Mohon tunggu...
Melani Kurnia Riswati
Melani Kurnia Riswati Mohon Tunggu... Penulis - Humas Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN

Menyenangi kegiatan alam bebas, membaca dan menulis. Edukator dan pendamping komunitas lingkungan. Saat ini bertugas sebagai Humas Ahli Muda BRIN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyelami Spirit Riset Masa Lalu Dalam Perayaan 250 Tahun Reinwardt

11 Juni 2023   23:31 Diperbarui: 11 Juni 2023   23:42 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Reinwardt di Kebun Raya Bogor sebagai tanda mengenang jasanya. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.

Nama besar Raffles bisa jadi cukup kuat melekat dalam benak masyarakat Indonesia. Hingga ada anggapan bahwa Raffles lah pendiri Kebun Raya Bogor.  Informasi yang termuat dalam buku pelajaran sekolah, celaka nya turut menguatkan. 

Padahal informasi tersebut jelas keliru. Adalah Caspar Georg Carl Reinwardt seorang yang sangat berperan besar dalam membangun pondasi kuat, merintis pendirian sebuah lembaga ilmiah tersebut. 

Ahli botani Belanda namun berasal dari Jerman. Lahir pada 7 Juni 1773. Sebagai seorang mahaguru sejarah alam di Universitas Harderwijk, minat nya pun kuat pada bidang geologi dan kimia.

Dalam sebuah diskusi yang dilakukan secara hibrid (luring dan daring) di awal Juni mengenang 250 tahun kelahiran nya, terkuak rentetan sejarah dalam perkembangan pelestarian flora dalam lingkup kebun raya. Menampilkan tiga narasumber yang berkisah akan peran sang ilmuwan dalam  upaya konservasi.

Narasumber dalam kegiatan mini seminar. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.
Narasumber dalam kegiatan mini seminar. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.

Narasumber dari periset senior yakni Dr. Irawati dan Prof. Didiek Widyatmoko mengulas betapa peran besar nya bagi perkembangan kebun botani. Terutama kelembagaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan peran kebun raya bagi kepentingan ekonomi.

Sementara itu, Alex Sumadijaya, D.Phil mengulas riset kontemporer yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan koleksi spesimen herbarium yang telah dirintis peneliti di masa lalu. Riset lebih lanjut dan mendalam tentu akan dapat menguak berbagai manfaat. 

Memang tidak banyak ulasan tentang kehidupan pribadi nya, selain karya. Namun tinggalan  dalam bentuk kebun botani yang telah berusia lebih dari dua abad tentu menjadi istimewa, terutama bagi ilmuwan.

Periset yang hadir secara luring. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.
Periset yang hadir secara luring. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.

 

Misi Ilmiah Dalam Spirit Penjelajah

Kemolekan alam dan popularitas akan kekayaan flora fauna Indonesia yang mendunia, telah sejak lama menjadi magnet para penjelajah dan petualang alam untuk mengarungi rimba raya nusantara. Narasi Darwin yang tertuang dalam The Malay Archipelago tambah menegaskan.  Tak ayal, para naturalis Belanda terus mengalir berdatangan.

Peneliti dari berbagai negara se-olah berlomba untuk menguak potensi kekayaan hayati Indonesia. Dan menikmati panorama alam nan indah. Eksplorasi dengan melakukan kegiatan koleksi menjadi hal yang tak dilewatkan. 

Catatan perjalanan ataupun jurnal bermunculan. Karya-karya tersebut tentu menjadi berharga karena memuat historiografi seputar alam Indonesia.

Sejak abad ke 18 arah penjelajahan mulai berubah, perdagangan dan penaklukan sudah tidak lagi menjadi motif utama penjelajahan. Hal ini karena sebagian wilayah dunia telah ditemukan oleh penjelajah Eropa. 

Petualang baru adalah kaum ilmuwan. Keingintahuan ilmiah mendorong para avonturir melakukan sejumlah ekspedisi paling nekat. Dari mereka yang bernyali besar, berbagai contoh tumbuhan dan hewan pun meluncur ke Eropa. Tak hanya itu, penemuan ilmiah dari rahasia alam mulai terkuak.

Imperium Belanda kala itu mengalami kelesuan perang. Ideologi kolonial pun mulai pindah haluan. Mereka mulai menggantungkan harapannya kepada ilmuwan. Salah satunya membuat strategi dengan membentuk lembaga percontohan berupa kebun botani. Menggaet para naturalis untuk meneliti. Dan membuat kebun percobaan tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan Hindia Belanda dalam kawasan Indonesia. Tujuannya sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan demi kepentingan ekonomi.

Sumbangan Reinwardt Bagi Perkembangan Pengetahuan 

Setelah Inggris menyerahkan Hindia Belanda, Raja Willem I membentuk sebuah komisi yang saat itu di pimpin Baron van der Capellen. Dalam jawatan tersebut diperlukan seorang ahli yang mampu memberikan wawasan ilmiah terkait bidang perkebunan, kedokteran dan pendidikan. 

Pilihan pun jatuh pada Reinwardt. Seorang pejabat tinggi dipusat pemerintahan sebagai Direktur Urusan Pertanian dan Ilmu Pengetahuan diJawa dan pulau-pulau sekitarnya. Perjalanan nya pun dimulai pada 1815.

27 April 1816, ia tiba di Batavia. Tugasnya melengkapi pengetahuan praktis berbagai aspek infrastruktur dan penyelidikan ilmiah yang diperlukan Belanda. Berkas dalam bentuk pertanyaan terkait sumber daya manusia, kekayaan alam, keadaan pertanian, kehutanan, flora, fauna, perdagangan, kesenian dan lainnya. Data awal tersebut yang kemudian menjadi sebuah monografi. Bahan bagi kegiatan eksploitasi Hindia Belanda dalam bidang biologi, pertanian dan kehutanan.

Keilmuan dalam ilmu hayati, kedokteran, ilmu kimia dan pengetahuan terkait tanaman berkhasiat menjadikannya memiliki pengetahuan, pandangan dan integritas yang dimiliki seorang Reinwardt. 

Pada 15 April 1817, sang visioner menyampaikan gagasan nya pada Gubernur Jenderal Baron van der Capellen untuk mendirikan kebun botani. Alasan praktis nya agar dapat memajukan ilmu pengetahuan terutama pertanian dan pengobatan. 

Harapannya pun terkabul. 18 Mei 1817 ayunan cangkul pertama menjadi tanda pendirian kebun botani dalam kawasan Bogor. 'sLand Plantentuin te Buitenzorg kemudian menjadi nama yang disematkan.

Ragam koleksi tumbuhan di area jalan Kenari Kebun Raya Bogor. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.
Ragam koleksi tumbuhan di area jalan Kenari Kebun Raya Bogor. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.

Kegiatan penelitian pertanian pun mulai dikembangkan dalam kawasan Indonesia. Aktivitas penjelajahan terus dilakukannya pada banyak kawasan terutama pegunungan Indonesia. 

Tak hanya koleksi hidup tumbuhan, Ia pun menghimpun spesimen untuk menguatkan basis data herbarium.Kebun dan herbarium kemudian melejit. Bogor menjadi pusat penelitian botani yang terkenal dalam kawasan Malesia.

Selama masa tugasnya, koleksi tumbuhan terus dikumpulkan dalam setiap ekspedisi yang dijalaninya ke berbagai daerah. Tercatat 900 koleksi tumbuhan yang sudah ditanam selama rentang 5 tahun. Dan dianggap berhasil dalam peran yang diembannya. 

Tak hanya memberikan sumbangsih bagi pengetahuan, informasi dasar yang terkumpul menjadi acuan dalam penelitian dan eksploitasi pembangunan koloni Hindia Belanda.

Patronasi Kebun Raya Bagi Masa Depan Pertanian

Sudah menjadi fakta bila kebun botani Bogor menjadi cikal bakal telaah biologi dan pertanian Indonesia. Kegiatan pengkajian sederhana dalam kebun botani diawali tahun 1817. 

Dalam rentang 1817-1942 bahkan telah terbentuk tiga lembaga yang kemudian menjadi tonggak sejarah penelitian pertanian. Tiga lembaga tersebut yaitu : Kebun Raya Bogor, Kebun Budidaya Tanaman Cikeumeuh untuk tanaman industri dan Balai Besar Penelitian Pertanian. Lembaga penelitian lainnya pun selanjutnya tumbuh menjamur.

Mengusung penelitian murni dan riset terapan daerah tropika, Kebun Raya berkembang pesat . Kiprah nya sebagai lembaga ilmiah bahkan dikenal baik di tingkat nasional maupun internasional. Tak ayal, para ilmuwan dari berbagai negara berdatangan untuk mengadakan penelitian baik flora, fauna bahkan jasad renik daerah tropika.

Reputasi ilmiah yang terbangun di kebun raya, dilanjutkan direktur penerus nya. Bogor pun menjelma sebagai pusat pengetahuan botani. Para peneliti tamu dibentangkan dengan kekayaan tropis yang siap menyambut siapapun untuk melakukan kajian. 

Kesempatan ini, tentu tak disia-siakan para ilmuwan. Untuk melayani kebutuhan mereka,  laboratorium ilmiah pun dibangun. Berbagai ulasan akhirnya terbit dalam jurnal internasional dan memancing ilmuwan lain untuk datang.

Laboratorium Treub, saksi bisu wahana peneliti melakukan kajian riset. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.
Laboratorium Treub, saksi bisu wahana peneliti melakukan kajian riset. Foto dokumentasi : Tatang Rohana.

Kebun Raya pun makin menunjukkan arah pengembangan riset nya. Tugasnya sebagai institusi maupun mandat dalam menjalankan kemajuan kegiatan riset pertanian Indonesia. 

Mandat dan tugas penelitian di Kebun Raya pada awalnya tidak terikat pada disiplin ilmu. Bahkan tercatat pula dalam misinya, kebun botani memiliki target utama mendapatkan hasil pertanian termasuk juga pengobatan.

Sejalan dengan perkembangan mandat yang diembannya, kegiatan penelitian makin jelas mengarah pada ilmu-ilmu dasar fisiologi dan morfologi. Seiring dengan perkembangan institusi dan tugas pokok serta fungsi nya yang dituntut mendesak saat itu, terungkap kegiatan-kegiatan berupa pemanfaatan tumbuhan obat tradisional, pengumpulan tumbuhan dan data ilmu pengetahuan serta registrasi tanaman.

Lahir Pula Sekolah Pertanian

Saat pengangkatan nya, undang-undang pendidikan umum dikeluarkan. Setahun kemudian pada 1819 dengan instruksi umum untuk sekolah-sekolah. Juga telah diperintahkan untuk memperbaiki sekolah-sekolah dalam koloni dengan prinsip-prinsip yang berlaku sesuai aturan Belanda. Bahasa pengajaran dan kurikulum yang diterapkan dibentuk untuk melayani kebutuhan penduduk asal Eropa.

Pada awal abad ke-20, pemerintah Hindia Belanda merasa perlu mendirikan sekolah yang dapat menguntungkan kepentingan mereka. Sekolah tersebut terutama untuk kaum pribumi. 

Bidang pendidikan khususnya kejuruan menjadi prioritas. Salah satu sekolah pertanian menengah atas  (Middelbare Landbouw School) didirikan. Sekolah tersebut guna meningkatkan kebutuhan tenaga kerja profesional pertanian.

Serupa Tapi Tak Sama

Wajah yang bukan Reinwardt. Foto dokumentasi : Ayi Doni Darussalam
Wajah yang bukan Reinwardt. Foto dokumentasi : Ayi Doni Darussalam

Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, melekat nama berbagai nama spesies tumbuhan ataupun hewan. Juga menjadi nama sebuah jurnal ilmiah dan nama sebuah akademi yang berhubungan dengan museum, warisan budaya dan sekolah seni di Amsterdam. Dan di Kebun Raya Bogor, sebuah tanda peringatan dibangun. Terletak persis di sisi kolam gunting belakang istana Bogor. 

Mirisnya,  raut yang terpatri dalam monumen tersebut bukanlah wajah sang pendiri kebun raya, melainkan rupa seorang ahli burung .(MKR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun