Mohon tunggu...
Kadjiro
Kadjiro Mohon Tunggu... Lainnya - Pedagang

Seorang introvert yang hobi bermain mobile legend dan menulis blog sebagai sarana untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Hidup Memaksa Kita untuk Bersabar

16 Juli 2022   23:17 Diperbarui: 16 Juli 2022   23:21 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sayap sebelah kanan syukur. Sayap sebelah kiri sabar," kata beliau.

Jika salah satu dari saya itu patah maka manusia akan "jatuh".

Buya Hamka membuat perumpamaan yang sangat bagus dan masuk akal. Ia mengumpamakan syukur dan sabar dengan dua sayap burung. Yang saling melengkapi untuk dapat terbang tinggi. Bila salah satu sayap rusak atau hilang maka burung akan terjatuh.  

Begitu juga dalam menjalani hidup. Syukur dan sabar harus berjalan bebarengan. Bila salah satunya hilang. Maka kehidupan menjadi tidak seimbang. Disitu penderitaan akan muncul. 

Kata filsuf 

Filsuf yanani kuno epictetus memberikan gambaran yang benar tentang rasa syukur. 

"Menurutnya rasa syukur adalah ketika kita menerima apa yang ada didepan mata kita. bukan diluar diri apalagi jauh dari jangkauan diri"

Ia mengibaratkan , ada seorang pelayanan pada jamuan makan membawa makanan melewati kita. Apabila pelayanan memberikanya, kita terima . Bila tidak, biarkan saja tanpa perlu memanggilnya, apalagi berlari mengejarnya. Kita cukup mennggunya sampai pelayanan itu menaruhnya dihadapan kita.

Bersyukur itu tentang pengamatan apa yang tersedia dihadapan kita, bukan pada diri orang lain. apalagi yang jauh dari jangkauan kita. 

Spiritualitas timur 

Filosofi Zen megajarkan kita untuk menerima apapun kondisi disaat ini ( syukur) Entah itu menyenangkan atau tidak. Kita rasakan saja perasaan itu tanpa penolakan. Karena pikiran atau perasaan itu sifatnya berubah ubah ia datang dan pergi. Kita hanya perlu menyadari kedatangan dan kepergiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun