi yang dapat dikembangkan dari kerja sama ini, terutama demi sustainability. Salah satunya terkait carbon footprint dalam supply chain bisnis pulp and paper. Hal tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pemanfaatan biodiversitas yang berkelanjutan untuk mendukung program Net zero Emission". Pungkas Iman.

Kepala Pusat Mikrobiologi Terapan, Dr. Ahmad Fathoni  M.Eng, juga menambahkan akan pentingnya pencarian jenis baru, bioprospeksi dan kegiatan konservasi.

"Transformasi riset berbasis data akan menjadi prioritas di skala nasional. Kegiatan akuisisi keanekaragaman hayati dan data genom dengan memanfatkan sumber daya lokal dapat dilakukan secara bersinergi dengan pihak mitra industri." Tandas nya.

 

Mendongkrak Produktivitas Melalui  Strategi Pemuliaan 

Dalam upaya optimalisasi potensinya, dukungan kegiatan silvikultur dan pengelolaan yang terintegrasi menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Perbanyakan tanaman menjadi kegiatan yang sangat berperan penting. Tak hanya sebagai penyediaan materi, namun juga dalam serangkaian riset dan kebutuhan bagi penanaman secara komersial. Dan dalam proses produksi bibit unggul, informasi yang tepat terkait teknik perkecambahan dan pemeliharaan menjadi kunci.

Kegiatan peninjauan ke area pembibitan PT Arara Abadi. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.
Kegiatan peninjauan ke area pembibitan PT Arara Abadi. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.

Secara alami, tanaman Eucalyptus tumbuh pada habitat arid (tandus). Dijumpai tumbuh tersebar di Australia, Filipina, Papua New Gunea dan Papua (Indonesia). Marga Eucalyptus meliputi 700 jenis. Namun dalam pengembangan hutan tanaman industri, jenis Eucalyptus pellita yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia asal Papua, yang telah dikembangkan secara massal. 

Hal ini didasarkan pada berbagai keunggulan yang dimilikinya, antara lain : cepat tumbuh, berbatang tunggal, lurus dan tidak berbanir, bebas cabang, mampu beradaptasi serta tahan terhadap serangan hama penyakit. Kemampuannya dalam rotasi yang pendek dengan produktivitas yang tinggi sehingga memiliki nilai ekonomi yang cukup diperhitungkan.

Dalam pengelolaan hutan tanaman industri, peran pembibitan menjadi sangat krusial. Sebagai garda depan dalam penyedia bibit secara massal. Dalam proses pengembangbiakannya, tentu tidak lepas dari sentuhan teknologi sehingga menghasilkan bibit terpilih yang berkualitas dan berkelanjutan.

Tak dapat dipungkiri bila Divisi Riset dan Pengembangan memiliki peran  kunci dalam memberikan dukungan penyediaan material unggul. Salah satu nya nursery yang dikembangkan PT Arara Abadi yang merupakan bagian dari Sinarmas Forestry. Berlokasi di Perawang Riau, nursery berteknologi maju ini memiliki kapasitas produksi 8 juta bibit per tahun dari luas pembibitan 4 hektar.

Kegiatan pemuliaan telah menciptakan klon bibit yang memberikan hasil pulp yang bagus dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Melalui kegiatan persilangan yang terkendali, sifat-sifat unggul yang diharapkan digabungkan, sehingga ekspresinya akan muncul pada keturunannya.

Aktivitas persilangan yang telah dilakukan PT Arara Abadi. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.
Aktivitas persilangan yang telah dilakukan PT Arara Abadi. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.

Persilangan dilakukan dari spesies yang sama (intra spesies) dan dari spesies yang berbeda (inter spesies). Tahapan evaluasi kemurnian genetik selanjutnya dilakukan melalui uji biomolekuler. Analisis tersebut tak hanya membantu proses seleksi tanaman secara cepat, namun memberikan hasil akurat.

Dukungan BRIN melalui kegiatan bio molekuler diharapkan dapat mendukung kegiatan seleksi materi genetik yang memunculkan berbagai keunggulan sifat. Tak hanya memilah klon yang memilki karakter tumbuh yang cepat, hasil serat yang berkualitas, juga identifikasi hama penyakit tanaman.

Ir. Albertus Bambang Herdyantara selaku Program Leader Division Forest Improvement menjelaskan bila pembibitan harus mampu secara berkeinambungan menyediakan klon yang berkualitas unggul dalam satu siklus masa panen (lima tahun). Sistem perbanyakan dilakukan melalui kultur jaringan ataupun stek pucuk.

Kunjungan ke lab kultur jaringan. Foto dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.
Kunjungan ke lab kultur jaringan. Foto dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.

"Secara operasional, untuk Eucalyptus dan Acacia yang dikembangkan hingga mill gate 29 m3/ha/tahun. Angka tersebut melewati standar nasional yang menetapkan 20 m3/ha/tahun." Ungkap Bambang.

Melihat secara langsung proses pembuatan kertas. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati
Melihat secara langsung proses pembuatan kertas. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun