Orang bilang, bahagia itu sederhana. Entah sesederhana apa. Saking sederhananya gue gak bisa nyimpulin sederhana itu kaya apa.
Ada juga orang bilang, kalo mencintai seseorang itu harus dengan sederhana. Bahkan gue gak pernah tau sederhana dalam mencintai kaya apa. Kalo kata Om Sapardi Djoko Damono, “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan, awan kepada hujan yang menjadikannya tiada." Seperti itukah sederhana.
Kalo gue telaah dari kicauan temen gue waktu itu, "Sederhana…Seperti itulah caraku mencintaimu…". Emmm boleh tanya gak sederhananya kaya apa? Bahkan ketika lo bisa deskripsiin itu, itu artinya sederhana adalah sesuatu yang paling gampang digambarin.
Bicara soal sederhana dalam cinta. Apa iya sederhana itu kaya lu bisa terima dia dalam keadaan dia yang bahagia, atau dalam keadaan seperti apapun? gue gak pernah tau itu.
Boleh gak, kalo gue bilang sederhana itu saat lu terima apa adanya pasangan lu, busuk-busuknya deh. Entah dia pernah jarang mandi, tingkahnya alay akut, ato hobi hangout bareng ganknya yang super duper gaulz itu? Sederhana bukan? Dan saat lo bahagia bisa sama dia, lo bisa simpulin bahwa bahagia itu sederhana.
Mungkin ini agak rumit gue mengerti. Bahwa hakekatnya kesederhanaan adalah keindahan. Mungkin gue bisa percaya itu. Dan saat lo bisa bahagia sama apapun yang lo punya, maka lo adalah orang yang paling pinter bersyukur, karena dari kesederhanaan, lo bisa dapetin kebahagiaan.
Mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H